Tuesday, January 29, 2008

ObAma DuKunG IsRael, ToLak Hak PenGunGsi PaLesTina

Kandidat Presiden AS dari Partai Demokratik Senator Barak Obama menyatakan dukungannya atas keberlangsungan negara Zionis Israel. Di sisi lain, ia meminta para pengungsi Palestina untuk melupakan keinginannya pulang ke tanah air mereka di Palestina.

Obama dalam wawancara dengan surat kabar Israel The Jerusalem Post edisi Selasa (29/1) mengatakan bahwa hak kembali bagi pengungsi Palestina bukan opsi dalam arti yang sesungguhnya. Ia juga menyatakan bahwa Palestina tidak bisa mewujudkan keinginan yang terpendam sekian lama untuk menjadi negara independen kecuali jika Israel benar-benar aman.

"Kita tidak bisa bergerak maju sampai ada keyakinan bahwa Palestina mampu menyediakan aparat keamanan yang bisa mencegah serangan-serangan terhadap wilayah Israel, " kata Obama seraya menegaskan bahwa Israel harus tetap menjadi negara "Yahudi."

Pernyataan Obama serupa dengan pernyataan Presiden George W. Bush dalam rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah awal bulan Januari kemarin. Dalam tiap pernyataannya, Bush berulang kali mengatakan bahwa Israel "adalah kampung halaman bangsa Yahudi."

Ini bukan kali pertama Obama, termasuk rivalnya Hillary Clinton, melontarkan pernyataan yang berpihak pada Israel untuk merebut suara dari kalangan Yahudi AS yang jumlahnya sekitar 2 sampai 3 persen dari total jumlah pemilih. Pekan kemarin, Obama menyerukan Bush untuk tidak mengesahkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang isinya mengecam blokade Israel terhadap 1, 6 juta warga sipil di Jalur Ghaza.

Obama juga mengkritik kampanye yang menjelek-jelekkan orang Yahudi dan ia membantah tuduhan bahwa ia memiliki latar belakang seorang Muslim. Menurutnya, tuduhan itu palsu. "Saya tidak pernah menganut agama Islam. Saya dibesarkan oleh seorang ibu yang menganut paham sekular dan saya adalah seorang Kristen yang aktif serta menjadi anggota jamaah agama Kristen, " tukas Obama.

Pada The Jerusalem Post Obama mengatakan bahwa ia membicarakan masalah ini secara pribadi dengan komunitas Yahudi, agar komunitas itu bisa mendengar langsung penjelasannya dan agar komunitas Yahudi tahu bahwa ada hubungan yang dalam dan komitmen yang kuat terhadap komunitas Yahudi. [eramuslim/iol]

RiNgAnKaN BeBan PaK HaRto, TunTaSkan KaSus PerDaTa

Di tengah upaya mengusut kasus perdata Soeharto, jend Bagaimana kasus perdatanya? Bagaimana tanggung jawab keluarga? Inna lillahi wainna ilaihi raaji’uun. Setelah menginap di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sejak 4 Januari 2008, untuk mendapat perawatan, akhirnya Allah menentukan takdirnya kepada mantan Presiden Soeharto. Jenderal besar yang pernah berkuasa eral besar ini meninggal.selama 32 tahun pada masa Orde Baru itu pun menghembuskan nafas terakhir pada Ahad (27/1/2008) pukul 13.13 WIB.

Ucapan bela sungkawa pun datang dari sejumlah pejabat negara, pemimpin negara asing, koleganya, tokoh yang berseberangan, para ulama, dan sejumlah pejabat dan tokoh di daerah. Sementara suasana lengang tampak di RSPP, tempat Soeharto dirawat. Bendera setengah tiang pun berkibar di depan Istana Negara, sejumlah instansi pemerintah dan swasta di sepanjang jalan utama ibukota. Presiden SBY mengumumkan hari berkabung nasional selama tujuh hari atas meninggalnya Pak Harto.

Di Bandung Gubernur Jabar Danny Setiawan mengintruksikan masyarakat Jabar untuk mendoakan Pak Harto. Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz meminta untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama hari berkabung nasional, mulai hari Ahad sampai 2 Februari. Beberapa gubernur juga memberikan imbauan yang sama kepada warganya.

Pemakaman Soeharto diberlangsungkan Senin, (28/1) di Astana Giribangun, Karanganyar, Solo. Ia dimakamkan di samping makam istrinya Tien Soeharto.

Soeharto tutup usia pada umur 86 tahun. Ia lahir di Kemusuk Argo Mulyo 8 Juni 1921. Dilantik sebagai Presiden pada tanggal 27 Maret 1968, dan berkuasa hingga 32 tahun, sebelum akhirnya lengser pada 1998 oleh gelombang demonstrasi mahasiswa.

Soeharto menikah dengan Suhartini dan memiliki enam orang anak. Yaitu Sigit Harjodjudanto, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi (Titik), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

Baik Buruk

Jenderal besar itu kini telah tiada. Meski sebagian masyarakat telah memberikan maaf, namun tidak menghilangkan sisi gelap Pak Harto, baik terkait pidana (pelanggaran HAM) maupun perdata (korupsi dll). Amien menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus belajar dari kesalahan Soeharto. Soeharto itu memiliki kebaikan dan kekurangan. “Yang baik ditiru yang jelek ya dibuang,” ujar Amien. Mantan ketua MPR ini mengatakan, kesalahan Soeharto di masa kepemimpinannya juga akibat situasi yang saat itu memungkinkannya untuk melakukan kesalahan. “Semua kalangan, baik akademisi, ilmuwan, ulama, dan partai tidak pernah ada yang membantah kesalahan Soeharto, saya kira ini kesalahan kolektif,” tandasnya.

Ismail Yusanto, Jubir HTI mengatakan sebagai muslim, tentu umat Islam berdoa untuk Pak Harto sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW. “Kita tentu hanya bisa berdoa sesuai yang diajarkan rasulullah. Allahumagh firlahu warhamu wa’afihi wa’fu ‘anhu,” ujarnya. Sewajarnya juga umat Islam juga mendoakan agar Pak harto mendapat Jannah (surga), segala amal kebaikannya diterima dan kesalahannya diampuni Allah.

Meninggalnya Pak Harto, tentu saja membuat kasus hukumnya yang menyangkut pidana atau terkait kejahatan kemanusiaan selesai. Menurut Ismail, itu sangat disayangkan, karena ia belum mendapat hukumannya di dunia. “Padahal itu salah satu jalan untuk meringankan bebannya di akhirat kelak,” ujarnya. Kini yang tersisa dari Pak Harto adalah kasus perdatanya. Kasus perdata inilah yang barangkali akan menjadi beban buat Pak Harto. “Itu akan menjadi bebannya di akhirat jika pihak keluarga yang ditinggal tidak menyelesaikan kasus ini,” ujar Ismail. [pd/www.suara-islam.com/28/01/2008]

How the Khilafah aided the Irish during the famine of 1845

 In 1845, the onset of the Great Irish Famine resulted in over a million deaths. Ottoman Sultan Khaleefah Abdul-Majid I declared his intention to send 10,000 sterling to Irish farmers but Queen Victoria requested that the Sultan send only 1,000 sterling, because she had sent only 2,000 sterling herself. The Sultan sent the 1,000 sterling but also secretly sent 3 ships full of food. The English courts tried to block the ships, but the food arrived in Drogheda harbor and was left there by Ottoman Sailors. Due to this the Irish people, especially those in Drogheda, are friendly to the Turks.

(Note, in 1845, the 10,000 pounds dedicated to the Irish from the Sultan would be worth approximately 800,000 pounds today, that is $1,683,280 US Dollars.On the other hand, the Queen gave the equivilant of 160,000 pounds today or 336,656 US Dollars)

The
Osmanli Traveller blog has copied to text a writeup by a Christian Priest who wrote about the Sultan of the time in his travelogue. His account mentions this incident briefly. What is interesting is that without knowing of the secret sending of the ships, the priest was already impressed with the character of the Sultan in his response to the Queen.

On the Character of Sultan Abdul-Majid Khan, by the Rev. Henry Christmas M.A. (Christian Priest) written in 1853: ‘One or two anecdotes will put his character in its true light. During the year of famine in Ireland, the Sultan heard of the distress existing in that unhappy country; he immediately conveyed to the British ambassador his desire to aid in its relief, and tendered for that purpose a large sum of money.

It was intimated to him that it was thought right to limit the sum subscribed by the Queen, and a larger amount could not therefore be received from his highness. He at once acquiesced in the propriety of his resolution, and with many expressions of benevolent sympathy, sent the greatest admissible subscription.It is well known that his own personal feeling dictated the noble reply of the divan to the threatening demands of Austria and Russia for the extradition of the Polish and Hungarian refugees.

"I am not ignorant," was his reply, "of the power of those empires, nor of the ulterior measures to which their intimations point; but I am compelled by my religion to observe the laws of hospitality; and I believe that the sense and good feeling of Europe will not allow my government to be drawn into a ruinous war, because I resolve strictly and solemnly to adhere to them."

This is the true spirit of Christianity, and there is more it in the Mohammedan Sultan of Turkey, than in any or all of the Christian princes of Eastern Europe.'

Reference:
"The Sultan of Turkey, Abdul Medjid Khan: A Brief Memoir of His Life and Relign, with Notices of The Country, its Navy, & present Prospects" by the Rev. Henry Christmas, M.A., 1853

Also note, this generosity and compassion occurred during the time of the supposed ‘downfall' of the Ottoman empire according to Western history books, and Sultan Abdul Majid in himself is not counted as one of the greatest of Ottoman Sultans.

A simple examination of the events surrounding this engagement will open anyone's eyes to the high station of the character of Khaleefah's combined with their skillful ability to traverse political waters to achieve moral, Islamic ends. How many more secret missions remain yet to be uncovered?

Friday, January 25, 2008

InTeLiJeN AS BeRaMbiSi SaDap LaLu LinTas IntErnet DuNia

Intelijen Amerika Serikat (AS) ingin mengawasi seluruh trafik internet, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini terkuak dalam sebuah proposal yang diajukan oleh Mike McConnel, Direktur National Intelligence yang membawahi lembaga-lembaga intelijen AS.
Menurut McConnel, salah satu alasannya adalah karena serangan cyber ke bank-bank AS dianggap akan lebih berbahaya secara ekonomi daripada serangan yang dilancarkan teroris. Bahkan, dilansir dari p2pnet, McConnel mempercayai dampaknya akan lebih gawat dari tragedi 9/11.
Alhasil, pria yang juga penasehat keamanan Presiden George Bush ini pun mengatakan, perlu mengenyampingkan urusan privasi demi masalah keamanan. Proposal itu sendiri rencananya ditujukan untuk melengkapi draft peraturan US Cyber Security Policy.

Dilaporkan, kebijakan ini akan membuat intelijen mempunyai otoritas memeriksa konten semua e-mail, transfer file ataupun pencarian web di dunia maya. Meski demikian, McConnel mengakui bahwa pengajuan peraturan tersebut memang akan sulit disetujui oleh dewan legislatif, namun ia tetap bersikeras hal itu penting untuk dilakukan.

Pengawasan lalu lintas telekomunikasi oleh pemerintah AS bukanlah berita baru. Seorang pekerja operator seluler AT&T, Mark Klein, bahkan berujar bahwa lembaga keamanan nasional AS, National Security Agnecy (NSA) sebenarnya telah memiliki sistem yang bisa merekam semua trafik internet.

Klein berani mengatakan hal itu bukanlah tanpa dasar. Sebab, ia mengklaim bahwa dirinya lah yang juga menginstal sistem data switching, yang memungkinkan NSA mendapatkan rekaman trafik internet.

"Saya tahu, (data) apapun yang melintasi kabel itu seluruhnya akan terkopi. Kami berbicara bukan hanya dometik, tetapi juga trafik internasional," umbarnya.

Sebelumnya, berdasarkan peraturan baru Protect America Act 2007, NSA sekarang secara sah bisa mengawasi seluruh lalu lintas telepon yang berasal, melalui atau berakhir di AS tanpa harus menunggu perintah dari pengadilan.

Berdasarkan analisis telekomunikasi, setidaknya 35 persen lalu lintas telekomunikasi suara maupun non suara dunia mempunyai rute yang berpusat di AS. Berarti, hampir sepertiga lalu lintas telekomunikasi dunia bisa disadap Amerika Serikat.

Wednesday, January 23, 2008

The resurgence of Russia and its implications

Saturday, September 2007
There is a lesson to be learnt by Muslims and their quest to re-natural wealth, including oil and gas, were sold off to private and foreign companies for a pitiful amount of money. Yet today, under Vladimir Putin, Russia is now pursuing an aggressive nationalism and foreign policy and is once again beginning to fulfil its interests. This new foreign policy has brought Russia in to political conflict with the West, and has brought with it the possibility of a new cold war.

The latest deterioration in the relationship began with an increase in bitterness between Russia and Britain. In January 2006, Russia accused [1] Britain of colluding with Russian NGO’s and spying in Russia. Though Britain denied this, this was interpreted by analysts as the start of the Russian program of reducing foreign influence in Russia and a more assertive posture by the Russian government, regardless if this case was true or not. In September 2006, Russia began to move [2] against the part British owned Shell Company and its oil and gas interests in Siberia, which were worth $20 billion. In what could be seen as a response to Russian pressure against British oil and gas interests, the murder case of Alexander Litvinenko began with the poisoning [3] of the former KGB spy in November 2006. This incident was used by Britain to increase international pressure on Russia, and to inform Russia of Britain’s political power in the world. On this issue Russia denied any responsibility, though separately it responded to this latest development by again attacking [4] British energy interests. As Alexander Litvinenko died and Britain increased media pressure on Russia, Russia by December 2006 had succeeded [5] in forcing Shell to hand over the controlling stake in the Sakhalin-2 scheme to Gazprom, the Russian energy company.

As insults and accusations continued to be traded between these two nations over the Litvinenko murder, another rivalry was reignited. In January 2007, Vladimir Putin declared [6] open opposition to the plans of America to install parts of a missile defence shield in Poland and the Czech Republic. Though Russia has done this in the past, its newfound sense of power and confidence was openly displayed at a security summit held in Munich in February 2007. Putin openly and harshly [7] attacked America for its colonialism in the world and declared it as not only a threat to Russia but also to global security. By undertaking these actions Russia re-established itself as a player in the world. It began to engage with America on the issue of Kosovo’s independence [8], as it sought to defend Serbia with whom it has religious and ethnic ties. By striving to block Kosovo’s independence, Russia is seeking to preserve Serbia and hence its own influence in the region. When these Russian links to the Balkans are recognised, it becomes clear that the reason America and its NATO allies attacked Serbia in 1999 was to break Russia’s grip on the region by weakening her ally, and not to protect the Muslims of Kosovo as was claimed. These actions of America are a part of its ongoing plan to contain and eventually break Russia in to pieces so that it may vanquish its enemy forever and take its immense resources for itself.

However Russia is using various styles to reassert its power. In May 2007, Russia for the first time in many years, flew [9] long-range bombers almost in to British airspace. This was a practice common in the Cold War, when Russia would test the defences of its opponents. Following this, in the next two months Russia managed to force the British oil firm BP to sell [10] its controlling stake in the giant Kovykta gas field to the Russian State-owned Gazprom, thus further increasing its grip on its own natural resources. Also in June 2007, Russia revealed the true nature of the American missile defence shield by offering [11] to help the America build and maintain the system. America was silent on this joint proposal by Russia, thus showing that the missile defence shield is indeed aimed also at Russia. The led Russia to announce [12] in July 2007 that it would end its participation in a key European weapons treaty. In early August there was a spate of tit for tat diplomat expulsions [13] between Russia and Britain as their relationship continued to worsen.

All of this has resulted in Russia moving to expand its military might. In August 2007, Russia conducted [14] large-scale war games with China and the Central Asian states under the Shanghai Cooperation Organisation (SCO). These games were widely interpreted as a warning sent by both Russia and China to America and as a show of strength against the Americans. Putin also ordered the resumption [15] by Russian long-range bombers of patrols around the world, with the bombers being armed with nuclear missiles. These bombers will now resume the Soviet practice of flying in the Atlantic and Pacific Oceans. As a reminder of the Cold War, the Russian bombers also flew close to the US military base of Guam in the Pacific. The latest development is that Russia has announced [16] an increased defence budget of $200 billion to modernise its military forces.

It is clear to see that Russia is once again in conflict with the West on a range of political and economic fronts. Upon analysis of the events up to date, it is apparent that this is not a new fight. Rather this is an old struggle with a new reality, with each nation having its actions dictated by its own interests. After the collapse of the Soviet Union Russia became weak because it lost a political system to guide it. For the next 16 years Russia was in turmoil until Vladimir Putin succeeded in restoring stability to Russia’s political landscape. Russia growing power and influence is directly related to the fact that under Putin, the power and authority of the central government has been increasing as decision-making has becoming more centralised. It has been further consolidated by a worldwide boom in oil and gas prices, which have helped to stabilise Russia’s economy and provide it with funds to modernise. Russia knows that to be heard politically in the world you need to have a strong military, and it is due to this it has been upgrading its armed forces.

It is clear from even a brief study of the reality today that the hearts of the world nations are divided. Each follows their own interests, and uses the political tools, influence and natural resources at its disposal to achieve its objectives. As Russia was driving out British oil companies, it was inviting [17] the French oil company Total to work with it. Russia is using its natural resources to divide Western nations and to break their unity and resolve against it.

The re-emergence of Russia as a world power is good news for the re-establishment of the imminent Khilafah. Though Russia is also a tyrant nation, which has shed much blood of innocent Muslims in Chechnya and other places, its rise will serve to break America’s grip on the world. Adding to this the rise of China, the world is moving away from a situation where America was reigning supreme to a multi-polar world where many powers serve to balance and limit each other. Previously the nations of the world could be directed by America in a certain direction, now they will be spilt between the various camps, with their interests also being split. This would mean that not only would any future Khilafah State be in a better position to negotiate, form alliances/treaties and play these states against each other but also that these states would have to divert their attention and resources away from the Khilafah and to each other.

This is the reality of the world, where only interests dictate the actions of States. There is no such thing as permanent friends or enemies for a State. It is a myth that any future Khilafah State would be attacked by all the nations of the world as soon as it is re-established, by Allah (swt) leave. The nations of the world will be forced to recognise it as a legitimate State, if for nothing else but for the western nations to continue their business and trade, as well as exploring new opportunities in the Khilafah. Just as today Russia is projecting its profile via its immense resources to raise its political position in the world despite nations like America detesting it, so too will the Khilafah perform similar political manoeuvres to achieve its objectives.


[1].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/4638136.stm
[2].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/business/5315850.stm
[3].
http://www.guardian.co.uk/russia/article/0,,1966009,00.html
[4].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/business/6132116.stm
[5].
http://www.guardian.co.uk/russia/article/0,,1970064,00.html
[6].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/6286289.stm
[7].
http://www.iht.com/articles/2007/02/10/news/web.0210.security.php?page=1
[8].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/6659705.stm
[9].
http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/europe/article1769420.ece
[10].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/business/6230556.stm
[11].
http://www.ft.com/cms/s/5cf1212e-151f-11dc-b48a-000b5df10621.html
[12].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/6898897.stm
[13].
http://www.forbes.com/feeds/ap/2007/07/26/ap3955795.html
[14].
http://www.iht.com/articles/ap/2007/08/17/europe/EU-GEN-Russia-China-Maneuvers.php
[15].
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/6950986.stm
[16].
http://www.theage.com.au/news/world/russia-in-250bn-plan-to-restore-its-military-might/2007/08/19/1187462082096.html
[17].
http://www.iht.com/articles/2007/07/12/business/gazprom.php

Hizb ut-Tahrir moves to fill void left by Hamas in the West Bank

A new fundamentalist player is emerging in Palestinian politics. The group sounds like Hamas – or even Al Qaeda – but doesn't support suicide bombings or secret militias. In recent months, it has shown it can put tens of thousands of supporters into the streets.

Founded in Jerusalem by a Palestinian-Jordanian judge more than 50 years ago – and once considered a quiet if quirky religious group with a utopian vision of returning to a time when the Muslim world was united – Hizb ut-Tahrir (the Party of Liberation) is now filling a hole left by Hamas in the West Bank.

"They've taken a decision to come out of the closet. The fact that they are out there competing for control of the political vacuum is a new phenomenon," says Ehud Ya'ari, one of the foremost Israeli commentators on Palestinian and Middle Eastern affairs. "There have been a series of rallies in West Bank cities, in which all of sudden they have flexed muscles to show how many people they can get on the street to a demonstration. They've been spending a lot on publishing literature on the caliphate."

He notes that since the group officially eschews violence, preferring instead to wait for some "coup de grace" in the form of a divinely ordained moment of international jihad, Israeli and Palestinian security services have not viewed them as a major threat. But, he quips, "they are not a vegetarian movement."

Active in 45 countries

Indeed, in many of the places where Hizb u-Tahrir is popular – the party says they're active in 45 countries – governments often see them as a feeder organization to more extreme groups.

In interviews here in the West Bank, its leaders and followers say they're winning the hearts and minds of millions with a purer idea: the reestablishment of one united Islamic rule under a caliphate, roughly translated as a successor to the prophet Mohammad.

Though its numbers are hard to measure – and the worldwide movement shuns polls and other Western democratic means – Hizb ut-Tahrir is emerging as a movement with formidable levels of popularity and an alluring ideology that is challenging the very bastions of Palestinian politics.

Hizb ut-Tahrir's influence has grown since Hamas, the Islamic Resistance Movement, took control of Gaza six months ago in a violent coup and split with the West Bank, run by the Fatah-led Palestinian Authority (PA). During that time, say analysts, Hamas has become less involved in West Bank life, with many of its leaders under arrest by Israel or PA forces.

And, from November's peace conference in Annapolis, Md., to President George Bush's visit here earlier this month, Hizb ut-Tahrir is growing more visible. It has rallied demonstrators to denounce the peace talks with the US and Israel. "There is no place for the illegal discussion of an Israeli-Palestinian process controlled by the United States," says Maher al-Jabari, a Hizb ut-Tahrir member authorized to speak to the press – itself a shift after years of a low-profile approach. "[Fatah leader] Mahmoud Abbas is a friend of Bush and his position is illegitimate. Abbas does not represent Palestine or the Palestinians," he says.

"We accept only Islam in politics and in vision. And we have a powerful secret: to keep out Western ideas and keep to a pure Islamic system," Professor Jabari, who teaches chemical engineering at a college here, explains in an interview in his sprawling, freshly furnished home here in Hebron, a conservative city where Hizb ut-Tahrir's support appears to be among the strongest in the West Bank.

www.csmonitor.com

Konspirasi Global di Balik Skandal BLBI

Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Sri Edi Swasosno, menungkapkan adanya kospirasi global pada kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. "Skandal BLBI adalah konspirasi global untuk merampok rakyat Indonesia dan menaklukkan bangsa ini secara teritorial, hingga akhirnya berbagai sumberdaya yang ada pada bangsa ini bisa dikuras. Ini kejahatan perbankan terbesar di dunia," ujarnya dalam peluncuran buku `Skandal BI: Ramai-Ramai Merampok Negara` di Jakarta, Selasa (22/1).

Sri Edi juga menyatakan kasus BLBI tidak hanya terjadi untuk saat ini, tapi hingga 2030 akan menyengsarakan rakyat. Hal ini dikarenakan pemerintah masih harus membayar bunga obligasi rekap sebanyak Rp 60 triliun per tahun.

Mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie menceritakan awalnya ketika bank-bank kolaps maka pemerintah oleh IMF dipaksa untuk memperkuat modal perbankan dengan memberikan kucuran dana melalui obligasi rekap.

"Bank BCA misalnya mendapatkan obligasi rekap sebesar Rp 60 triliun untuk menyehatkannya, setelah itu oleh IMF diminta untuk dijual, dan dijual dengan harga Rp 20 triliun, bagaimana ini, itung-itungan bisnisnya saya nggak nyampe," katanya.

Kwik Kian Gie mempertanyakan akan dibawa ke mana interpelasi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang digagas beberapa anggota DPR RI. Kepada pers, berkali-kali Kwik Kian Gie melemparkan sejumlah pernyataan yang intinya mempertanyakan keseriusan pihak parlemen (melalui langkah interpelasinya) untuk mengurai benang kusut masalah BLBI yang sudah menjadi skandal nasional ini.

Sementara itu, Sri Edi Swasono pesimis pemerintah dan DPR mampu menyelesaikannya. [ihsan/ant/ki]

Tuesday, January 22, 2008

SBY Diminta Penuhi Janji Soal Ahmadiyah

fksk34-01.jpg fksk34-02.jpg fksk34-03.jpg

Sikap kompromi Pemerintah terhadap Ahmadiyah menuai kecaman keras dari umat Islam. Di Jakarta, Amin Jamaludin, Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI) meminta kepada Presiden SBY untuk memenuhi janjinya mengikuti fatwa MUI terkait aliran sesat seperti Ahmadiyah. MUI sendiri telah menfatwakan Ahmadiyah itu sesat dan pemerintah diminta untuk menindak tegas jamaah aliran sesat ini. Sementara itu Muhammad Al Khaththath, Ketua DPP HTI dan sekjen Forum Umat Islam (FUI), mengatakan bahwa umat Islam akan terus berupaya agar SBY membubarkan Ahmadiyah. Untuk itu ia pun menyerukan kepada DPR, untuk meminta secara tegas Presiden SBY melaksanakan pasal 1 UU PNPS No 1 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama.

“Saya berpegang pada janji SBY saat bertemu dengan para ulama peserta rakernas MUI beberapa bulan lalu,” ujar Amin Jamaluddin di hadapan ratusan peserta Diskusi Forum Kajian Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke-34 di gedung YTKI Jakarta Senin, (7/1) kemarin yang bertajuk ”Benarkah Ahmadiyah Sudah Tobat?. Presiden SBY, lanjut Amin, saat itu berpidato bahwa dia akan mengikuti apa yang difatwakan Majelis Ulama tentang Ahmadiyah. “Karena itu saya meminta SBY untuk memenuhi janjinya,” tegas Amin.

Al Khaththath mengingatkan dalam UU tersebut dinyatakan, bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.

“Kalau DPR tak memenuhinya maka kami akan menurunkan massa sebagaimana dulu saat mendukung RUU APP,” ujar Al Khaththath yang disampaikan kepada Balkan Kaplale, salah satu anggota DPR yang hadir pada acara diskusi yang diselenggarakan FUI itu. Kalau pun DPR dan pemerintah tetap tidak mengindahkan juga maka umat Islam melalui FUI, kata Al Khaththath, akan mengepung istana, jika pemerintah tidak segera mengeluarkan keputusan untuk melarang dan membubarkan aliran sesat Ahmadiyah.

“Saya ingatkan SBY, kalau memang beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan tidak beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad, maka dia harus mengamalkan perintah Nabi, yaitu menjaga akidah umat,” ujarnya lagi.

Mengapa hal itu akan dilakukan. ”Sebab rekomendasi pelarangan Ahmadiyah ini sudah ada sejak tahun 1995 dengan dikeluarkannya Telaah dan Pertimbangan tentang Ahmadiyah oleh Puslitbang Kehidupan Beragama Balitbang Depag RI Jakarta yang ditandatangani di Jakarta Januari 1996 oleh Kapuslitbang Kehidupan Beragama Drs. Haji Sudjangi, NIP 150021940, karena Ahmadiyah dinilai menyimpang dan menodai ajaran Islam dan telah menimbulkan keresahan masyarakat” papar Ketua DPP HTI itu.

Senada dengan itu, Ketua Tim Advokasi FUI, Munarman, SH menambahkan bawah sebenarnya pada tahun 2005 Bakorpakem juga telah mengeluarkan rekomendasi kepada presiden agar melarang Ahmadiyah. “Menurut Surat Penetapan Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, presidenlah yang berhak untuk membubarkan sebuah organisasi. Bola sekarang ada di tangan presiden” tambah mantan Ketua YLBHI itu.

Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa keputusan itu belum juga ditetapkan meskipun fatwa dan rekomendasi pembubaran Ahmadiyah sudah ikeluarkan? “Sebabnya adalah faktor politik” ungkap Munarman yang juga Direktur An Nasr Institute itu. Menurutnya, pemerintah sekarang ini sangat takut jika dikatakan melanggar HAM. Mereka selalu mengutamakan citra politik. Padahal menurutnya, pemerintah tidak perlu takut dengan hal itu. Sebab tidak ada kebebasan yang sebebas-bebasnya. “Dalam HAM juga ada pembatasan” tegasnya.

Munarman juga menegaskan jika presiden tidak juga mengeluarkan keputusan untuk membubarkan Ahmadiyah, maka presiden telah menyakiti Umat Islam yang mayoritas telah memilihnya.

Maka dengan demikian Munarman, yang juga menjabat sebagai ketua Tim Advokasi FUI, merasa pesimis SBY dapat menindak tegas Ahmadiyah. Itu karena didasarkan pada karakter SBY yang sangat mementingkan imejnya sebagai pribadi yang santun, menghargai orang lain, dan menghormati HAM.

Selain itu, kata Munarman, struktur politik negara ini sekarang di dasarkan pada pluralisme. Sehingga di sini faktor luar negeri sangat diperhitungkan. Dan SBY pun berambisi untuk menjadi warga dunia. “Ketika ingin jadi warga dunia, maka politiknya akan dikuasai negara kafir,” ujar Munarman.

“Dengan demikian SBY tak akan berani membubarkan Ahmadiyah,” ujarnya lagi.

Namun demikian Munarman tetap meminta SBY bersikap tegas kepada Ahmadiyah. Sebab 12 pernyataan Ahmadiyah yang difasilitasi Depag itu tidak memiliki kekuatan hukum bahwa Ahmadiyah itu tidak sesat. Artinya bola ada di tangan Presiden. “Dia mau membubarkan Ahmadiyah berdasarkan Bakor Pakem tahun 2005 atau tidak,” tegasnya. Bila tidak berarti SBY telah menghianati umat Islam, tambahnya.

Yang setuju Ahmadiyah, Sinting

Anggota DPR dari Partai Demokrat, H. Balkan Kaplale yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa siapa saja yang setuju dengan Ahmadiyah berarti orang sinting. Sebagai seorang muslim, dirinya tidak menerima keberadaan Ahmadiyah di Indonesia. Oleh karenanya, ketika menjawab pertanyaan mungkinkah di masa pemerintahan SBY - presiden yang dulu didukung Partai Demokrat- ini Ahmadiyah dilarang, dengan mantap ketua Pansus RUU Pornografi itu mengatakan,”insya Allah”, Presiden SBY akan menindak tegas Ahmadiyah.

Di sisi lain, anggota DPR yang mengaku pernah jadi guru selama 43 tahun ini terlihat ketakutan ketika mendengar ancaman FUI akan melakukan aksi mengepung istana untuk menuntut presiden segera mengeluarkan keputusan pelarangan Ahmadiyah. “Jangan..jangan..” cegahnya. “Saya ada di DPR. Manfaatkan kami sebaik-baiknya sebelum ke presiden”, tandasnya.

[Pendi/Fahmiy Ramadhan].

fksk34-01.jpg

Para Pembicara FKSK, H.M Amin Djamaludin, Munarman SH, KH. M Al Khaththath

fksk34-02.jpg

Peserta menyimak pemaparan kesesatan Ahmadiyah

fksk34-03.jpg

Ahmadiyah Menodai Islam

fksk34-04.jpg

Ketua Pansus RUU Pornografi, H. Balkan Kaplale duduk berdampingan dengan Jubir HTI, H.M Ismail Yusanto

fksk34-05.jpg

Suasana FKSK ke 34

fksk34-06.jpg

H. Balkan Kaplale menyampaikan pendapatnya

fksk34-07.jpg

H.M Mursalin dari Mudzakarah Ulama dan Habaib

Sunday, January 20, 2008

Khilafah membantu Kelaparan di Irlandia (1845)

Tahun 1845, adalah awal tahun dimana terjadi kelaparan besar yang melanda Irlandia yang mengakibatkan lebih dari 1,000,000 orang meninggal. Ketika itu Khilafah Usmani, Sultan Abdülmecid menyatakan keinginannya untuk mengirimkan 10,000 sterling kepada para petani Irlandia tapi Ratu Victoria meminta Sultan untuk mengirim hanya 1,000 sterling, karena dia telah mengirim hanya 2,000 sterling. Sultan mengirim 1,000 sterling. Namun secara diam-diam mengirim 3 kapal penuh makanan. Pengadilan Inggris berusaha untuk memblokir kapal itu, tapi makanan sampai di pelabuhan Drogheda dan ditinggalkan di sana oleh para Pelaut Usmani. Dikarenakan peristiwa ini rakyat Irlandia, khususnya mereka yang tinggal dii Drogheda, menjadi bersahabat dengan orang Turki. Peristiwa ini juga menyebabkan munculnya symbol-simbol Usmani (source: http://en.wikipedia.org/wiki/Drogheda) Sebuah Blog Osmanli Traveller telah mengcopy sebuah laporan oleh seorang Pendeta Kristen yang menulis mengenai Sultan pada saat pengembaraanya. Laporanya menyebutkan peristiwa ini secara singkat. Apa yang menarik adalah bahwa tanpa mengetahui pengiriman kapal secara diam-diam itu, pendeta tadi telah terkesan dengan karakter Sultan dalam menanggapi permintaan Ratu. Mengenai karakter Sultan Abdul Majid Khan, yang ditulis Rev. Henry Christmas M.A. (Pendeta Kristen) tahun 1853: Satu atau dua anekdot akan memberikan karakter dia yang sebenarnya. Selama tahun kelaparan di Irlandia, Sultan mendengar penderitaan yang dialami oleh negara malang itu, maka dia langsung mengutarakan kepada Duta Besar Inggris niatnya untuk membantu meringankan keadaan itu, dan menawarkan bantuan sejumlah besar uang. Dia maklum bahwa adalah hak dari Ratu untuk membatasi jumlah uang, sehingga uang yang lebih besar tidak bisa diterima dari Sultan. Untuk sopan santun maka diapun setuju atas keinginan Ratu itu, dan dengan rasa penuh simpati mengirimkan bantuan yang terbesar yang dibolehkan. Tercatat dalam sejarah mengenai perasaan pribadinya untuk memberikan jawaban atas ancaman tuntutan dari Austria dan Rusia bagi dilakukannya ekstradisi pengungsi Polandia dan Hongaria. “Saya bukan tidak peduli,” jawabnya. “atas kekuatan imperium itu, bukan juga atas maksud tersembunyi dari isyarat yang mereka tunjukkan tunjukkan , tapi saya dipaksa oleh agama saya untuk memperhatikan aturan aturan sopan santun, dan saya percaya atas perasaan dan niat baik Eropa tidak akan mengizinkan pemerintah saya untuk terlibat pada perang ini, karena saya memutuskan dan percaya pada mereka.” Ini memang adalah semangat sejati dari Kristen, tapi ada yang lebih dari itu atas diri Muhammad Sultan dari Turki, lebih daripada semua pangeran Kristen di Eropa Timur. ‘ (Sultan Turki, Abdul Medjid Khan: A Brief Memoir of His Life and Relign, with Notices of The Country, its Navy, & present Prospects” by the Rev. Henry Christmas, M.A., 1853) Juga tercatat, kedermawanannya dan kesabarannya yang terjadi selama apa yang dianggap sebagai ‘kejatuhan’ Imperium Usmani menurut buku-buku sejarah Barat, padahal Sultan Abdul Madjid sendiri tidaklah dianggap sebagai salah satu Sultan terbesar dari Imperium Usmani. Peristiwa membuktikan ketinggian karakter Sultan yang digabungkan dengan kemampuan lihai mereka untuk melalui rintangan politik untuk mencapai tujuan moral yang Islami. Dan berapa banyak lagi misi-misi rahasia yang hingga sekarang belum terungkap?

Catatan: tahun 1845, 10,000 ponds yang diberikan kepada penduduk Irlandia dari Sultan itu bernilai kurang lebih 800,000 pond pada hari ini, itu sama dengan $1,683,280 US Dollar. Di sisi lain, Ratu memberikan uang senilai 160,000 pond pada hari ini atau 336,656 US Dollar. (Riza Aulia; www.khilafah.com)

Thursday, January 17, 2008

MeNjaWab KeBoHoNgAn AhMaDiYah

Oleh: H.M. Amin Jamaluddin

*Berbagai aliran sesat sudah terbiasa menggunakan kiat-kiat untuk mengelabui dan membohongi masyarakat dalam menyebarluaskan paham-pahamnya. Berbagai kebohongan, pengaburan, dan tipu daya juga seringkali dimunculkan dalam kasus seputar Ahmadiyah. Pada tanggal 3 Januari 2008, Jemaat Ahmadiyah Indonesia berkirim surat berupa “Ringkasan Penjelasan tentang Jemaat Ahmadiyah Indonesia” kepada Azyumardi Azra di kantor Sekretariat Wakil Presiden.Tulisan ringkas berikut ini merupakan jawaban-jawaban ringkas dan jitu untuk meluruskan beberapa penjelasan kaum Ahmadiyah, seperti dalam surat mereka ke Azyumardi Azra di kantor Wapres tersebut. Berikut ini beberapa penjelasan Ahmadiyah dan jawaban kita. Ahmadiyah mengatakan:

1. “Syahadat kami adalah syahadat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Asyhadu anlaa-ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.”

Jawab kita: Kita perlu berhati-hati dan mencermati pengakuan semacam itu. Sejak berdirinya, Jemaat Ahmadiyah sudah mengaburkan makna syahadat, meskipun lafalnya sama dengan syahadat orang Islam. Kaum Ahmadiyah mengklaim bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah juga Muhammad dan Rasul Allah. Simaklah buku Memperbaiki Kesalahan (Eik Ghalthi Ka Izalah), karya Mirza Ghulam Ahmad, yang dialih bahasakan oleh H.S. Yahya Ponto, (terbitan Jamaah Ahmadiyah cab. Bandung, tahun 1993). Di situ tertulis penjelasan terhadap ayat al-Quran berikut ini:محمد رسول الله والذين معه أشداء على الكفار رحماء بينهم Dalam buku ini, Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan, siapa yang dimaksud dengan “Muhammad” dalam ayat tersebut, yakni: “Dalam wahyu ini Allah SWT menyebutku Muhammad dan Rasul…(hal. 5). Jadi, inilah perbedaan keimanan yang sangat mendasar antara Ahmadiyah dengan orang Muslim. Sebab, bagi umat Islam, kata Muhammad dalam syahadat, adalah Nabi Muhammad saw yang lahir di Mekkah, bukan yang lahir di India. Lebih jauh lagi, dikatakan dalam buku ini:“Dan 20 tahun yang lalu, sebagai tersebut dalam kitab Barahin Ahmadiyah Allah Taala sudah memberikan nama Muhammad dan Ahmad kepadaku, dan menyatakan aku wujud beliau juga.” (Hal. 16-17). “….. Dalam hal ini wujudku tidak ada, yang ada hanyalah Muhammad Musthafa SAW, dan itulah sebabnya aku dinamakan Muhammad dan Ahmad.” (Hal. 25)

Dalam Majalah Bulanan resmi Ahmadiyah “Sinar Islam” edisi 1 Nopember 1985 (Nubuwwah 1364 HS), rubrik “Tadzkirah”, disebutkan:“Dalam wahyu ini Tuhan menyebutkanku Rasul-Nya, karena sebagaimana sudah dikemukakan dalam Brahin Ahmadiyah, Tuhan Maha Kuasa telah membuatku manifestasi dari semua Nabi, dan memberiku nama mereka. Aku Adam, Aku Seth, Aku Nuh, Aku Ibrahim, Aku Ishaq, Aku Ismail, Aku Ya’qub Aku Yusuf, Aku Musa, Aku Daud, Aku Isa, dan Aku adalah penjelmaan sempurna dari Nabi Muhammad SAW, yakni aku adalah Muhammad dan Ahmad sebagai refleksi. (Haqiqatul Wahyi, h. 72).” (Hal. 11-12)

Sekali lagi, yang menjadi masalah adalah bahwa bagi kaum Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad juga mengaku sebagai Muhammad saw, sebagaimana disebutkan sebelumnya. Bahkan, dalam buku Ajaranku, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Yayasan Wisma Damai, Bogor, cetakan keenam,1993, disebutkan: “….. di dalam syariat Muhammad s.a.w akulah Masih Mau’ud. Oleh karena itu aku menghormati beliau sebagai rekanku …..” (Hal. 14)

2. Ahmadiyah mengatakan; “Kitab Suci kami hanyalah Al Qur’anul Karim.” Ahmadiyah juga mengatakan, bahwa “Tadzkirah” bukanlah kitab suci mereka, tetapi merupakan pengalaman rohani Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang dikumpulkan dan dibukukan serta diberi nama Tadzkirah oleh pengikutnya pada tahun 1935 (27 tahun setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal dunia tahun 1908).

Jawab kita: Penjelasan Ahmadiyah ini juga tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam kitab Tadzkirah yang asli tertulis di lembar awalnya kata-kata berikut ini: “TADZKIRAH YA’NI WAHYU MUQODDAS”, artinya TADZKIRAH adalah WAHYU SUCI. Jadi, kaum Ahmadiyah jelas menganggap bahwa kitab Tadzkirah adalah “wahyu yang disucikan”. Karena itu, sangat tidak benar jika mereka tidak mengakuinya sebagai Kitab Suci. Sangat jelas, mereka memiliki kitab suci lain, selain al-Quran, yaitu kitab Tadzkirah. Tentu saja, umat Islam seluruh dunia menolak dengan tegas, bahwa setelah Nabi Muhammad saw, ada nabi lagi, atau ada orang yang menerima wahyu dari Allah SWT.

Dalam buku Apakah Ahmadiyah itu? Karangan HZ. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad disebutkan: Hadhrat Masih Mau’ud a.s tampil ke dunia dan dengan lantangnya menyatakan, bahwa Allah Ta’ala bercakap-cakap dengan beliau dan bukan dengan diri beliau saja, bahkan Dia bercakap-cakap dengan orang-orang yang beriman kepada beliau serta mengikuti jejak beliau, mengamalkan pelajaran beliau dan menerima petunjuk beliau. Beliau berturut-turut mengemukakan kepada dunia Kalam Ilahi yang sampai kepada beliau dan menganjurkan kepada para pengikut beliau, agar mereka pun berusaha memperoleh ni’mat serupa itu.” (hal. 63-64).

3. “Kami warga Jemaat Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan mengkafirkan orang Islam di luar Ahmadiyah, baik dengan kata-kata maupun perbuatan.”

Jawab kita:Pengakuan kaum Ahmadiyah ini pun nyata-nyata tidak sesuai dengan fakta yang ada pada buku-buku dan terbitan mereka. Dalam buku Amanat Imam Jemaat Ahmadiyah Khalifatul Masih IV Hazrat Mirza Tahir Ahmad Pada Peringatan Seabad Jemaat Ahmadiyah Tahun 1989 terbitan Panita Jalsah Salanah 2001, 2002 Jemaat Ahmadiyah Indonesia, disebutkan:“Saya bersaksi kepada Tuhan Yang MahaKuasa dan Yang Selamanya Hadir bahwa seruan Ahmadiyah tidak lain melainkan kebenaran. Ahmadiyah adalah Islam dalam bentuknya yang sejati. Keselamatan umat manusia bergantung pada penerimaan agama damai ini.” (Hal. 6)Bilakhir, perkenankanlah saya dengan tulus ikhlas mengetuk hati anda sekalian sekali lagi agar sudi menerima seruan Juru Selamat di akhir zaman ini.” (Hal. 10)

Bahkan, Ahmadiyah punya istilah sendiri untuk menamai para pengikut ajarannya, dengan tujuan membedakan diri dari orang-orang Islam lainnya:Dalam buku Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad - Imam Mahdi dan Masih Mau’ud Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, cetakan kedua, 1995, disebutkan: “Pada tahun 1901, akan diadakan sensus penduduk di seluruh India. Maka Hazrat Ahmad as. menerbitkan sebuah pengumuman kepada seluruh pengikut beliau untuk mencatatkan diri dalam sensus tersebut sebagai Ahmadi Muslim. Yakni, pada tahun itulah Hazrat Ahmad as. telah menetapkan nama Ahmadi bagi para pengikut beliau as., untuk membedakan diri dari orang-orang Islam lainnya.” (Hal. 47) Kaum Ahmadiyah juga menyebut, jemaat mereka adalah laksana perahu Nabi Nuh yang menyelamatkan. Yang tidak ikut perahu itu akan tenggelam.

Dalam Majalah Bulanan resmi Ahmadiyah “Sinar Islam” edisi 1 Juli 1986 (Wafa 1365 HS), pada salah satu tulisan dengan judul Ahmadiyah Bagaikan Bahtera Nuh Untuk Menyelamatkan Yang Berlayar Dengannya, oleh Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV, dinyatakan:“Aku ingin menarik perhatian kalian kepada sebuah bahtera lainnya yang telah dibuat di bawah mata Allah dan dengan pengarahanNya. Kalian adalah bahtera itu, yakni Jemaat Ahmadiyah. Masih Mau’ud a.s. diberi petunjuk oleh Allah melalui wahyu yang diterimanya bahwa beliau hendaklah mempersiapkan sebuah Bahtera. Bahtera itu adalah Jemaat Ahmadiyah yang telah mendapat jaminan Allah bahwa barang siapa bergabung dengannya akan dipelihara dari segala kehancuran dan kebinasaan.”.………….Ini adalah suatu pelajaran lain yang hendaknya diperhatikan oleh anggota-anggota Jemaat. Sungguh terdapat jaminan keamanan bagi mereka yang menaiki Bahtera Nuh, baik bagi para anggota keluarga Masih Mau’ud a.s. maupun bagi orang-orang yang, meskipun tidak mempunyai hubungan jasmani dengannya, menaiki Bahtera itu dengan jalan mengikuti ajaran beliau”. ………….“Semoga Allah memberi kemampuan kepada kita untuk melindungi Bahtera ini dengan sebaik-baiknya, dengan ketakwaan dan ketabahan yang sempurna, dan dengan kebenaran yang sempurna – Bahtera yang telah dibina demi keselamatan seluruh dunia. Amin!”. (Hal. 12, 13, 16, 30)

Kesimpulan:
Kita jangan mudah tertipu dengan penjelasan-penjelasan yang tampak indah, padahal, dunia Islam sejak dulu sudah tahu, apa dan bagaimana sebenarnya ajaran Ahmadiyah. Intinya, mereka mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, Isa al-Mau’ud, dan Imam Mahdi. Mereka juga tidak mau bermakmum kepada orang Islam dalam shalat, karena orang Islam tidak mengimani Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi.
Jadi, antara Islam dan Ahmadiyah memang ada perbedaan dalam masalah keimanan. Oleh sebab itulah, berbagai fatwa lembaga-lembaga Islam internasional sudah lama menyatakan, bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat dan menyesatkan. Kita berharap para pejabat dan cendekiawan kita tidak mudah begitu saja menerima penjelasan Ahmadiyah, tanpa melakukan penelitian yang mendalam. Sebab, tanggung jawab mereka bukan saja di dunia, tetapi juga di akhirat. Kita hanya mengingatkan mereka, tanggung jawab kita masing-masing di hadapan Allah SWT.

Penulis adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam

(sumber : www.hidayatullah.com; Rabu, 16 Januari 2008 )

MUI Desak Pemerintah Selesaikan Masalah Ahmadiyah

logomui.jpgDalam rilis nya Majelis Ulama Indonesia mendesak pemerintah menyelesaikan masalah Ahmadiyah. MUI juga meminta masyarakat tak main hakim sendiri

Berkaitan dengan kasus terbaru pernyataan Ahmadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sebuah rilis dan pernyataan sikap. Di bawah ini adalah pernyataan MUI yang terbaru:

Setelah mendengar penjelasan dari Kepala Badan Litbang Departemen Agama RI, Sekjen Departemen Agama RI, Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI dan melakukan diskusi secara intensif, MUI berkesimpulan :

  1. Bahwa 12 (dua belas) butir penjelasan yang disampaikan Pengurus Besar Jema’at Ahmadiyah Indonesia (PB JAI) dihadapan rapat Badan Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) Selasa, 15 Januari 2008 bukan merupakan kesepakatan antara PB JAI dengan Departemen Agama RI, tetapi merupakan pernyataan sikap dari PB JAI sendiri.
  2. Bahwa Bakor Pakem, belum membuat keputusan apapun tentang status hukum Ahmadiyah.
  3. Bahwa Bakor Pakem akan terus mengkomunikasikan masalah penyelesaian Ahmadiyah ini dengan MUI.
  4. MUI berpendapat bahwa 12 butir penjelasan Ahmadiyah tersebut belum menunjukkan dan mencerminkan adanya perubahan sikap dan keyakinan dari Ahmadiyah dari sikap dan keyakinan awalnya.
  5. Untuk penyelesaian masalah ini, MUI mendorong pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah ini dan menghimbau masyarakat dan ummat Islam untuk tenang dan tidak melakukan tindakan sendiri-sendiri yang melanggar hukum.

Jakarta, 16 Januari 2008

Ketua MUI: KH. Ma’ruf Amin

Sekretaris Umum MUI : Drs. HM. Ichwan Sam

Sumber: http://hidayatullah.com

MUI Belum Akan Cabut Fatwa Sesat

Majelis Ulama Islam (MUI) mengatakan, 12 pernyataan yang dirilis Ahmadiyah hanya sebatas retorika alias kata-kata “karet”. MUI perlu sikap tegas Ahmadiyah. Selama Ahmadiyah belum mengakui Mirza Ghulam Ahmad bukan nabi dan rasul maka MUI pun tidak akan mencabut fatwa sesat itu. “Tidak. Fatwa itu belum dicabut,” kata Ketua Dewan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, KH Ma’ruf Amin kepada detikcom di Kompleks Masjid Istiqal, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1) tadi siang.

Menurut Ma’ruf, 12 pernyataan Ahmadiyah rumusannya karet semua. “Di sana tidak ada yang menyatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad itu bukan nabi dan rasul melainkan apa itu terserah. Tetapi ketika itu belum ada, mereka masih belum klarifikasi,” ujarnya. Tetapi dalam 12 pernyataan Ahmadiyah telah disebutkan Mirza adalah guru?

“Iya rumusan itu ngaret bahwa mereka mengatakan nabi sebagai akhir membawa syariat. Jadi di sini tidak menutup kemungkinan ada nabi lagi yang tidak membawa syariat. Jadi kalimat itu belum mengunci. Mereka masih mengakui karena tidak ada kalimat yang straight… menyatakan tidak ada nabi dan rasul setelah Nabi Muhammad,” paparnya.

Sementara itu, MUI mengaganggap terlalu terburu-buru sikap Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) Pusat memberi waktu bagi Ahmadiyah selama 3 bulan untuk membuktikan 12 pernyataan yang dirilisnya.

“Itu terlalu terburu-buru Pakem. 12, 13 (pernyataan) atau berapa sebenarnya intinya 1 saja sudah cukup bahwa Mirza bukan rasul dan nabi, itu saja,” kata Ketua Dewan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, KH Ma’ruf Amin kepada detikcom di Kompleks Masjid Istiqlal.

[http://www.hidayatullah.com/]

Wednesday, January 16, 2008

DuNiA~iNsPiRaSi PeNa KaMi

Apa yang sedang dirasakan jutaan umat islam dan manusia di Iraq?Palestina?Afghanistan?Kashmir?Pakistan?Chechnya?di manapun mereka tinggal tapi merasakan kejamnya dunia dibawah terjangan timah panas,bom,dan meriam musuh-musuh Allah dan umat islam?
Apa yang sedang dirasakan jutaan umat islam dan manusia yang menahan rasa lapar karena busung lapar dan kemiskinan?mencari nafkah karena ayah mereka di PHK?mencari tempat berteduh karena rumah mereka habis terbakar atau hancur digusur aparat yang seharusnya melindungi mereka?mencuri,merampok,membunuh asal asap dapur mengepul,asal bisa berfoya-foya diatas penderitaan orang lain?mencari keadilan bagi hilangnya harta dan nyawa saudara mereka akibat ketidakadilan hukum jahiliyah manusia?
Pernahkah kita berfikir,ketika sedang ber-shopping atau sekedar window shopping di mall-mall,ketika sedang hang out bersama teman atau kerabat kita,kita rela merogoh kocek 50 ribu,ratusan ribu bahkan jutaan rupiah untuk membeli makanan dan minuman bermerk,pakaian bermerk,perabotan mewah atau menikmati hobi kita atau ketika kita sedang ber-window shopping di mall-mall,kita telah meluangkan waktu kosong kita yang sangat berguna untuk sesuatu yang lebih berharga tapi kita sia-siakan dengan sesuatu yang tak bernilai pahala atau dosa sekalipun hanya untuk 'cuci mata' demi menghilangkan rasa bosan kita di rumah;sementara jutaan bahkan miliaran saudara kita meregang nyawa dengan kondisi kesepian mereka akibat ketiadaan dan egoisme diri kita,saudara mereka?
Pernahkah kita berfikir ketika sedang 'stress' dan 'depresi' berat dengan persoalan pribadi kita hingga berfikir seolah-olah semua masalah dan penderitaan milik kita sendiri dan tak sempat berfikir tentang persoalan orang lain?kita berfikir se'dahsyat' itu masalah kita hingga tak ada waktu meluangkan waktu 2,3 jam,bahkan lebih untuk menjalankan amanah-amanah Allah seperti mengkaji islam sebagai bekal kita untuk menjalani hidup di dunia dan akhirat,sebagai bekal kita untuk bersosialisasi dengan masyarakat melalui da'wah/amar ma'ruf nahi munkar,dan sebagai bekal kita untuk mengubah dunia menjadi lebih baik?
Allah telah memberi banyak nikmat tak terhitung secara matematis tapi kita kurang pandai mensyukurinya dengan cukup satu permintaan Allah i.e.meenjadi orang-orang yang bertaqwa/taat kepada perintah Allah dan menjauhi laranganNya(taat pada syariahNya).Allah menciptakan manusia dengan seperangkat perlengkapannya yang dibutuhkan untuk hidup.Allah memberi potensi kepada manusia berupa akal dan hati untuk berfikir dan beramal,Allah memberikan kita fasilitas materi berupa sumber daya alam yang kaya raya agar bisa dimanfaatkan untuk menyempurnakan ibadah mereka pada Allah.Allah juga memberi SDM kaum muslimin yang melimpah untuk menjadi umat yang terbaik diantara umat yang lain(Qs ali imran:110).Namun semua nikmat Allah tersebut diatas kurang kita syukuri.Ada lebih dari 1,5 miliar kaum muslimin di dunia.Namun berapa banyak diantara mereka yang peduli dengan rakyat dunia ini?berapa banyak diantara mereka ambil pusing dengan berkorban harta,tenaga,fikiran,waktu dan nyawa untuk mengubah kondisi dunia yang terpuruk menjadi dunia yang bangkit dan lebih baik?berapa banyak diantara mereka yang berfikir bahwa hanya dengan syariah dan khilafah yang dijanjikan Allah-lah manusia akan hidup tenang dan damai?berapa banyak diantara mereka yang bangga dan pe-de menjadi muslim yang terasingkan(baca:unik dan beda dengan yang lain)?..
Sumber daya alam yang Allah limpahkan kepada kita telah kita sia-siakan dengan menebang hutan secara legal/ilegal(legal/illegal logging),menjual tambang emas freeport kepada pihak asing,dan menjual aset-aset sumber daya alam lainnya kepada mereka bukan menggunakannya untuk kepentingan rakyat negeri ini...alhasil,ketika kita tak bersahabat dengan Allah dan alam semesta dengan taat pada syariahNya,ke'fasad'an yang kita dapatkan di muka bumi ini..
Ditengah minimnya jumlah SDM kaum muslimin yang sadar akan kewajiban mereka untuk mengubah dunia dengan potensi terbaik yang mereka miliki,ada hal yang membahagiakan kita.Mengikuti seruan Allah dalam Qs ali imran:104:"hendaklah ada segolongan umat diantara kalian yang menyeru kepada kebaikan(islam)dan mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar.Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung",ada sebagian diantara umat islam yang sadar waspol(wawasan politik) secara islamiy dan menyambut seruan Allah dengan keseriusan mereka untuk mengubah dunia baik dengan tangan,kekuasaan,maupun pena mereka di media yang pengaruhnya terhadap perubahan opini dunia setajam pedang.Itulah yang telah,sedang dan akan terus dilakukan oleh para penulis islam baik pemula/amatir maupun professional i.e.menjadikan dunia ini sebagai inspirasi bagi pena mereka untuk menyuarakan suara islam di media untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Tuesday, January 15, 2008

Analysis: Bush's Middle East Tour

Monday, 14 January 2008

This visit comes at a time when the Zionist State is rather dissatisfied with the US's somewhat lukewarm response towards the Iranian nuclear dispute especially in the aftermath of the American intelligence reports that have 'acquitted' Iran on charges of its efforts to acquire nuclear weapons. This is a critical issue that the Zionist State is preoccupied with. Hence they have prepared a special dossier on the subject for President Bush after secret confabulations between the security agencies on one hand and the Israeli body politic that were held on 6th January, 2008. This was reported by newspaper Ye'diot Aharonot.

The Israeli State carried out a massive campaign to heat up the Iranian nuclear issue internationally and particularly in the United States, while the US is disinclined to rake up the issue militarily. Americans consider it important to engage the Iranians politically since the Iranians have been positive on the Afghan issue as well as to safeguard the repetitive negotiations over Iraq.

The Israelis realized that the US has found in the recent intelligence reports, a convenient excuse to refrain from heating up the atmosphere for a military action against Iran, and this has disappointed them. The reaction of the Jewish lobby in Washington was evident and yet Bush's statement did nothing to assuage them. He asserted that despite the reports, the people of the region must be aware that all options against Iran are still open, thus indicating a military option. But he added "We believe a diplomatic solution is possible".

The visit comes amidst an intense campaign by the Democratic Party attacking Bush and his Republican Party for the failure in their international policies. The Democrats have stressed that America has become a most hated country in the Middle East region which is the main source of their petroleum requirement. The Democrats further charged the Bush administration of having exposed the lives of US soldiers in Iraq and being unconcerned about them.

It is in such a period that this visit to the occupied Palestine, Gulf and Egypt has come about. Bush seeks to assuage the Zionists frustration resulting from the recent intelligence report and offer promises and guarantees to them to the effect that the US will not allow Iran to acquire nuclear weapons. In addition to these promises, Bush also wants to give advanced weaponry and financial assistance to them.

In addition to this, Bush will also bolster their security by preventing Mahmoud Abbas's Palestinian Authority to cause any security threat to the Zionist State in the West Bank. After this, he will entrust to Hosni Mubarak the job of calming down Hamas and the issue of the Israeli prisoner Galid Shalit.[captured in 2006]

This is how Bush will try to allay the fears of the Israeli State with regard to the Iranian nuclear issue and offer them security assurances; on one side by preventing Mahmoud Abbas's Palestinian Authority to cause any security disruption to them, and on the other hand from Hamas through talks in Egypt on the subject including the Shalit issue. All this will reflect in the reactions of the American Jewish lobby vis a vis the US elections.

As for his trip to the Arabian Gulf, it is intended to counter the Democrats campaign that the US is regarded as a hated entity. Through this visit, Bush intends to demonstrate to the Americans that his country is well accepted and popular contrary to what the Democrats are presenting. In addition, Bush will pay a visit to the American soldiers in these States and thus demonstrate his concern for their well-being. Though no announcement is expected to be made, he may include it in his itinerary to visit Iraq and get together with the US soldiers.

His visit is designed to be the crowning touch; this will be seen as securing the US interests in the region and will be regarded as Arab approval for them. This will also stone-wall European political influence and curb any resistance to the American influence.

What the Palestinian Authority is projecting is the illusion that the Bush visit will usher in plentiful bounties for the Palestinians and they will be given a State with defined borders and sovereignty. It is like a man trying to reach his hand in a deep well, hoping against hope that the water will reach his mouth, but off course it does not! Bush has come to pacify the Zionists and offer them security assurances, not to promise a sovereign State to Mahmoud Abbas and his Palestinian Authority. Even the widely publicised issue of vacating the settlements which are in any way nomadic mobile structures that are designed for a rough terrain may well be compromised in exchange of a humiliating back down from the Palestinian Authority to accept a disjointed housing scheme in certain parts selected by the Israelis.

As for his initiative of carving an independent Palestinian state, Bush is well aware that an election year is not the opportune time to take up such projects, in fact he clarified this before embarking on his trip and said: "Even if the Palestinian and Israeli leaders do not reach an agreement before the end of the year, I an hopeful that we can lay the general broad line for a Palestinian state". Certainly it is known that these broad lines mean a continuation of the humiliating negotiations with the Zionist entity resulting in giving away concession after concession.

Certainly Bush comes to the Palestine in order to offer security assurances to the cowardly Israelis,to calm them, and this means standing side by side with Bush against the so-called Iranian nuclear weapons. He is visiting the Gulf States to counter the Democrats campaign that America is despised and unpopular in the petrol-rich region. While his visit to Egypt, the largest Arab State in the region, is aimed at demonstrating his strength versus the Democrats.

In fact Bush has embarked upon an election campaign for his Republican Party from our lands: the holy Palestine, the vital and strategic Gulf States and Egypt. Our Islamic lands are not only reduced to being merely a foreign policy issue for the imperialist colonialist countries, but they have also become a matter of their internal politics as well. Such a humiliation would not have been our fate but for the rulers who have sold out not only their world but also have mortgaged others for their sake. Woe to them and their actions!

Palestine is not a crawling insect that these rulers have made it to be for the sake of extending welcomes to Bush, nor is it something to be bargained with the Israelis. What will restore the honour and pride of Palestine is the marching of soldiers from across the borders.

The man who will restore to Palestine its honour will be the sincere ruler who will seek Allah (swt) for one of the two good things: either victory or martyrdom. The man who will restore to Palestine its honour will be the Khaleefah, under whose banner the Muslims fight and behind him they seek protection.

What will restore to Palestine its honour is the rule by what Allah (swt) has revealed, a Khilafah Rashidah on the model of the Prophethood. This is the only way for salvation of Palestine, the entire Palestine.

"Verily, this! This is an absolute Truth with certainty." [TMQ al-Waqi'ah:96]

30th Dhil Hijjah, 1428 A.H
8th January, 2008 C.E

Arabic Source: Website of Sheikh Ata Abu Rashta