Thursday, December 30, 2010

Wanita Sholihah, sebaik-baik wanita dunia akhirat




Inginkah muslimah saat ini sejelita bidadari di surga? Bidadari dengan sifat sebagaimana firmanNya,



" Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita parasnya. Seolah-olah mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik " (Qs ash Shaffat : 48-49)




Ibnu Katsiir menafsirkan ayat tersebut dengan wanita-wanita yang pandai menjaga kehormatannya. Paras mereka sangat jelita, matanya indah menawan, penampilannya luar biasa cantik, pandai menjaga diri, bertaqwa, dan bersih.



Allah juga berfirman,



" Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan " (Qs ar Rahman : 58)


Sebuah penggambaran yang begitu dahsyat tentang kecantikan seorang wanita bukan?Bidadari surga adalah kesempurnaan pesona seorang wainta. Tak hanya pesona lahiriyah, tapi juga batiniah.



Diriwayatkan oleh Anas Bin Malik Ra., bahwa nabi SAW bersabda," Seandainya seorang bidadari dari surga menampakkan diri kepada penghuni bumi, niscaya cahaya tubuhnya dan bau harumnya akan memenuhi ruang antara langit dan bumi, serta kerudung rambutnya lebih indah dan lebih bernilai daripada dunia seisinya " (HR. Bukhari)




Namun, percayakah kita bahwa ternyata ada sosok-sosok yang mampu mengalahkan sang bidadari surga itu? Ya, mereka adalah wanita sholihah. Meskipun di dunia mereka memiliki wajah biasa-biasa saja, ternyata mereka akan menandingi kemuliaan para bidadari surga ketika memasuki pintu surga.



Ummu Salamah ra bertanya kepada Rasulullah SAW, " Yaa Rasulullah, beritahukanlah kepada kami, mana yang lebih utama di surga, wanita di dunia ataukah bidadari surga?" Rasulullah SAW lalu menerangkan bahwa perempuan dunia di surga sangat lebih utama daripada bidadari surga karena sholat, puasa, dan ibadah yang mereka lakukan. Allah memberi cahaya di wajah mereka, mereka mengenakan pakaian sutera di tubuhnya, warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupaan mereka mutiara, dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan, " Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanyA. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya. "




Menjadi wanita melebihi bidadari surga memerlukan syarat. Yakni menjadi wanita sholihah, yang taat pada Allah, menjalankan segala kewajibannya sebagai seorang muslimah dalam beribadah padaNya,dan dalam menyeru umat manusia kepada Islam (da'wah Islam), sebagai seorang istri bagi suaminya yang ia taati (selama perintah nya dalam rangka untuk mentaati bukan melanggar hukum Allah), dan sebagai seorang ibu yang mengatur rumah tangga dan mendidik anak-anaknya sesuai risalah Islam.



Alangkah mulialah menjadi seorang wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya di rumah dan berperan melahirkan generasi dambaan umat Islam. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga.



Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya,

"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim)



Bagi para muslimah, andakah wanita sholihah itu? Perempuan-perempuan abadi yang takkan pernah mati?

Bagi para suami dan orang tua muslim, sudahkah anda membantu istri dan anak-anak wanita anda menjadi wanita sholihah?

Marilah kita bersegara melakukan ketaatan pada Allah dalam segala hal tanpa tebang pilih. Sehingga kita, kaum muslimah, layak diberi predikat sebagai wanita sholihah oleh Allah SWT, dan dijadikanNya sebagai bidadari di akhirat (baca : di surga) sepeninggal diri kita di dunia fana ini.

Thursday, December 23, 2010

HaTi

' Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan HATI, agar kamu bersyukur ' (Qs an Naml : 78)

Itulah tujuan Allah memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati kepada manusia. Yakni agar manusia bersyukur.

Dalam tema pembahasan note kali ini mengupas masalah HATI.

Pada faktanya, hati manusia tergolong dalam 3 kondisi :

1.Hati yang hidup dan sehat.

Yakni : hati orang-orang yang beriman (mu'min) kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizqi yang Allah anugerahkan kepada mereka, yang beriman kepada kitabullah (zabur, taurat, injil, al Qur'an), serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat (Qs al Baqarah : 3-4).

Sebagai imbalan dari Allah bagi orang-orang beriman yang memiliki hati hidup dan sehat, mereka mendapatkan : petunjukNya dan keberuntungan (Qs al Baqarah : 5).

2. Hati yang mati.

Yakni : hati orang-orang kafir. Dan imbalan bagi kekafiran mereka adalah siksa yang pedih.

' Sesungguhnya orang-orang kafir, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat ' (Qs al Baqarah : 6-7).

3. Hati yang sakit.

Yakni : hati orang-orang munafik. Dan imbalan atas kemunafikan mereka adalah : kerugian, kesesatan dan tiadanya petunjuk serta mendapatkan siksa Allah.

' Di antara manusia ada yang mengatakan : 'Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian '. Padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya. Dan bagi mereka siksa pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka, 'janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab : sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. ' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, 'Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman', mereka menjawab, 'Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman?'. Ingatlah, sesungguhnya mereka lah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan, 'Kami telah beriman.' Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanya berolok-olok. Allah membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk ' (Qs al Baqarah : 8-16).

Faktanya, dari Qs al Baqarah : 3-16 di atas, tidak semua manusia bersyukur atas n�'mat Allah yang dianugerahkan kepada mereka, berupa ni'mat pendengaran, penglihatan, dan HATI. Karena sebagian manusia 'kafir' kepada Allah dan 'munafik', hendak menipu Allah dengan menipu dan mengaku kepada orang-orang beriman bahwa mereka beriman pada Allah. Tetapi mereka tertipu oleh kemunafikannya sendiri.

Semoga kita memiliki hati yang hidup dan sehat. Bukan hati yang sakit apalagi mati.

Wallahu a'lam..

Tuesday, December 14, 2010

Merespon Ni'mat Allah ala Nabi Sulaiman ataukah Qorun?



Berbicara tentang urusan sikap kita saat menerima ni'mat Allah, sadar atau tidak, identik dengan dua figur legendaris dalam urusan harta (dan kekuasaan). Yakni Nabi Sulaiman dan Qorun. Dua figur yang mewakili citra putih dan hitam atau terang dan gelap.


RESPON NABI SULAIMAN akan NI'MAT ALLAH


Nabi Sulaiman dikaruniai oleh Allah kekayaan dan kekuasaan yang luar biasa. Besarnya tak tertandingi hingga hari kiamat kelak. Kekuasaannya bukan hanya terbatas pada manusia, namun jugga meliputi jin dan binatang-binatang yang tunduk kepada beliau. Bahkan beliau diberi kemampuan (=mu'jizat) untuk berkomunikasi dengan binatang.



Simak kisah Nabi Sulaiman saat mendengar pembicaraan semut ditengah perjalanannya,



" Hingga apabila mereka (Nabi Sulaiman dan rombongannya) sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : ' Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.' Maka dia (Nabi Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdo'a : ' Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri ni'matMu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dia orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal sholih yang Engkau ridhoi ; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang sholih. '..." (Qs an Naml : 18-19)




Simak pula kisah Nabi Sulaiman saat memeriksa barisan pasukannya,



" Dan dia (Nabi Sulaiman) memeriksa burung-burung lalu berkata, ' Mengapa aku tak melihat burung hud-hud, apakah dia termasuk yang tak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazhabnya dengan azhab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang'. Maka tak lama kemudian datanglah burung hud-hud, lalu ia berkata, ' Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya ; dan kubawa kepadamu berita dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah. Dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah. Sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah yang telah mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.'.." (Qs an Naml : 20-25)






Nabi Sulaiman sangat kaya dan berkuasa. Namun kekayaan dan kekuasaannya tidak menjadikan hijab atau penghalang bagi beliau untuk menyempurnakan penghambaan nya kepada Allah Ta'alaa.

Perhatikan respon beliau kala mendengar perkataan semut diatas. Sungguh luar biasa..tidak sombong. Justru ni'mat berupa kemampuan (mu'jizat) yang diberikan Allah pada beliau untuk mendengar pembicaraan semut direspon nya dengan membaca do'a yang tersebut dalam Qs an Naml : 18-19 diatas.



Simak pula respon Nabi Sulaiman kala singgasana Ratu Bilqis sudah berpindah ke tangan beliau.



" Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata, ' Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari akan ni'matNya. Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku maha Kaya lagi maha Mulia " (Qs an Naml : 40).



Subhanallah! Luar biasa. Kekayaan dan kekuasaan yang begitu besarnya itu justru menjadikan Nabi Sulaiman semakin mendekatkan diri pada sang maha Pencipta dan Pengatur.





RESPON QORUN akan NI'MAT ALLAH


Berbeda dari respon Nabi Sulaiman, Qorun justru menjadi kufur dengan ni'mat kekayaannya. Kekayaan telah membuat Qorun menjadi ujub atau sombong. Ia merasa bahwa kekayaannya yang dia peroleh disebabkan oleh kepandaiannya dan ilmunya. Ucapan ujub Qorun tersebut diabadikan oleh Allah dalam firmanNya,



" Qorun berkata, ' Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.'.." (Qs al Qoshshosh : 78)



Astaghfirullah! Na'udzubillah min Dzaalik...





BAGAIMANA RESPON KITA akan NI'MAT ALLAH?


Respon manusia pada jaman ini, siapapun orangnya, sadar atau tidak, mewakili salah satu diantara dua figur legendaris diatas , Nabi Sulaiman yang mewakili figur yang rendah hati dan mensyukuri ni'matNya, dan Qorun yang mewakili figur yang ujub (sombong) dan mengkufuri ni'matNya.



Alangkah beruntunglah manusia yang merespon ni'mat Allah sebagaimana Nabi Sulaiman meresponnya. Dan alangkah meruginya manusia yang merespon ni'mat Allah sebagaimana Qorun meresponnya.

Kekayaan dan kekuasaan hendaknya senantiasa menjadikan diri kita tidak lupa diri dan selalu ingat Allah serta bersyukur padaNya, dengan menggunakan harta dan kekuasaan yang Allah berikan pada kita untuk semakin mendekat kepada Allah dan bersikap amanah serta adil terhadap kekayaan dan kekuasaan kita. Apapun kedudukan dan profesi kita.

Kekayaan tak menjadikan diri kita ujub dan ingkar pada Allah. Kekayaan dan kekuasaan tak seharusnya menjadikan diri kita semakin serakah, rakus, dan bersikap zholim pada sesama manusia. Seperti yang saat ini sudah biasa kita temui pada diri sebagian orang yang dikaruniai Allah harta kekayaan dan kekuasaan. Demi dunia yang menjadi tujuan hidup mereka, mereka menghalalkan segala cara. Demi kekayaan dan kekuasaan, mereka bersikap korup dan menipu rakyatnya. Ketika berkampanye dalam pemilu / pemilukada, mereka mengumbar janji-janji kosong. Pada saat mereka terpilih, mereka ingkar janji dan pedusta besar. Setiap kebijakan per-undang-undangan buatan mereka yang di terapkan atas rakyatnya di negeri ini seringkali bahkan selalu menzhalimi (menyakiti) rakyatnya.

Padahal, Sebaliknya, kekayaan dan kekuasaan justru seharusnya menjadikan diri kita termasuk manusia yang bertaqwa dan bersikap amanah terhadap kepemimpinannya serta adil pada sesama manusia.





" Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rizki kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyempitkannya ; Sesungguhnya Dia maha mengetahui lagi maha Melihat akan hamba-hambaNya. " (Qs al Israa' : 30)




Sekarang, bagaimana sikap kita, umat Islam, dalam merespon segala ni'mat yang telah Allah karunia kan pada diri kita? Seperti Nabi Sulaiman-kah? Atau seperti Qorun? Hanya Allah dan diri kita yang mengetahui jawabannya.



Wallaahu A’lam

Monday, December 6, 2010

Fadhilah Sholat Tahajjud

" Seseorang dari umatku sholat malam hari, mengobati jiwanya menuju kesucian. Sementara ia terbelenggu. Jika ia berwudhu, membasuh tangannya, maka terlepas satu ikatan. Apabila ia membasuh kepalanya, maka terbebas ia dari satu ikatan. Apabila ia mencuci kedua kakinya, maka ia terlepas dari ikatan lainnya. Lalu Allah ta'alaa akan berkata kepada mereka (para malaikat) yang berada dibalik hijab, " Lihatlah hambaKu ini ; Ia obati jiwanya, ia bermohon kepadaKu. Jadi apa saja yang diminta oleh hambaKu ini, maka baginyalah permohonannya itu. " (HR Ahmad dan Ibnu Hibban-hadist shohih)


" Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu (sesaat), dimana jika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, maka Allah ta'alaa akan mengabulkan permohonannya itu. Hal tersebut terjadi di setiap malam. " (HR Muslim)


" Keutamaan sholat di malam hari atas sholat di siang hari seperti keutamaan sedekah yang dikeluarkan secara sembunyi-sembunyi atas sedekah yang dikeluarkan secara terang-terangan. " (HR ath Thabrani-hadist shohih)


" Jagalah sholat malam, karena sholat itu merupakan jalan orang-orang sholih sebelum kamu, jalan yang dapat mendekatkanmu kepada Allah, penghapus kesalahan dan pengusir segala penyakit tubuh. " (Hadist Hasan)


" Barang siapa bangun di malam hari (untuk sholat malam) dan membangunkan keluarganya (istrinya) kemudian keduanya sholat dua raka'at, maka keduanya akan dicatat ke dalam golongan laki-laki dan wanita yang banyak berzikir. " (HR Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al Hakim-hadist shohih)


" Waktu terdekat seorang hamba dengan Rabb-nya adalah pada bagian akhir suatu malam. Jadi jika kalian sanggup untuk menjadi orang-orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu, maka lakukanlah. " (HR Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi-hadist shohih)


Semoga Kita termasuk orang-orang yang gemar berzikir padaNya di waktu malam hari dengan sholat tahajjud, tatkala manusia lainnya lebih memilih untuk nyenyak dalam tidurnya

Saturday, December 4, 2010

Selamat Menyongsong tahun baru Hijriyah, 1 Muharram 1432 H


Bertepatan dengan tahun 2010 di bulan Desember ini yang kan segera berakhir, Tak terasa, kita kembali bertemu dengan awal tahun baru hijrah. Kali ini kita mengakhiri tahun 1431 H dan memasuki tahun 1432 Hijrah.



Belum hilang dari benak kita,pra dan pasca ramadan dan idul fitri umat islam seluruh dunia berharap kembali dilahirkan menjadi figur manusia suci yang beriman pada Allah dan Islam. So,berbagai aktivitas bergelimang pahala dilakukan pada bulan suci tersebut. Namun hal ini tak ada bedanya dengan ritualitas muslim setahun sekali jika hanya dilakukan di bulan ramadan tanpa 'follow up' di 11 bulan lainnya.



Ini belum termasuk menjelang tahun baru,berbagai aktivitas bergelimang dosa dikemas rapi. Hotel-hotel berburu bintang, para bintang panen fulus karena teken full kontrak dengan hotel, pubs, dan tempat-tempat hiburan lainnya. Tak ketinggalan para ABG hingga orang tua kita pun berburu tempat-tempat 'cool for having fun all nite long'.



Luapan emosi sesaat ini telah melupakan teman,saudara,bahkan diri kita sendiri dari lingkungan sekitar. Jangankan berfikir tentang nasib saudara-saudara kita nun jauh di Palestina,Iraq,Afghanistan,Kashmir,Poso,Ambon,dll..,berfikir tentang mati saja lupa. Kita lupa bahwa maut bisa datang kapanpun, dimanapun tanpa permisi. Sementara bekal kita untuk menghadap yang maha kuasa sangat minim. Bukannya bertaubat tapi gemar koleksi dosa setinggi gunung kalau bukan setinggi langit.



Dan yang terpenting, ingatlah selalu pesan dan firman Allah,






وَالعَصرِ ﴿١﴾ إِنَّ الإِنسٰنَ لَفى خُسرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذينَ ءامَنوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَواصَوا بِالحَقِّ وَتَواصَوا بِالصَّبرِ﴿٣



(1Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran




Jadi, daripada pusing-pusing mikir 'mo ngapain ya malam tahun baru?', at best, buruan koreksi diri, yuk!



Jadikan hidup dan umur kita lebih berkah dan bermakna bagi diri kita,keluarga,dan orang lain serta sang maha pengasih dan penyayang kita,Allah SWT.



Selamat Menyongsong tahun baru Hijiriyah, 1 Muharram 1432 H dengan menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermakna berdasarkan syariah Allah, Al Qur'an dan as sunnah