Berbicara tentang urusan sikap kita saat menerima ni'mat Allah, sadar atau tidak, identik dengan dua figur legendaris dalam urusan harta (dan kekuasaan). Yakni Nabi Sulaiman dan Qorun. Dua figur yang mewakili citra putih dan hitam atau terang dan gelap.
RESPON NABI SULAIMAN akan NI'MAT ALLAH
Nabi Sulaiman dikaruniai oleh Allah kekayaan dan kekuasaan yang luar biasa. Besarnya tak tertandingi hingga hari kiamat kelak. Kekuasaannya bukan hanya terbatas pada manusia, namun jugga meliputi jin dan binatang-binatang yang tunduk kepada beliau. Bahkan beliau diberi kemampuan (=mu'jizat) untuk berkomunikasi dengan binatang.
Simak kisah Nabi Sulaiman saat mendengar pembicaraan semut ditengah perjalanannya,
" Hingga apabila mereka (Nabi Sulaiman dan rombongannya) sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : ' Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.' Maka dia (Nabi Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdo'a : ' Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri ni'matMu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dia orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal sholih yang Engkau ridhoi ; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang sholih. '..." (Qs an Naml : 18-19)
Simak pula kisah Nabi Sulaiman saat memeriksa barisan pasukannya,
" Dan dia (Nabi Sulaiman) memeriksa burung-burung lalu berkata, ' Mengapa aku tak melihat burung hud-hud, apakah dia termasuk yang tak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazhabnya dengan azhab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang'. Maka tak lama kemudian datanglah burung hud-hud, lalu ia berkata, ' Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya ; dan kubawa kepadamu berita dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah. Dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah. Sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah yang telah mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.'.." (Qs an Naml : 20-25)
Nabi Sulaiman sangat kaya dan berkuasa. Namun kekayaan dan kekuasaannya tidak menjadikan hijab atau penghalang bagi beliau untuk menyempurnakan penghambaan nya kepada Allah Ta'alaa.
Perhatikan respon beliau kala mendengar perkataan semut diatas. Sungguh luar biasa..tidak sombong. Justru ni'mat berupa kemampuan (mu'jizat) yang diberikan Allah pada beliau untuk mendengar pembicaraan semut direspon nya dengan membaca do'a yang tersebut dalam Qs an Naml : 18-19 diatas.
Simak pula respon Nabi Sulaiman kala singgasana Ratu Bilqis sudah berpindah ke tangan beliau.
" Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata, ' Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari akan ni'matNya. Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku maha Kaya lagi maha Mulia " (Qs an Naml : 40).
Subhanallah! Luar biasa. Kekayaan dan kekuasaan yang begitu besarnya itu justru menjadikan Nabi Sulaiman semakin mendekatkan diri pada sang maha Pencipta dan Pengatur.
RESPON QORUN akan NI'MAT ALLAH
Berbeda dari respon Nabi Sulaiman, Qorun justru menjadi kufur dengan ni'mat kekayaannya. Kekayaan telah membuat Qorun menjadi ujub atau sombong. Ia merasa bahwa kekayaannya yang dia peroleh disebabkan oleh kepandaiannya dan ilmunya. Ucapan ujub Qorun tersebut diabadikan oleh Allah dalam firmanNya,
" Qorun berkata, ' Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.'.." (Qs al Qoshshosh : 78)
Astaghfirullah! Na'udzubillah min Dzaalik...
BAGAIMANA RESPON KITA akan NI'MAT ALLAH?
Respon manusia pada jaman ini, siapapun orangnya, sadar atau tidak, mewakili salah satu diantara dua figur legendaris diatas , Nabi Sulaiman yang mewakili figur yang rendah hati dan mensyukuri ni'matNya, dan Qorun yang mewakili figur yang ujub (sombong) dan mengkufuri ni'matNya.
Alangkah beruntunglah manusia yang merespon ni'mat Allah sebagaimana Nabi Sulaiman meresponnya. Dan alangkah meruginya manusia yang merespon ni'mat Allah sebagaimana Qorun meresponnya.
Kekayaan dan kekuasaan hendaknya senantiasa menjadikan diri kita tidak lupa diri dan selalu ingat Allah serta bersyukur padaNya, dengan menggunakan harta dan kekuasaan yang Allah berikan pada kita untuk semakin mendekat kepada Allah dan bersikap amanah serta adil terhadap kekayaan dan kekuasaan kita. Apapun kedudukan dan profesi kita.
Kekayaan tak menjadikan diri kita ujub dan ingkar pada Allah. Kekayaan dan kekuasaan tak seharusnya menjadikan diri kita semakin serakah, rakus, dan bersikap zholim pada sesama manusia. Seperti yang saat ini sudah biasa kita temui pada diri sebagian orang yang dikaruniai Allah harta kekayaan dan kekuasaan. Demi dunia yang menjadi tujuan hidup mereka, mereka menghalalkan segala cara. Demi kekayaan dan kekuasaan, mereka bersikap korup dan menipu rakyatnya. Ketika berkampanye dalam pemilu / pemilukada, mereka mengumbar janji-janji kosong. Pada saat mereka terpilih, mereka ingkar janji dan pedusta besar. Setiap kebijakan per-undang-undangan buatan mereka yang di terapkan atas rakyatnya di negeri ini seringkali bahkan selalu menzhalimi (menyakiti) rakyatnya.
Padahal, Sebaliknya, kekayaan dan kekuasaan justru seharusnya menjadikan diri kita termasuk manusia yang bertaqwa dan bersikap amanah terhadap kepemimpinannya serta adil pada sesama manusia.
" Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rizki kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyempitkannya ; Sesungguhnya Dia maha mengetahui lagi maha Melihat akan hamba-hambaNya. " (Qs al Israa' : 30)
Sekarang, bagaimana sikap kita, umat Islam, dalam merespon segala ni'mat yang telah Allah karunia kan pada diri kita? Seperti Nabi Sulaiman-kah? Atau seperti Qorun? Hanya Allah dan diri kita yang mengetahui jawabannya.
Wallaahu A’lam