Sunday, January 30, 2011

Peran "Lawrence Of Arabia" di Balik Berdirinya Kerajaan Saudi



Menurut logika yang sehat, seharusnyalah Kerajaan Saudi Arabia menjadi pemimpin bagi Dunia Islam dalam segala hal yang menyangkut keIslaman. Pemimpin dalam menyebarkan dakwah Islam, sekaligus pemimpin Dunia Islam dalam menghadapi serangan kaum kuffar yang terus-menerus melakukan serangan terhadap agama Allah SWT ini dalam berbagai bentuk, baik dalam hal Al-Ghawz Al-Fikri (serangan pemikiran dan kebudayaan) maupun serangan Qital.

Seharusnyalah Saudi Arabia menjadi pelindung bagi Muslim Palestina, Muslim Afghanistan, Muslim Irak, Muslim Pattani, Muslim Rohingya, Muslim Bosnia, Muslim Azebaijan, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Tapi yang terjadi dalam realitas sesungguhnya, mungkin masih jadi pertanyaan banyak pihak. Karena harapan itu masih jauh dari kenyataan.

Craig Unger, mantan deputi director New York Observer di dalam karyanya yang sangat berani berjudul “Dinasti Bush Dinasti Saud” (2004) memaparkan kelakuan beberapa oknum di dalam tubuh kerajaan negeri itu, bahkan di antaranya termasuk para pangeran dari keluarga kerajaan.

“Pangeran Bandar yang dikenal sebagai ‘Saudi Gatsby’ dengan ciri khas janggut dan jas rapih, adalah anggoa kerajaan Dinasti Saudi yang bergaya hidup Barat, berada di kalangan jetset, dan belajar di Barat. Bandar selalu mengadakan jamuan makan mewah di rumahnya yang megah di seluruh dunia. Kapan pun ia bisa pergi dengan aman dari Arab Saudi dan dengan entengnya melabrak batas-batas aturan seorang Muslim. Ia biasa minum Brandy dan menghisap cerutu Cohiba, ” tulis Unger.

Bandar, tambah Unger, merupakan contoh perilaku dan gaya hidup sejumlah syaikh yang berada di lingkungan kerajaan Arab Saudi. “Dalam hal gaya hidup Baratnya, ia bisa mengalahkan orang Barat paling fundamentalis sekali pun. ”

Bandar adalah putera dari Pangeran Sultan, Menteri Pertahanan Saudi. Dia juga kemenakan dari Raja Fahd dan orang kedua yang berhak mewarisi mahkota kerajaan, sekaligus cucu dari (alm) King Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi modern.

Bukan hanya Pangeran Bandar yang begitu, beberapa kebijakan dan sikap kerajaan terakdang juga agak membingungkan. Siapa pun tak kan bisa menyangkal bahwa Kerajaan Saudi amat dekat—jika tidak bisa dikatakan sekutu terdekat—Amerika Serikat. Di mulut, para syaikh-syaikh itu biasa mencaci maki Zionis-Israel dan Amerika, tetapi mata dunia melihat banyak di antara mereka yang berkawan akrab dan bersekutu dengannya.

Barangkali kenyataan inilah yang bisa menjawab mengapa Kerajaan Saudi menyerahkan penjagaan keamanan bagi negerinya—termasuk Makkah dan Madinah—kepada tentara Zionis Amerika.

Bahkan dikabarkan bahwa Saudi pula yang mengontak Vinnel Corporation di tahun 1970-an untuk melatih tentaranya, Saudi Arabian National Guard (SANG) dan mengadakan logistik tempur bagi tentaranya. Vinnel merupakan salah satu Privat Military Company (PMC) terbesar di Amerika Serikat yang bisa disamakan dengan perusahaan penyedia tentara bayaran.

Ketika umat Islam dunia melihat pasukan Amerika Serikat yang hendak mendirikan pangkalan militer utama AS dalam menghadapi invasi Irak atas Kuwait beberapa tahun lalu, maka hal itu tidak lepas dari kebijakan orang-orang yang berada dalam kerajaan tersebut.

Langkah-langkah mengejutkan yang diambil pihak Kerajaan Saudi tersebut sesungguhnya tidak mengejutkan bagi yang tahu latar belakang berdirinya Kerajaan Saudi Arabia itu sendiri. Tidak perlu susah-sudah mencari tahu tentang hal ini dan tidak perlu membaca buku-buku yang tebal atau bertanya kepada profesor yang sangat pakar.

Pergilah ke tempat penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul ‘Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!”).

Film ini memang agak kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi Arabia.

Konon kala itu Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.

Bahkan di film itu digambarkan bahwa klanSaud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert, di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.

Sejarah pun menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi. Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.

Entah apa yang terjadi, namunhingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

Selain film ‘Lawrence of Arabia’, ada beberapa buku yang bisa menggambarkan hal ini yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Antara lain:

* Wa’du Kissinger (Belitan Amerika di Tanah Suci, Membongkar Strategi AS Menguasai Timur Tengah, karya DR. Safar Al-Hawali—mantan Dekan Fakultas Akidah Universitas Ummul Quro Makkah, yang dipecat dan ditahan setelah menulis buku ini, yang edisi Indonesianya diterbitkan Jazera, 2005)
* Dinasti Bush Dinasti Saud, Hubungan Rahasia Antara Dua Dinasti Terkuat Dunia (Craig Unger, 2004, edisi Indonesianya diterbitkan oleh Diwan, 2006)
* Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia (George Lenczowski, 1992)
* History oh the Arabs (Philip K. Hitti, 2006)

Sebab itu, banyak kalangan yang berasumsi bawah berdirinya Kerajaan Saudi Arabia adalah akibat "pemberontakan" terhadap Kekhalifahan Islam Turki Utsmani dan diback-up oleh Lawrence, seorang agen Zionis dan bawahan Jenderal Allenby yang sangat Islamofobia. Mungkin realitas ini juga yang sering dijadikan alasan, mengapa Arab Saudi sampai sekarang kurang perannya sebagai pelindung utama bagi kekuatan Dunia Islam, wallahu a'lam

Sumber : eramuslim

'Lawrence of Arabia' was a Zionist, says historian


Source: The Jerusalem Post
February 22, 2007

Acclaimed Middle East historian Sir Martin Gilbert revealed this week that Lt.-Col. Thomas Edward Lawrence - better known as "Lawrence of Arabia" - was actually a strong Zionist.

Citing recently opened British archives, Gilbert said that Lawrence, who played a key role in Arab nationalism during and after the first World War, firmly advocated a sovereign Jewish state from the Jordan River to the Mediterranean Sea.

Lawrence is most famous for having organized Arab irregular forces to combat the Ottoman Empire during the war. He is also renowned for having adopted Arab customs and for wearing Arab-style robes, even into battle.

But he didn't believe the Arabs had a chance of building anything worthwhile in the Middle East without the presence of a Jewish state, according to Gilbert.

"He believed that the only hope for the Arabs of Palestine and the rest of the region was Jewish statehood - that if the Jews had a state here, they would provide the modernity, the 'leaven,' as he put it, with which to enable the Arabs to move into the 20th century.">

Thursday, January 13, 2011

Mengaku Bersalah

Rasulullah SAW tampak keheranan mendengar pengakuan tulus Ma'iz bin Malik. Sadarkah Ma'iz bahwa pengakuannya berakibat dijatuhi hukuman mati?
Karena itu, Rasulullah bertanya, apakah orang ini sedang mengalami gangguan kejiwaan. "Ia tidak gila!" jawab sahabat yang hadir.

Namun, Rasulullah SAW masih juga meragukan ketulusannya. Beliaupun menyuruh salah seorang di antara yang hadir untuk mencium aroma tubuhnya. Jangan-jangan ada bau minuman keras, bisa diduga laki-laki ini sedang mabuk berat. Juga tak tercium sedikit pun bau minuman keras di tubuhnya. Untuk lebih meyakinkan, Rasulullah SAW bertanya langsung kepadanya, apakah betul Anda berzina. "Ya," jawab Ma'iz, seraya mendesak agar segera dibersihkan dirinya dari dosa zina. Dia siap menjalani hukuman rajam.

Kasus serupa terjadi pada diri wanita Ghamidiyah asal lembah Juhainah. Di hadapan Rasulullah SAW ia mengaku hamil hasil zina, dan memohon agar dijatuhi hukuman rajam seperti terjadi pada Ma'iz. Rasulullah SAW menganjurkan agar ia segera bertaubat kepada Allah, sambil menunggu lahir bayi yang di kandungnya.
Wanita itu kembali melaporkan diri setelah bayinya lahir, dan mendesak agar segera menjalani eksekusi. Rasulullah SAW masih juga menyuruhnya pulang dan memberinya kesempatan untuk menyusui sampai anaknya bisa disapih.

Wanita malang ini datang kembali sambil menggendong anaknya, di tangannya ada sepotong roti sebagai tanda bahwa sang anak benar-benar sudah disapih.

Kesempatan ini mestinya dapat dimanfaatkan oleh Ghamidiyah untuk melarikan diri. Rasulullah pun tidak akan menyuruh para sahabat mencari wanita itu, atau memasukkannya dalam daftar buronan jika benar bahwa setelah anaknya disapih ternyata ia tidak melaporkan diri. Tampaknya Rasulullah SAW sangat memahami bahwa wanita ini sungguh-sungguh bertaubat dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Ma'iz dan Ghamidiyah adalah sosok dua anak manusia langka di zaman sekarang ini. Keduanya datang melaporkan diri, mengakui kesalahannya, lalu minta dihukum dengan hukuman paling berat yang merenggut nyawa.

Keduanya seperti tidak yakin bahwa taubatnya diterima oleh Allah, jika hanya dengan lantunan doa dan istighfar, tanpa menjalani hukuman rajam. Keduanya memilih hukuman di dunia walaupun teramat berat, daripada di akhirat nanti dihukum dengan hukuman yang lebih dahsyat. Usai eksekusi para sahabat masih memperdebatkan, apakah taubatnya diterima oleh Allah atau tidak? Bahkan Umar bin Khattab mempertanyakan, apa layak menshalatkan jenazah orang yang berbuat dosa zina seperti ini?
"Sungguh Allah telah menerima taubatnya. Bila taubatnya dibagikan kepada seluruh umat ini, niscaya taubatnya masih tersisa," ujar Rasulullah SAW meyakinkan. (HR Muslim No 1695).

Perubahan drastis bisa terjadi pada diri seorang Muslim, manakala keyakinan akan adanya kehidupan di hari akhirat, meresap ke lubuk hati yang paling dalam. Wallahu a'lam.
(Dimuat di
Republika)

Friday, January 7, 2011

Permainan Terorganisir di Dunia Fana




DUNIA dalam PANDANGAN ALLAH (ISLAM)

" Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? " (Qs al an'aam : 32)



" Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan " (Qs ali imran : 185)




Yup! Dunia itu penuh dengan permainan dan senda gurau. Dunia juga penuh dengan kesenangan yang memperdayakan.

Coba kita bayangkan!

Sejak bangun tidur hingga akan tidur kembali, kehidupan dunia fana yang kita jalani penuh dengan permainan dan senda gurau serta kesenangan yang memperdayakan.

~ Kita beraktivitas :

1. Menyalakan TV, membaca koran, majalah, media online (internet)

Apa yang kita lihat? Suguhan berupa :

- Berita, baik dan buruk

- Hiburan semacam gosip infotainment (insert,go show,dsb), musik (MTV, inbox, dahsyat, dsb), film (telenovela, sinetron, film (bolly/holly)wood, dsb), komedi (srimulat, extravaganza, opera van java, bukan empat mata, awas ada sulee...dsb), reality show (tolong, termehek-mehek, orang ke 3, dsb), ajang kompetisi bakat (indonesian idol, IMB,dsb), ajang biro jodoh mengumbar syahwat (take me/him out, dsb)

2. Pergi ke :

Pasar/mall

Apa yang kita lakukan?

- Belanja__>belanja yang dibutuhkan atau tak dibutuhkan

- Belanja plus__>window shopping alias cuci mata, nonton pertunjukkan/hiburan yang ada dalam pasar/mall, belanja sambil ngerumpi/nge-gosip

Sekolah/kampus

Apa yang kita lakukan?

- Belajar

- Belajar plus__>refreshing semisal ikut ekskul,bermain,berteman dan bersenda gurau dengan teman, dari yang halal hingga haram semisal berteman tapi mesra, berpacaran, bahkan berzina

3. Kita merayakan :

Hari keagamaan semisal idul fitri, idul adha atau tahun baru

Apa yang kita lakukan?

- Merayakan nya dengan khidmat__> zikrullah, bermajelis ta'lim, dan meningkatkan ilmu dienul Islam

- Merayakan nya dengan euforia berlebihan hingga bersikap berlebih-lebihan dan boros

- Meniup terompet, menyalakan kembang api, petasan

- Ikut 'track-track'an

- Hang out semalaman bahkan berhari-hari

- Berpesta pora

- Bahkan bermaksiyat padaNya di malam tahun baru dengan berzina, dsb

4. Kita bermain dan menonton olah raga dan permainan :

Sepak bola, berkuda, bertinju, dsb

Apa yang kita lakukan?

- Sekedar bermain dan berolah raga atau refreshing

- Bermain dan berolah raga plus__>ikut menjadi bonek mania berakibat pada fanatisme buta, permusuhan, pertikaian, ikut taruhan alias berjudi hingga melalaikan kewajiban kita pada Allah dan orang lain serta hakikat persoalan manusia dalam segala bidang(poleksosbudhankam)



SIKAP KITA?



Melihat begitu banyak aktivitas manusia diatas, bisa kita bayangkan betapa banyaknya aktivitas tersebut dipenuhi dengan senda gurau, permainan, dan kesenangan yang memperdayakan bagi sebagian para pelaku aktivitas tersebut.



Bermain dan bersenda gurau serta menikmati dunia dengan segala perhiasannnya tak mengapa asalkan tak melalaikan kita dari tujuan hidup kita di dunia sebagai seorang muslim dan mu'min.



Dalam islam, memang kita tak dilarang nonton bola via televisi atau main bola itu sendiri. Asal jangan kemudian melalaikan kewajiban yang telah dibebankan oleh agama kita. Dan diharamkan di dalam aktivitas permainan tersebut adanya sebuah kemaksiyatan pada Allah

Allah Swt, berfiman: "...sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." [TQS al-Mâidah [5]: 90]



Imam Asy Syathibi menyatakan: "Hiburan, permainan, dan bersantai adalah mubah atau boleh asal tidak terdapat suatu hal yang terlarang." Selanjutnya beliau menambahkan, "Namun demikian hal tersebut tercela dan tidak disukai oleh para ulama. Bahkan mereka tidak menyukai seorang lelaki yang dipandang tidak berusaha untuk memperbaiki kehidupannya di dunia dan tempat kembalinya di akhirat kelak, karena ia telah menghabiskan waktunya dengan berbagai macam kegiatan yang tidak mendatangkan suatu hasil duniawi dan ukhrawi". Sebagaimana sabda Rasulullah saw. dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Al Hakim dengan sanad shahih: Setiap permainan di dunia ini adalah bathil, kecuali tiga hal; memanah, menjinakan kuda, dan bermain dengan istri... Yang dimaksud bathil di sini, adalah sia-sia atau yang semisalnya, yang tidak berguna dan tidak menghasilkan buah yang dapat dipetik (Al Muwaafaqaat, Jilid I, hlm 84).




Semua bentuk aktivitas yang melenakan dan memperdayakan kita terkategori dalam permainan yang terorganisir (lahwun munadhomun) dan telah dirancang oleh orang-orang kafir (Zionis) untuk melenakan kaum muslimin.

Hal ini bisa disimak dalam Protocol of Zion poin ke-13 yang diterbitkan Prof. Sergyei Nilus di Rusia pada 1902. Intinya, "Zionisme merencanakan hendak mengundang masyarakat melalui surat-surat kabar waktu itu, untuk mengikuti berbagai lomba yang sudah diprogram. Diharapkan kesenangan baru yang diciptakan itu secara perlahan akan melenakan kaum muslimin dari konflik-konflik kaum muslimin dengan bangsa Yahudi."



0leh karena itu, hendaknya kita jangan terpedaya oleh tipu daya musuh-musuh Allah dalam melenakan dan memperdayakan manusia, termasuk diri kita sebagai muslim dan mu'min.

Alangkah baiknya kita senantiasa fokus pada tujuan penciptaan diri kita oleh Allah dan pada aktivitas yang semakin mendekatkan diri kita pada Allah. Termasuk membentengi diri kita dengan mengkaji Islam untuk kita amalkan dalam kehidupan ber-individu, bermasyarakat, dan bernegara.Serta aktif dalam kegiatan muhasabah, dan da'wah islam/amar ma'ruf nahi munkar

" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."(Qs ad dzariyat (51) : 55)

" 1. Demi Masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan menasehati supaya menetapi kesabaran. " (QS. Al 'Ashr: 1-3)




Sumber :

-Majelis Taqarrub Ilallah (MTI) DPD I HTI Jatim
Ahad, 2 Januari 2011
di Masjid Mu'awanah
Jl Jemur Handayani I/1 Surabaya

-Referensi Islam