Thursday, November 27, 2008

SaHaBat YaNg MenYeNaNgkaN

Secara fitrah, menikah akan memberikan ketenangan (ithmi'nân/ thuma’nînah) bagi setiap manusia, asalkan pernikahannya dilakukan sesuai dengan aturan Allah Swt., Zat Yang mencurahkan cinta dan kasih-sayang kepada manusia.

Hampir setiap Mukmin mempunyai harapan yang sama tentang keluarganya, yaitu ingin bahagia; sakînah mawaddah warahmah. Namun, sebagian orang menganggap bahwa menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah serta langgeng adalah hal yang tidak gampang. Fakta-fakta buruk kehidupan rumahtangga yang terjadi di masyarakat seolah makin mengokohkan asumsi sulitnya menjalani kehidupan rumahtangga. Bahkan, tidak jarang, sebagian orang menjadi enggan menikah atau menunda-nunda pernikahannya.

Menikahlah, Karena Itu Ibadah

Sesungguhnya menikah itu bukanlah sesuatu yang menakutkan, hanya memerlukan perhitungan cermat dan persiapan matang saja, agar tidak menimbulkan penyesalan. Sebagai risalah yang syâmil (menyeluruh) dan kâmil (sempurna), Islam telah memberikan tuntunan tentang tujuan pernikahan yang harus dipahami oleh kaum Muslim. Tujuannya adalah agar pernikahan itu berkah dan bernilai ibadah serta benar-benar memberikan ketenangan bagi suami-istri. Dengan itu akan terwujud keluarga yang bahagia dan langgeng. Hal ini bisa diraih jika pernikahan itu dibangun atas dasar pemahaman Islam yang benar.

Menikah hendaknya diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasullullah saw., melanjutkan keturunan, dan menjaga kehormatan. Menikah juga hendaknya ditujukan sebagai sarana dakwah, meneguhkan iman, dan menjaga kehormatan. Pernikahan merupakan sarana dakwah suami terhadap istri atau sebaliknya, juga dakwah terhadap keluarga keduanya, karena pernikahan berarti pula mempertautkan hubungan dua keluarga. Dengan begitu, jaringan persaudaraan dan kekerabatan pun semakin luas. Ini berarti, sarana dakwah juga bertambah. Pada skala yang lebih luas, pernikahan islami yang sukses tentu akan menjadi pilar penopang dan pengokoh perjuangan dakwah Islam, sekaligus tempat bersemainya kader-kader perjuangan dakwah masa depan.

Inilah tujuan pernikahan yang seharusnya menjadi pijakan setiap Muslim saat akan menikah. Karena itu, siapa pun yang akan menikah hendaknya betul-betul mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk meraih tujuan pernikahan seperti yang telah digariskan Islam. Setidaknya, setiap Muslim, laki-laki dan perempuan, harus memahami konsep-konsep pernikahan islami seperti: aturan Islam tentang posisi dan peran suami dan istri dalam keluarga, hak dan kewajiban suami-istri, serta kewajiban orangtua dan hak-hak anak; hukum seputar kehamilan, nasab, penyusuan, pengasuhan anak, serta pendidikan anak dalam Islam; ketentuan Islam tentang peran Muslimah sebagai istri, ibu, dan manajer rumahtangga, juga perannya sebagai bagian dari umat Islam secara keseluruhan, serta bagaimana jika kewajiban-kewajiban itu berbenturan pada saat yang sama; hukum seputar nafkah, waris, talak (cerai), rujuk, gugat cerai, hubungan dengan orangtua dan mertua, dan sebagainya. Semua itu membutuhkan penguasaan hukum-hukum Islam secara menyeluruh oleh pasangan yang akan menikah. Artinya, menikah itu harus didasarkan pada ilmu.

Jadilah Sahabat yang Menyenangkan

Pernikahan pada dasarnya merupakan akad antara laki-laki dan perempuan untuk membangun rumahtangga sebagai suami-istri sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Sesungguhnya kehidupan rumahtangga dalam Islam adalah kehidupan persahabatan. Suami adalah sahabat karib bagi istrinya, begitu pula sebaliknya.

Keduanya benar-benar seperti dua sahabat karib yang siap berbagi suka dan duka bersama dalam menjalani kehidupan pernikahan mereka demi meraih tujuan yang diridhai Allah Swt. Istri bukanlah sekadar patner kerja bagi suami, apalagi bawahan atau pegawai yang bekerja pada suami. Istri adalah sahabat, belahan jiwa, dan tempat curahan hati suaminya.

Islam telah menjadikan istri sebagai tempat yang penuh ketenteraman bagi suaminya. Allah Swt. berfirman:

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا

Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya. (TQS. ar-Rum [30]: 21).

Maka dari itu, sudah selayaknya suami akan merasa tenteram dan damai jika ada di sisi istrinya, demikian pula sebaliknya. Suami akan selalu cenderung dan ingin berdekatan dengan istrinya. Di sisi istrinya, suami akan selalu mendapat semangat baru untuk terus menapaki jalan dakwah, demikian pula sebaliknya. Keduanya akan saling tertarik dan cenderung kepada pasangannya, bukan saling menjauh. Keduanya akan saling menasihati, bukan mencela; saling menguatkan, bukan melemahkan; saling membantu, bukan bersaing.

Keduanya pun selalu siap berproses bersama meningkatkan kualitas ketakwaannya demi meraih kemulian di sisi-Nya. Mereka berdua berharap, Allah Swt. berkenan mengumpulkan keduanya di surga kelak. Ini berarti, tabiat asli kehidupan rumahtangga dalam Islam adalah ithmi'nân/tuma’ninah (ketenangan dan ketentraman). Walhasil, kehidupan pernikahan yang ideal adalah terjalinnya kehidupan persahabatan antara suami dan istri yang mampu memberikan ketenangan dan ketenteraman bagi keduanya.

Untuk menjamin teraihnya ketengan dan ketenteraman tersebut, Islam telah menetapkan serangkaian aturan tentang hak dan kewajiban suami-istri. Jika seluruh hak dan kewajiban itu dijalankan secara benar, terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah adalah suatu keniscayaan.

Bersabar atas Kekurangan Pasangan

Kerap terjadi, kenyataan hidup tidak seindah harapan. Begitu pula dengan kehidupan rumahtangga, tidak selamanya berlangsung tenang. Adakalanya kehidupan suami-istri itu dihadapkan pada berbagai problem baik kecil ataupun besar, yang bisa mengusik ketenangan keluarga. Penyebabnya sangat beragam; bisa karena kurangnya komunikasi antara suami-istri, suami kurang makruf terhadap istri, atau suami kurang perhatian kepada istri dan anak-anak; istri yang kurang pandai dan kurang kreatif menjalankan fungsinya sebagai istri, ibu, dan manajer rumahtangga; karena adanya kesalahpahaman dengan mertua; atau suami yang 'kurang serius' atau 'kurang ulet' mencari nafkah. Penyebab lainnya adalah karena tingkat pemahaman agama yang tidak seimbang antara suami-istri; tidak jarang pula karena dipicu oleh suami atau istri yang selingkuh, dan lain-lain.

Sesungguhnya Islam tidak menafikan adanya kemungkinan terusiknya ketenteraman dalam kehidupan rumahtangga. Sebab, secara alami, setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti dihadapkan pada berbagai persoalan. Hanya saja, seorang Muslim yang kokoh imannya akan senantiasa yakin bahwa Islam pasti mampu memecahkan semua problem kehidupannya. Oleh karena itu, dia akan senantiasa siap menghadapi problem tersebut, dengan menyempurnakan ikhtiar untuk mencari solusinya dari Islam, seiring dengan doa-doanya kepada Allah Swt. Sembari berharap, Allah memudahkan penyelesaian segala urusannya.

Keluarga yang sakinah mawaddah warahmah bukan berarti tidak pernah menghadapi masalah. Yang dimaksud adalah keluarga yang dibangun atas landasan Islam, dengan suami-istri sama-sama menyadari bahwa mereka menikah adalah untuk ibadah dan untuk menjadi pilar yang mengokohkan perjuangan Islam. Mereka siap menghadapi masalah apapun yang menimpa rumahtangga mereka. Sebab, mereka tahu jalan keluar apa yang harus ditempuh dengan bimbingan Islam.

Islam telah mengajarkan bahwa manusia bukanlah malaikat yang selalu taat kepada Allah, tidak pula ma‘shûm (terpelihara dari berbuat maksiat) seperti halnya para nabi dan para rasul. Manusia adalah hamba Allah yang memiliki peluang untuk melakukan kesalahan dan menjadi tempat berkumpulnya banyak kekurangan. Pasangan kita (suami atau istri) pun demikian, memiliki banyak kekurangan. Karena itu, kadangkala apa yang dilakukan dan ditampakkan oleh pasangan kita tidak seperti gambaran ideal yang kita harapkan. Dalam kondisi demikian, maka sikap yang harus diambil adalah bersabar!

Sabar adalah salah satu penampakan akhlak yang mulia, yaitu wujud ketaatan hamba terhadap perintah dan larangan Allah Swt. Sabar adalah bagian hukum syariat yang diperintahkan oleh Islam. (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 153; QS az-Zumar [39]: 10).

Makna kesabaran yang dimaksudkan adalah kesabaran seorang Mukmin dalam rangka ketaatan kepada Allah; dalam menjalankan seluruh perintah-Nya; dalam upaya menjauhi seluruh larangan-Nya; serta dalam menghadapi ujian dan cobaan, termasuk pula saat kita dihadapkan pada 'kekurangan' pasangan (suami atau istri) kita.

Namun demikian, kesabaran dalam menghadapi 'kekurangan' pasangan kita harus dicermati dulu faktanya. Pertama: Jika kekurangan itu berkaitan dengan kemaksiatan yang mengindikasikan adanya pelalaian terhadap kewajiban atau justru melanggar larangan Allah Swt. Dalam hal ini, wujud kesabaran kita adalah dengan menasihatinya secara makruf serta mengingatkannya untuk tidak melalaikan kewajibannya dan agar segera meninggalkan larangan-Nya. Contoh pada suami: suami tidak berlaku makruf kepada istrinya, tidak menghargai istrinya, bukannya memuji tetapi justru suka mencela, tidak menafkahi istri dan anak-anaknya, enggan melaksanakan shalat fardhu, enggan menuntut ilmu, atau malas-malasan dalam berdakwah. Contoh pada istri: istri tidak taat pada suami, melalaikan pengasuhan anaknya, melalaikan tugasnya sebagai manajer rumahtangga (rabb al-bayt), sibuk berkarier, atau mengabaikan upaya menuntut ilmu dan aktivitas amar makruf nahi mungkar. Sabar dalam hal ini tidak cukup dengan berdiam diri saja atau nrimo dengan apa yang dilakukan oleh pasangan kita, tetapi harus ada upaya maksimal menasihatinya dan mendakwahinya. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, kita senantiasa mendoakan pasangan kita kepada Allah Swt.

Kedua: Jika kekurangan itu berkaitan dengan hal-hal yang mubah maka hendaknya dikomunikasikan secara makruf di antara suami-istri. Contoh: suami tidak terlalu romantis bahkan cenderung cuwek; miskin akan pujian terhadap istri, padahal sang istri mengharapkan itu; istri kurang pandai menata rumah, walaupun sudah berusaha maksimal tetapi tetap saja kurang estetikanya, sementara sang suami adalah orang yang apik dan rapi; istri kurang bisa memasak walaupun dia sudah berupaya maksimal menghasilkan yang terbaik; suami “cara bicaranya” kurang lembut dan cenderung bernada instruksi sehingga kerap menyinggung perasaan istri; istri tidak bisa berdandan untuk suami, model rambutnya kurang bagus, hasil cucian dan setrikaannya kurang rapi; dan sebagainya. Dalam hal ini kita dituntut bersabar untuk mengkomunikasikannya, memberikan masukan, serta mencari jalan keluar bersama pasangan kita. Jika upaya sudah maksimal tetapi belum juga ada perubahan, maka terimalah itu dengan lapang dada seraya terus mendoakannya kepada Allah Swt. (Lihat: QS an-Nisa' [4]: 19). Rasulullah saw. bersabda:

Janganlah seorang suami membenci istrinya. Jika dia tidak menyukai satu perangainya maka dia akan menyenangi perangainya yang lain. (HR Muslim).

Inilah tuntunan Islam yang harus dipahami oleh setiap Mukmin yang ingin rumahtangganya diliputi dengan kebahagiaan, cinta kasih, ketenteraman, dan langgeng. Wallâhu a‘lam bi ash-shawab.

Di BaLiK bLoG AnTi IsLaM

Kebencian terhadap Islam memang tidak pernah berhenti hingga hari Kiamat. Selalu saja ada musuh-musuh Islam yang mencari celah untuk menyatakan permusuhan mereka. Salah satunya adalah dengan blog.

Cara ini memang cukup efektif dan efesien. Efektif karena dengan cara ini penyebaran bisa tanpa batas. Dan efesien karena mereka membuat blog bisa gratisan.

Siapa saja yang getol bermain di lapangan blog penghina Islam ini?

Memang, begitu banyak blog yang terus saja muncul dan berkeliaran di dunia maya Indonesia. Secara umum, blog-blog tersebut banyak dibuat di penyedia jasa blog gratisan, semisal wordpress, multiply, dan lain-lain.

Kebanyakan tersebarnya informasi tentang situs-situs yang menghina Islam dan Nabi Muhammad berasal dari sebuah forum diskusi. Misalnya, situs lapotuak.wordpress.com tersebarnya melalui forum Faith Freedom (http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/). Situs ini sekarang memang sudah ditutup. Tapi, situs asalnya http://www.faithfreedom.org yang di miliki oleh Ali Sina sampai sekarang masih bisa diakses.

Siapa Ali Sina? Aslinya dari Iran. Setelah murtad, orang ini menjadi atheis dan tinggal di Amerika. Di sana, ia dan timnya membuat yayasan yang bernama Faith Freedom Internasional. Ia bertekad untuk menghantam Islam lewat lembaga ini.

Di suatu situs komunitas terbesar di Indonesia, Kaskus (http://www.kaskus.us) bahkan dulu ada satu thread khusus untuk saling menghujat yang diistilahkan dengan nama FC (fight club). Orang-orang bisa berdebat, mencaci maki, menghina, mengejek suatu agama tanpa ada batas.

Bahkan ada 'orang gila' yang membuat thread yang berjudul “Tantangan 2 x 24 jam kepada Allah nya umat Islam”. Si 'orang gila' ini menantang Allah, kalau benar Allah itu wujud dia minta dalam waktu 2 x 24 jam dia sudah mati. Sayang, sebelum 2 x 24 jam thread itu sudah di hapus oleh admin. Mudah-mudahan orang gila tadi juga dibuat mati oleh Allah.

Selain Ali Sina, ada lagi Roy Sianipar. Melalui situsnya http://roysianipar-islamjihadfuckupindonesia.blogspot.com/ dan http://poorestislamijihadinindonesia.blogspot.com/, ia selalu melontarkan hujatan-hujatan sangat kasar dan vulgar terhadap Nabi Muhammad dan Islam. Seperti halnya Ali Sina, orang ini pun belum diketahui keberadaannya. Ada blog yang menyebutkan bahwa si Roy ini tinggal di Australia, dan ia seorang gay.

Sebuah blog Islam malah sudah memberikan ancaman terhadap Roy: mengharapkan partisipasi blogger muslim untuk menginformasikan keberadaan ROY SIANIPAR kepada mereka. Akan ada tindakan khusus secara offline untuk Roy.

Bukan tidak mungkin, masih banyak makhluk-makhluk lain sejenis Roy ini yang hobinya menghujat dan menghina Islam dan Nabi Muhammad. Sangat di butuhkan peran aktivis blogger dan hacker muslim untuk menghentikan tindakan-tindakan mereka yang melampui batas itu

SisTem DeMokRasi: PeNghaMbaAn SeSaMa HaMba

Dalam surat yang dikirim kepada suku Najran yang beragama Nasrani, Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menyampaikan seruan sebagai berikut:

فإني أدعوكم إلى عبادة الله من عبادة العباد

“Sesungguhnya aku menyeru kalian kepada penghambaan Allah ta’aala semata dan meninggalkan penghambaan sesama hamba.” (HR Al-Baihaqi 2126)

Demikianlah, Islam datang membawa seruan abadi agar manusia hanya menghambakan diri kepada Allah ta’aala semata. Ajaran Allah ta’aala tidak membenarkan adanya penghambaan antara sesama hamba. Manusia tidak dibenarkan untuk menghamba kepada sesama manusia. Pengertian menghamba kepada sesama hamba bukan hanya dalam bentuk manusia bersujud di hadapan manusia lainnya. Tetapi pengertiannya mencakup ketaatan mutlak kepada sesama manusia.

Fihak yang menerima penghambaan manusia disebut ”Ilah” yang biasa diterjemahkan sebagai ”tuhan” dalam bahasa Indonesia. Sesungguhnya ”Ilah” mengandung setidaknya tiga pengertian, yaitu: ”yang dicintai, yang dipatuhi dan yang ditakuti.”

Apa hubungannya dengan Sistem Demokrasi? Dalam Sistem Demokrasi sekumpulan manusia dipilih untuk kemudian ditempatkan pada posisi yang sedemikian istimewanya sehingga mereka diperlakukan sebagai fihak ”yang dicintai, yang dipatuhi dan yang ditakuti.” Dan semua ciri tersebut telah dibangun semenjak mereka masih berkampanye. Dalam berbagai spanduk kampanye, mereka dengan PD-nya (percaya dirinya) memperkenalkan dirinya sebagai: Jujur, Amanah, Bersih dll.

Ketika mereka telah duduk di kursi parlemen dengan mandat yang diterima dari konstituen yang mereka wakili, maka mereka kemudian memperoleh wewenang yang sedemikian besarnya sehingga mereka berhak menetapkan hukum yang akan diberlakukan di tengah masyarakat. Itulah sebabnya anggota parlemen di Amerika Serikat bahkan diistilahkan sebagai ”lawmaker” artinya pembuat hukum. Hak untuk merumuskan Undang-undang sama layaknya dengan hak menyusun hukum. Padahal di dalam kitab suci Al-Qur’an Al-Karim jelas dinyatakan bahwa hak menentukan hukum hanyalah hak prerogratif milik Allah ta’aala semata.

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah ta’aala, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah ta’aala. BagiNyalah segala penentuan(hukum), dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS Al-Qashash ayat 88)

Berdasarkan ayat di ayat jelas bahwa Islam tidak mengakui adanya fihak selain Allah ta’aala yang berhak menetapkan hukum. Penetapan Halal dan haram merupakan wewenang Allah ta’aala semata. Namun dalam sistem demokrasi, manusia (baca: anggota parlemen) berhak menentukan halal dan haram (baca: legal dan ilegal). Itulah sebabnya di Amerika misalnya, hubungan homoseksual dahulu pernah dianggap ilegal. Namun dengan berjalannya waktu ia bisa berubah menjadi legal. Suatu perkara yang mustahil terjadi di dalam sistem Islam. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ

“Perkara yang halal itu sudah jelas dan perkara yang haram juga sudah jelas.” (HR Bukhary 1910)

Di dalam ajaran Islam urusan halal dan haram tidak boleh berubah mengikuti selera zaman dan manusia. Apalagi menjadikannya sebagai obyek voting. Seolah sesuatu boleh dianggap halal karena banyak pendukungnya, atau sebaliknya dianggap haram bila sedikit pendukungnya. Perkara ini merefleksikan kepatuhan dan loyalitas manusia terhadap ilah yang ia cintai, patuhi dan takuti. Hanya Allah ta’aala yang berhak menetapkan mana perkara yang halal dan mana yang haram. Manusia tinggal mematuhi saja sebagai bukti keimanan kepada Penentu Hukum Tertinggi, yaitu Allah ta’aala. Sekaligus hal ini merupakan manifestasi penghambaan dirinya kepada Penentu Hukum tersebut.

Dalam sistem demokrasi masyarakat kebanyakan menyerahkan ketaatan dan loyalitas kepada para lawmakers, yakni anggota parlemen. Lalu hak untuk menentukan perkara mana yang halal/legal dan mana yang haram/ilegal menunjukkan bahwa para lawmakers dibenarkan berperan sebagai penentu hukum. Jika kemudian produk hukum mereka dipatuhi masyarakat, berarti masyarakat telah menyerahkan loyalitas kepada para lawmakers tersebut. Dengan kata lain terjadilah penghambaan masyarakat luas kepada para lawmakers. Dan para lawmakers telah ”berperan sebagai tuhan” atau ”playing god”. Masyarakat luas menjadi hamba sedangkan kumpulan lawmakers menjadi ilah masyarakat.

Itulah sebabnya di berbagai negara modern yang menerapkan sistem demokrasi dewasa ini terjadilah perlombaan yang begitu semarak untuk menjadi kelompok elit anggota parlemen. Setiap orang yang mengkampanyekan dirinya untuk merebut kursi parlemen rela berkorban untuk mendapatkannya. Berapapun mereka bayar asal dapat kursi empuk tersebut. Hal ini bukan hanya terjadi di negara yang dianggap masih baru berdemokrasi. Bahkan di Amerika sekalipun hal seperti ini berlangsung dengan transparan.

Senator Ted Stevens dari partai Republican mewakili negara bagian Alaska baru-baru ini terbukti lewat pengadilan telah melakukan tujuh pelanggaran korupsi. Secara teori ia bisa diancam total tigapuluh lima tahun masa penjara. Namun para ahli mengatakan bahwa kemungkinan besar masa tahanannya tidak akan selama itu, bahkan mungkin tidak akan ditahan samasekali..!

Senator Stevens yang berusia 84 tahun telah menjadi lawmaker semenjak tahun 1968. Ia terbukti telah menyembunyikan fakta bahwa dirinya menerima total uang sebesar $250.000 sejak 1999 hingga 2006 untuk sejumlah hadiah dan biaya renovasi rumahnya di Alaska. Namun jika ia akhirnya harus diberhentikan dari posnya sebagai anggota parlemen, Senator Stevens tetap berhak menerima uang pensiun sebesar $122.000 per tahun, sebab ketujuh pelanggaran yang telah dilakukannya tidak mencakup pelanggaran yang bisa membatalkan haknya menerima pensiun ...!!!

Demikianlah, sistem demokrasi menjamin dan melindungi para ”tuhan” mereka di tengah masyarakat yang setia menjadi hamba-hambanya.

Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami bahwa yang benar itu benar dan berilah kami kekuatan untuk selalu berfihak kepadanya. Dan tunjukkanlah kepada kami bahwa yang batil itu batil dan berilah kami kekuatan untuk menolaknya. Amin.

Monday, November 24, 2008

Al-JaZeErA:88,5% pErCaYa SiStEm EkOnOmI IsLaM PaLiNg BaiK Di DuNiA

Syabab.Com - Setelah krisis keuangan global melanda, sistem keuangan apakah yang anda percaya paling baik untuk diterapkan di dunia? Begitulah bunyi pertanyaan poling yang al-Jazeera baru-baru ini. Hasil poling selama sepekan dari tanggal 19/10/2008 hingga 26/10/2008 menunjukkan bahwa 88,5% dari 29.486 responden menjawab sistem keuangan Islam. Sementara responden yang memilih sistem keuangan kapitasli hanya 5,0% dan yang memilih sistem keuangan komunis sebanyak 6,5%.Sistem ekonomi Kapitalisme saat ini sedang tenggelam, setelah sebelumnya sistem komunis terkubur, kini hanya Islam saja satu solusi ampuh dan bebas dari berbagai krisis. Karena memang sistem Islam ini berasal dari Dia Yang Mahatahu. Tak salah bila sebagian mengatakan, “kapitalisme di ujung tanduk, khilafah di depan mata.”

Di saat akhir-akhir keruntuhan Khilafah dulu, umat Islam terpesona dengan peradaban Barat hingga mereka mengabaikan institusi politik yang telah memayungi mereka berabad lamanya. Kabngkitan Barat dengan ideologi kapitalisme dilihat sebagai satu kemajuan baru dunia yang berdasarkan pada konsep kebebasan. Umat lalu mulai meninggalkan Islam dan mengejar kemewahan dunia yang dijarkan oleh para kapitalis. Sementara hukum-hukum Islam yang berasal dari Allah Swt. dan Khilafah sebagai institusi penegaknya mulai diabaikan.

Setelah keruntuhan Khilafah, peradaban Barat masuk secara drastis ke dalam kehidupan umat Islam dan pandangan hidup umat mulai berubah kepada kecintaan duniawi. Akhirnya, umat Islam kehilangan arah dan mulai lupa untuk apa sebenarnya mereka diciptakan. Kemewahan dunia yang ditawarkan oleh Kapitalis di bawah kebebasan berekonomi membutakan mata mereka kepada akhirat. Lalu mereka terperosok kepada lembah kehinaan karena mengambil Kapitalis sebagai cara hidup dengan meninggalkan Islam.

Namun, mereka yang sadar akan hal ini tidak berdiam diri. Beberapa ulama dan mereka para mukhlisin, tak henti-hentinya menyampakan kerusakan Kapitalisme dan memberikan pencerahan pada sistem yang benar, Islam. Ide Islam pun menjadi perbincangan, baik di negeri-negeri Muslim maupun di Barat. Hingga mulailah kesadaran umat akan Islam mulai tumbuh kembali.

Kini, di tengah-tengah kegoncangan sistem Kapitalisme, umat mulai sadar bahwa ada satu sistem lain yang dapat menyelamatkan mereka. Setelah melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bahwa Kapitalisme lambat laut menuju kematiannya, umat mulai mencari penyelamat mereka. Tidak ada lagi sistem yang benar-benar mampu manjadi penyelamat, kecuali sistem yang berasal dari Sang Pencipta, Dialah Yang Mahatahu.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Al-Jazeera di atas menunjukkan betapa umat kini merindukan sistem ekonomi yang bebas dari krisis dan goncanan, yakni sistem ekonomi Islam. Hanya saja, mungkinkah sistem ekonomi Islam tersebut akan tegak secara sempurna, sementara sistem-sistem lainnya masih berkiblat pada Kapitalisme? Tentu saja, tak mungkin. Sudah saatnya, kaum Muslim dan umat manusia di dunia ini dalam segala aspek kembali kepada sistem yang berasal dari-Nya, dan hal tersebut akan sempurna tegak hanya dengan keberdaan Khilafah Rasyidah yang akan datang kembali, Insya Allah, demikialah janji-Nya. [m/syabab.com]

MiChaeL JacKson MaSuk IsLam, UbaH NaMaNya MenJadi MiKaEel

Syabab.Com - Penyanyi Pop terkenal Michael Jackson baru-baru ini dikabarkan mendeklarasikan dirinya untuk masuk ke dalam agama Islam dalam sebuah pertemuan di Los Angeles pekan ini. Di depan seorang Imam masjid yang dipanggil dari Masjid, Jackson mengucapkan dua kalimah syahadat di rumah Steve Porcaro, seorang pemain keyboard penggubah musik pada album Thrillernya.
Jackson telah berkonsultasi untuk kepindahan agamanya dengan David Wharnsby, seorang penyanyi Muslim Kanada, dan Philip Bubal, seorang produser, yang keduanya telah masuk Islam terlebih dahulu. Menurut suatu sumber, Yusuf Islam, yang dikenal sebelumnya sebagai Cat Steven, telah menolong Jackson.

Menyusul masuk Islam, Jackson juga telah mengubah namanya. Kini artis ngepop yang semula bernama Michael Jackson kini dikenal sebagai Mikaeel, salah satu nama malaikat, meski belum jelas apakah hanya satu nama ini atau tetap memakai nama terakhirnya.

Beberapa tahun lalu, saudaranya Jackson, Jermaine, masuk agama Islam setelah ketertarikannya pada Islam sejak Konversi Hari Jumat pada tahun 1989.

"Ketika saya kembali dari Mekkah, saya membawa banyak buku untuknya. Dia bertanya padaku banyak hal tentang agamaku dan saya mengatakan padanya bahwa Islam itu penuh kedamaian dan sangat indah," kata Jermaine yang berganti nama menjada Muhammad Abdul Aziz.

"Dia membaca segala hal dan dia bangga bahwa saya telah menemukan sesuatu yang akan memberikanku kekuatan batin dan kedamaian," katanya lagi.

"Dia dapat melakukan banyak hal, seperti yang saya coba lakukan. Michael, saya dan Allah, kami bisa melakukan banyak hal," paparnya.

Allahu Akbar, ketika hidayah Allah datang, takkan ada satupun yang dapat menghalangi seseorang untuk menemukan cahaya Islam. Islam merupakan cahaya di tengah-tengah kegelapan kehidupan saat ini, dan Islam akan membawa keselamatan bagi siapa pun baik di dunia maupun di akhirat.

Lebih-lebih, bila cahaya Islam itu benar-benar nyata dan tegak dalam kehidupan di bawah Khilafah Islamiyyah, terutama ketika Allah memberikan pertolongan berupa kemenangan bagi kaum Muslim, seperti kabar dari-Nya, umat manusia akan berbondong-bondong untuk masuk ke dalam agama yang mulia ini. Insya Allah.

Kita semua berdoa semoga, masuk Islamnya Mikaael ini diberikan keistiqomahan dan menjadi bagian dari para pejuang Allah, semoga semakin banyak juga umat manusia yang menerima hidayah dari-Nya. Amin. [z/telegraph/qv/syabab.com]

Thursday, November 20, 2008

multiply's minekey?

i wonder if multiply also add for ex.one more app like 'minekey' at FaceBook' where people including non friends can share such as votes:agree-or-disagreement and opinions.
i think it would be much greater for multiply to have this kind of application

need for your share about my idea,please! thanks.






multiply's minekey?

i wonder if multiply also add for ex.one more app like 'minekey' at FaceBook' where people including non friends can share such as votes:agree-or-disagreement and opinions.
i think it would be much greater for multiply to have this kind of application

need for your share about my idea,please! thanks.






Wednesday, November 19, 2008

FaceBook's minekey at multiply?

i'm new in MUDS.
i wonder if multiply also add for ex.one more app like 'minekey' at FaceBook' where people including non friends can share such as votes:agree-or-disagreement and opinions.
i think it would be much greater for multiply to have this kind of application.look forward to MUDS' attention,pls.

also need for members' thought on this idea. thanks.







Following the Shariah rules comprehensively

As da’wa carriers it is vital that we all adhere to the Shariah of Allah (swt) completely, as we are Muslims first and then da’wa carriers. Therefore we are all Ibadallah – slaves of Allah (swt) and are obligated to follow all of his commands and avoid all of his prohibitions.

As da’wa carriers we would be hypocrites if we were calling for the implementation of the shariah and not following the shariah ourselves.

The Muslim is commanded to conduct his actions according to the Shari'ah rules. Allah (swt) says:

"No by your God, they shall not have true belief until they make you judge in all disputes between them, and find in their souls no resistance against your decision, but accept it with the fullest conviction." [TMQ 4-65]

He (swt) also says: "Whatever the Messenger brought you take it and whatever he forbids you abstain from it and fear Allah." [TMQ 59-7]

Therefore, the Muslim should in principle abide by the Shari'ah rules. Besides the Shari'ah principle states: “Every action requires a shariah rule and every rule requires a daleel.” In other words, no matter should be given any rule whatsoever before the advent of the rule of Allah pertaining this matter. The Shariah rule is: “The address of the Legislator related to the actions of the servants.” Therefore, anything that has not been mentioned in the address of the Legislator cannot be considered a Shari'ah rule.

If a Muslim wanted to perform any action, it would be incumbent upon him to abide by the rule of Allah (swt) pertaining that action; thus, he must search for that rule until he recognises it and abides by it. This is what the verses and the Ahadith have indicated clearly. Therefore, it is forbidden for a Muslim to undertake any action or to act towards anything in contradiction to the Shari'ah rule; he should rather abide by the Shari'ah rule in every action he undertakes and in every matter. After Allah (swt) revealed:

"Today, I have perfected your Deen for you, completed my favour upon you and have chosen for you Islam as your Deen." [TMQ 5-3]

And after He (swt) revealed: "And We have sent down to you the Book explaining everything." [TMQ 16-89]

There is not any action left without a Shariah rule and evidences that establish it from the Quran and the Sunnah. It is forbidden for anyone, having perceived these two verses, to claim that some actions and some things or some situations are devoid of the Shari'ah rule, meaning that Shari'ah has completely ignored.

Every action has a hukm either Wajib/Fard, or Mandub, or Haram, or Makruh or Mubah.

In fact the meaning of Taqwa itself is to follow the commands and prohibitions of Allah (swt).


The son of ‘Ali (ra), Al-Hasan (ra) once said, “The people who have taqwa (al-muttaqoon) are the people who avoided whatever Allah (swt) has prohibited and have done whatever Allah (swt) has ordained.”

‘Umar ibn Abdul Aziz (ra) once said, “Taqwa is not by fasting the day and not by praying the night. And its not by mixing between the two of them. But taqwa is leaving what Allah (swt) has made Haram and by doing what Allah (swt) has made Fard. After one has done this, Allah (swt) will provide good things for that person.”

Sometimes it is possible that we may overlook the details of the shariah rules when it comes to our lives and may even be unaware of them. This is unacceptable for the Muslim and especially the da’wa carrier.

So today I want to give some examples which we think are relevant to us in terms of follwing the details of the shariah rules. As many of us come from backgrounds where we are not used to following the shariah rules in many areas. The areas I will focus upon are mainly to do with the social and economic rules.

Mixing between men & women

Islam has restricted the relationship between unrelated men and women and only allowed it in certain circumstances.

This separation is established by the overall Ahkam Shari'ah (divine rules) addressing the man separately, the woman separately, and both of them together. It is also established by the Qur'anic speech to women as women and men as men such as Allah's saying:

"The men and women who give charity and fasting men and women, and the men and women who guard their chastiity and the men and women who remember Allah much..." [Al- Ahzab: 35]and other verses. Such a segregated type of life is also reported as the actual practice in collective form since the days of the Prophet and throughout all the times of Islam.

In Islam, the basic principle of the interaction between men and women is segregation. This means that in all areas of life and in all places whether private or public, contact between men and women is generally prohibited. Many evidences establish the principle of not mixing between the sexes, and there are many ahadith which clarify that this is the case in both public and private areas:

Abu Daud narrated that the Prophet (saw) said, "The best row for men is the front row, (furthest to the women's row) and the best row for women is the back row and the worst is the front row (just behind the men)."

Ibn Umar said, "The Prophet prohibited men from walking between two women." Abu Daud.

Abu Daud narrated that the Prophet (saw) saw men and women outside the mosque moving side by side in the crowd. He stopped the women saying, "It is not proper for you to walk in the middle of the path, you had better walk along the walls."

This means that the Muslims should avoid contact with members of the opposite sex, whether Muslim or not, as a general rule. However, there are exceptions to this general rule, where the mixing or interaction between men and women is permitted in certain situations.

For example, it is permitted for men and women who are Mahrem to each other to mix freely for any purpose that Islam permits. As well, there are certain areas where it is permitted for non-Mahrem men and woman to interact with each other, such as for the purpose of Da'awa (invitation to Islam) or trade. However, the type of mixing that can occur here is not free, and is restricted by the shari'ah to be within certain guidelines and boundaries, and the Muslim must be sure to understand these before any type of mixing takes place. The ahkam (rules) to do with mixing also vary with regard to the kind of place in which the mixing takes place.

1) Medicine: It is allowed for men and women to mix for the purpose of seeking medical treatment. The Sahabiyat used to treat the Sahaba and the Prophet (saw) consented to that.

2) Da’wa: It is allowed for men and women to be present in the same class if the purpose of their mixing is learning about Islam or other types of education permitted by the Shari‘ah. The sister of Umar (ra) was being taught from the Quran by Khabab ibn Arrat (ra) with her husband when Umar entered upon them. It has been narrated that Umm Salamah and Aisha (ra) who used to do da'wa to men and women

3) Marriage: If a man is looking to marry a woman then he is allowed to talk to her about issues related to finding out about her and related to the marriage. A man came to the Messenger Muhammad (saw) to ask about marrying a girl and the Prophet (saw) told him to go and see her i.e. see her in her Mahram’s presence.

4) Duress or Compulsion: At times of absolute necessity or emergency, such as earthquakes, war or hurricanes, the necessary mixing is permitted for men and women in order to remove any danger or threat.

5) State arrest: The evidence for this is from Uthman and Umar (ra) said, "O women, cover yourselves we are entering" and he entered a house to arrest someone with his army and there was Ijma of the Sahaba (consensus of the companions) on this.

6) Eating: In Surah Nur Allah (SWT) says:

“The blind is not to be blamed, the crippled is not to be blamed, nor is the handicapped to be blamed, just as you are not to be blamed for eating at your homes, or the homes of your fathers, or the homes of your mothers, or the homes of your brothers, or the homes of your sisters, or the homes of your fathers' brothers, or the homes of your fathers' sisters, or the homes of your mothers' brothers, or the homes of your mothers' sisters, or the homes that belong to you and you possess their keys, or the homes of your friends. You commit nothing wrong by eating together or as individuals. When you enter any home, you shall greet each other a greeting from Allah that is blessed and good. Allah thus explains the revelations for you, that you may understand.” [TMQ 24:61]

For men and women to eat together is permitted in the places mentioned in the verse such as the home of your fathers or your friends as it says, “You commit nothing wrong by eating together or as individuals”.

However people should be careful that even though eating together with the women at a friends house is permitted that they should leave once they have eaten and beware of socialisation with the opposite sex which would be exceeding the permit.

7) Silat ar-rahm (maintaing the relationship between kith and kin): It is allowed for non-maharam relatives to sit with their non-maharam (people to whom marriage is permitted) for the sake of silat ar-rahm as long as it is without khalwah (privacy). There exist a number of hadith concerning the keeping of good relations with the relatives.

It was narrated by Anas b. Malik that the Messenger of Allah (saw) said: "Whoever loves that he be granted more wealth, and that his lease of life be prolonged, then he should keep good relations with his kith and kin". It is narrated by Abu Hurayra that the Prophet (saw) said: "Allah created His creation, and when He finished it, the womb got up and said, I seek refuge with you from Al-qatia (ties being severed with me)". On that Allah (swt) said: "Don’t you accept that I bestow my favours on him who keeps your ties, and withhold My favours from him who severes your ties?" On that it said, "Yes, Oh my Lord!" Then Allah (swt) said: "That is for you".

However it is not allowed to mix for the purpose of entertainment or just to socialise. For example the Prophet (saw) used to leave when Aisha (ra) friends used to come as it is not allowed to socialise with your sisters or wives friends if they are not related. Another example which is common today is the mixed weddings.

The Mixed party in weddings is haram. This includes the entrance of the bridegroom to the women’s room, sitting on the bridal throne besides his bride, taking photos for and the celebration of the women with him, when they are usually uncovered particularly if they are not mahrem to him. All of such mixing is haram as it mixing for a purpose which Islam did not allow i.e. entertainment. There should be separate halls for men and women or there should be a partition which would stop the women being seen, this should be at least a shoulder height partition.

We know that in reality today many weddings contradict these ahkam and even before the weddings such as mixed mehndi parties where the women and her friends play tricks on the groom to be and his friends. I know many brothers look for the halal alternatives – so when they attend their relatives weddings they ask to sit in a separate room or place which is physically segregated from the women. This creates problems with some relatives and families who do not follow and understand the shariah rules. But as Muslims we must understand that life is a test – in these are part of the tests from Allah (swt).

In some places the da’wah carriers are tested with their lives through torture, removal from their jobs, arrest and harassment of their families and they stick to the Deen. So who are we, if we cannot stick to the shariah rules just due to upsetting some people or our relatives?

source : www.islamicsystem.blogspot.com


17 WaRga ChiCaGo MaSuK IsLaM MeLaLui IkLaN di BuS

Beberapa waktu lalu, Eramuslim mengangkat laporan tentang kegiatan kampanye tentang Islam dengan cara memasang iklan di badan bus, yang dilakukan organisasi GainPeace di Chicago. Kegiatan yang dilakukan organisasi ini ternyata membuahkan hasil, bukan hanya mampu meluruskan pandangan masyarakat Barat yang miring tentang Islam tapi setelah melihat iklan di badan bus tersebut, ada 17 warga Chicago yang menyatakan diri masuk Islam.

Salah satunya adalah Leslie C. Toole, seorang guru di Chicago yang sudah sepuluh tahun berkeingan masuk Islam. Tekadnya menjadi seorang Muslim akhirnya terlaksana setelah ia melihat iklan GainPeace di badan bus

"Saya tidak pernah sungguh-sungguh. Tapi ketika saya melihat iklan itu, saya sadar bahwa itulah akhir dari pertanda dimana saya harus melengkapi niat saya," kata Toole.

Toole mengaku pertama kali mengenal Islam secara tak sengaja. Sepuluh tahun lalu, seorang laki-laki memberinya selebaran dan mengatakan ia akan mendapatkan pencerahan dari selebaran itu. "Saya pun membacanya, berulang kali dan memastikan saya memahami apa yang sedang saya baca," Toole mengisahkan.

"Bagaimana menjadi seorang Muslim, itulah yang menjadi pertanyaan utama saya," sambung Toole sampai akhirnya, ia melihat iklan tentang Islam di bus-bus Chicago Transit Authority (CTA) bertuliskan "Got Questions? Get Answers" dan langsung menghubungi nomor telepon yang ada di bus tersebut.

Setelah mendapatkan penjelasan dan berdiskusi dengan pihak GainPeace, Toole mengucap syahadar pada Senin, 29 September 2008. Kisah Toole masuk Islam hampir serupa kisah 16 Muslim Chicago lainnya yang memilih masuk Islam setelah melihat iklan GainPeace di bus-bus CTA.

Menurut Toole, iklan layanan masyarakat GainPeace yang dipasang di bus-bus merupakan ide brilian untuk menarik perhatian masyarakat. Setelah masuk Islam, Toole yang memilih nama Ilyas sebagai nama Islamnya juga mendapatkan bimbingan seorang mentor dari GainPeace.

"Saya sangat berterimakasih dengan mentor saya yang sudah sangat membantu. Beliau memberikan saya banyak buku agar saya bisa banyak belajar tentang Islam," kata Toole.

GainPeace juga memberikan layanan belajar Islam online setiap seminggu sekali untuk para mualaf, dimana mereka bisa belajar apa saja mulai dari cara salat, cara hidup seorang Muslim bahkan bahasa Arab.

Toole atau Ilyas mengatakan, semakin banyak ia tahu tentang Islam, ia semakin percaya diri bahwa ia sudah membuat keputusan yang benar. "Agama ini betul-betul sempurna bagi saya. Sulit untuk menjelaskannya ketika Anda mengetahui sebuah kebenaran. Anda akan merasakan perasaan yang begitu mendalam di hati sanubari Anda bahwa Anda telah menemukan rumah yang benar," papar Toole.

Seperti diberitakan sebelumnya, GainPeace menggelar kampanye dengan memasang iklan layanan tanya jawab tentang Islam di bus-bus CTA pada tanggal 19 September sampai 20 Oktober kemarin. Dan iklan itu diperpanjang sampai 23 November mendatang karena mendapatkan respon positif dari masyarakat Chicago.

Organisasi itu mengeluarkan dana sebesar 30.900 dollar AS sebagai biaya pemasangan iklan 25 bus CTA yang melayani rute di seluruh Chicago. Setelah iklan itu tampil, GainPeace menerima ribuan telepon dan situsnya dikunjungi lebih dari 300.000 orang. GainPeace juga memberikan al-Quran dengan terjemahan berbahasa Inggris, majalah The Message on Prophet Muhammad serta brosur dan buku-buku Islam bagi mereka yang ingin tahu lebih jauh tentang Islam.

Direktur GainPeace, Sabeel Muhammad mengatakan pesan dari iklan itu adalah untuk menimbulkan minat masyarakat terhadap berbagai informasi tentang Islam, sehingga bisa meluruskan penafsiran-penafsiran yang salah tentang Islam.

Selain GainPeace, kampanye serupa juga dilakukan ICNA, organisasi Muslim yang berbasis di New York dan memiliki 22 cabang di seluruh AS. Namun ICNA baru melakukan kampanye itu di Seattle dan New York. Di New York, ICNA menempelkan lebih dari 1.000 iklan layanan tanya jawab tentang Islam di stasiun-stasiun kereta bawah tanah.

Karena kampanye dengan cara itu sukses, kota-kota lainnya di AS dan Canada sudah meminta bantuan agar ICNA juga melakukan kampanye yang sama di kota-kota tersebut

MusLim AS SeDaNg MemPerMaLuKan DiRi SeNdiRi

Syaikh Anwar Awlaki melontarkan kritik pedas pada Muslim AS yang telah memberikan suaranya dalam pemilu presiden AS yang akhirnya dimenangkan oleh Barack Obama. Dalam artikel berjudul "Now The Elections are Over" yang ditulis di situs pribadinya, Syaikh Awlaki menyebut Muslim AS telah mempermalukan dirinya sendiri karena telah memilih kandidat presiden yang sebenarnya tidak peduli dengan kepentingan dan isu-isu tentang Islam dan umat Islam di AS bahkan umat Islam di seluruh dunia.

Da'i yang oleh pemerintah AS dikatagorikan sebagai da'r garis keras ini mengibaratkan komunitas Muslim AS seperti posisi Bani Israel dibawah kekuasaan Raja Firaun pada zaman dahulu. Syaikh Awlaki mengatakan, salah satu karakteristik komunitas yang terhina dan tertindas adalah, sikap mereka yang menghamba pada penindasnya dan mentolerir penindasan itu. Tapi, di kalangan komunitasnya sendiri, mereka justru bersikap arogan dan tidak toleran. Itulah sikap Bani Israel ketika berada dibawah kekuasaan Firaun.

"Maaf, saya harus mengatakan ini. Sayang sekali, sikap ini yang direfleksikan banyak Muslim Amerika yang mempermalukan diri mereka sendiri dengan memilih salah satu kandidat yang tidak peduli dengan isu-isu umat Islam," tulis Syaikh Awlaki di situs pribadinya.

"Ibarat pemilik seekor anjing yang bersikap sewenang-wenang pada anjing peliharannya, tapi sepanjang si pemilik melemparkan tulang, anjing itu tetap setiap pada majikannya. Begitulah Muslim Amerika yang telah membodohi dirinya sendiri dan dunia tahu itu. Menyedihkan memang, tapi itulah kenyataannya," sambung Syaikh Awlaki.

Ia membeberkan sejumlah pemberitaan media massa yang terkesan mencemooh sikap Muslim AS yang ikut terhanyut dalam euforia pemilu presiden di AS tanpa bersikap kritis. Surat kabar Guardian terbitan Inggris misalnya, menulis bahwa Muslim AS "diasingkan" dalam pemilu presiden. Surat kabar lain membuat judul yang serupa, "Muslim AS yang terasing: Pertama Mendukung Bush, Sekarang Mendukung Demokrat." Harian The Australian menulis,"Tak satupun kampanye yang melirik suara Muslim AS" dan tak satupun kandidat presiden AS yang mengunjungi masjid. Tapi sebagian besar Muslim AS tetap ikut memilih meski media massa sudah menunjukkan ketidakpedulian para kandiddat presiden kemarin terhadap eksistensi umat Islam, utamanya di AS.

Syaikh Awlaki menulis, "Ada kesamaan antara komunitas Muslim Amerika dengan Muslim di Andalusia setelah Spanyol jatuh ke tangan monarki Katolik. Ada beberapa tulisan yang mengatakan bahwa Muslim Andalusia mengalami penderitaan akibat penindasan penguasa Katolik, tapi mereka tetap berharap suatu saat situasinya akan membaik bahkan setelah penguasa Katolik memperlakukan Muslim Andalusia dengan sangat buruk."

Lebih lanjut Syaikh Awlaki menulis, "Tapi Muslim AS hidup di zaman yang lebih canggih dibandingkan Muslim Andalusia di zaman kekuasaan Katoli dan seharusnya Muslim AS bersikap lebih bijak. Warga Muslim memang dibolehkan untuk salat, berpuasa dan menjalankan perintah agama Islam sepanjang masih berada di lingkungan keyakinan mereka sendiri. Tapi warga Muslim AS belum sepenuhnya diizinkan menjadi seorang Muslim seutuhnya, karena AS belum bisa mentolerir isu-isu tentang syariah Islam, jihad, hudud, khilafah, ajaran al-Quran yang terkait dengan Yahudi dan Kristen serta dukungan terhadap pejuang-pejuang Islam di seluruh dunia."

"Aspek-aspek spiritual seorang Muslim sedang diserang, mungkin bukan oleh pemerintah tapi oleh masyarakat AS secara luas. Budaya AS akan menghancurkan keluarga-keluarga Muslim dan akan membuat anak cucu mereka kehilangan jati diri sebagai seorang Muslim. Waktu akan membuktikannya," tukas Syaikh Awlaki.

Menurutnya, Muslim AS telah memberikan suara gratis pada para kandidat presiden AS. Di era tahun 1990-an, suara warga Muslim dalam pemilu dipandang sebelah mata karena besarnya tidak signifikan. Tapi saat ini, suara warga Muslim ikut menentukan karena dari berbagai laporan menyebutkan jumlah pemilih Muslim mencapai dua juta orang. Tapi apa yang diterima warga Muslim AS atas suara yang telah mereka berikan? Sama sekali tidak ada timbalbaliknya.

Syaik Awlaki mengingatkan, seorang Muslim tidak akan pernah diterima di AS seberapapun besar dukungan mereka pada proses-proses politik yang berlangsung di negeri itu, kecuali Muslim itu meninggalkan agamanya. Dalam hal ini Syaik Awlaki mengutip al-Quran, surat al-Baqaragh ayat 120 yang berbunyi,"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka."

"Kenyataannya, dengan segala kegiatan dan makin meningkatnya partisipasi Muslim AS dalam pemilu, kondisi umat Islam di negeri itu tidak juga meningkat bahwa makin menurun," tulis Syaikh Awlaki.

Ia menyatakan, mengeluarkan fatwa yang isinya menyerukan agar umat Islam tidak terlibat dalam pemilu di negara demokrasi bukanlah hal mudah karena harus ada dasar hukum berdasarkan al-Quran dan Sunnah. Tapi Syaikh Awlaki mengingatkan umat Islam untuk membaca dan menilai fatwa itu tidak berdasarkan nama dan jumlah ulama yang berada dibalik fatwa tersebut, tapi berdasarkan bukti. Dan bukti-bukti bahwa mengikuti sistem demokrasi di negara kafir tidak akan membawa manfaat apapun bagi umat Islam sudah tertulis dalam berbagai surat di al-Quran. Antara lain di surat an-Nisa dan al-Baqarah yang menyebutkan bahwa kekuasaan itu adalah hak Allah swt. Hadist Rasulullah Muhammad saw juga menyerukan agar umat Islam menjauhkan diri dari orang-orang kafir.

Syaikh Awlaki menambahkan, "Kita lihat saja bagaimana kepemimpinan Obama selama empat tahun ke depan. Saya pribadi berpikir, selama Obama berpijak pada sebuah kebohongan, maka pembenaran warga Muslim untuk memilih Obama adalah sebuah kesalahan dan proses dimana warga Muslim memilih Obama juga sebuah kesalahan. Kita tidak bisa berharap kebaikan dari sebuah kesalahan."

"Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang berbuat kerusakan," Syaikh Awlaki menutup tulisannya dengan mengutip Surat Yunus ayat 81.

catatan redaksi:

Syaikh Anwar al-Awlaki. Imam Anwar al-Awlaki adalah seorang ulama kelahiran New Mexico. Orangtuanya berasal dari Yaman dimana ia tinggal selama sebelas tahun dan memperoleh bagian awal pendidikan Islamnya.

Imam Anwar al-Awlaki sempat menjadi Imam masjid di Colorado, California. Kemudian ia tinggal di kawasan Washington DC dimana ia memimpin Dar Al-Hijrah Islamic Center sambil menjadi Pemuka Agama Islam di George Washington University.

Imam Anwar al-Awlaki memiliki gelar S1 sebagai Insinyur Sipil dari Colorado State University, S2 di bidang Pendidikan Kepemimpinan dari San Diego State University serta sedang menekuni S3-nya di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di George Washington University. Ia telah menghasilkan banyak seri audio popular termasuk “Kehidupan Para Nabi”, “Kehidupan Akhirat”, “Kehidupan Muhammad”, “Kehidupan Umar bin Khattab”, “kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq”, “Kisah Ibnul Awka”, “Konsisten di jalan Jihad” dan banyak lagi.

Why has the Muslim world failed to develop?

The Muslim world with its vast resources continues to generate much interest among economists, thinkers and policy makers. The Muslim world since the end of the Uthmani Khilafah has had its borders drawn and redrawn after various powers interfered in the running of its affairs. The Muslim world includes the Arabian Peninsula, Turkey, North Africa, Pakistan, Bangladesh and the south eastern countries of Malaysia and Indonesia.

Development economics is a branch of economics, which deals with how simple forms of organisation can transfer to complex forms of organisation and production. Development is seen as the ability to increase production without any consideration applied to its distribution. Economists do make a distinction between growth and development - growth is seen as more of the same goods and services whilst development is the structural and technological infrastructure behind the production. In terms of GDP, the measurement used to calculate the value of total production of goods and services, the Muslim world is second only to China with growth rates of 7% in some countries. These are growth rates most European countries would be proud of. However reading between the figures reveals many problems.

If we define development as the building of the necessary infrastructure to fulfil the basic needs of the people such as food, clothing, shelter, security and education, here the Muslim worlds comes in at the bottom of the list. Wealth in the Muslim world suffers from huge misdistribution.

The Middle East for example relies heavily upon oil revenue's therefore it is affected greatly by changes in oil prices. Very little oil revenue actually trickles down to the population but rather ends up in US bank accounts. Prince Alwaleed Bin Talal Alsaud of the Saudi monarchy is valued at over $20 billion with half of his wealth invested in the US.

In the Arab world one in five Arabs still live on less than $2 a day. And, over the past 20 years, growth in income per head, at an annual rate of 0.5%, was lower than anywhere else in the world except sub-Saharan Africa.

In Pakistan 40% of land is in the hands of 23 families.

Government investment in infrastructure and public services is minimal considering the large population of the Muslim world.

The Muslim world's elections are at best a farce, with autocratic kings and presidents only rescinding their authority when they die.

Half of the Muslim world is treated as lesser legal and economic beings, and more than half the young, burdened by joblessness and un-Islamic economic policies want to get out of their country as soon as they can.

The role of the IMF and World Bank in countries such as Pakistan, Turkey, Indonesia, Bangladesh and Egypt has directly aided some of the underlying economic problems. The general solution provided by such institutions is the engaging of trade to climb out of poverty and for development. In reality there are a number of obstacles placed by the developed nations that ensure developing nations will never reach a level where they can compete. What this actually means is that Western goods should be imported rather than allow imports from poorer countries. The theory is that only via trade will nations pull themselves out of poverty. Whilst encouraging the third world to lower their market barriers such as tariffs and quotas on various goods, the Western nations do not do the same for their markets. Western economies have not been developed by such subscribed policy, as outlined by Dr Ha Joon Chang in his book "Kicking away the ladder." The continued failure of the World trade organisation clearly shows the unwillingness by Europe and the US to lower its trade barriers whilst at the same time lobbying India and China to remove their barriers.

This situation in the Muslim world stems from the colonial era and is summed up best by David Fromkin, Professor and expert on Economic History at the University of Chicago: "Massive amounts of the wealth of the old Ottoman Empire were now claimed by the victors. But one must remember that the Islamic empire had tried for centuries to conquer Christian Europe and the power brokers deciding the fate of those defeated people were naturally determined that these countries should never be able to organize and threaten Western interests again. With centuries of mercantilist experience, Britain and France created small, unstable states whose rulers needed their support to stay in power. The development and trade of these states were controlled and they were meant never again to be a threat to the West. These external powers then made contracts with their puppets to buy Arab resources cheaply, making the feudal elite enormously wealthy while leaving most citizens in poverty."

The absence of any organised way of generating wealth and allocating wealth has created a situation where everyone in the Muslim world needs to fend for themselves and attempt to make the best out of a chaotic situation. This just compounds the problem further as many resort to bribery, stealing and fraud to make ends meet. This shows that the people in the Muslim world are not inherently corrupt or born to steal, rather as can be seen with the Gulf States many Muslims when given the opportunities are hard working and can be relied upon.

The question that really needs to be answered is where we begin to develop the Muslim world. The Muslim world fails in applying a set of consistent polices and this has resulted in such nations being unable to unify the populace on the direction of the economy. Many policies by the rulers are time specific or usually motivated by the political climate of the time. The unfortunate result of this is that a whole host of contradictory policies are applied within the Muslim world and hence the nation doesn't move in the same direction. Although Pakistan has the worlds largest untapped coal reserves it imports over 2 million tonnes of coal a year to meet its energy needs. Across the Muslim world there exist manufacturing companies and mining companies. However the contract to mine the Muslims world's precious resources always go to foreign companies.

The development of the Soviet Union is a good example of how consistent polices lead to development. Socialism emerged as a very powerful force across Europe and many were attracted to it after witnessing the wide disparities in wealth distribution in Capitalist nations. The Communists after gaining power due to the failures of the Tzar set about implementing a five year plan starting in 1928, in order to build a heavy industrial base.

The five year plan was a list of economic goals that was designed to strengthen the USSR's economy between 1928 and 1932, making the nation both militarily and industrially self-sufficient. The five year plan was to harness all economic activity to the systematic development of heavy industry, thereby transforming the Soviet Union from a primitive agrarian country into a leading industrial and military power. Carrying the plan out, the Stalin government poured resources into the production of coal, iron, steel, railway equipment, and machine tools. Whole new cities, such as Magnitogorsk in the Urals, were built with enthusiastic participation of young workers and intellectuals. This ambitious plan fostered a sense of mission and helped mobilise support for the regime. The Soviet Union played a direct role in the defeat of Hitler in World War 2 - which launched the Soviet Union to superpower status.

Islam is the only common denominator between everyone in the Muslim world. Islam has a glorious history in the region and propelled the Muslims from the deserts of Arabia to the far reaches of the earth. Therefore this would be the place to begin deriving economic policies for the Muslim world. These policies would be accepted by all Muslims as they are from Islam and would actually bring confidence in the Islamic rules once people see they can work.

Practically this means that Islam should be applied in the Muslim world and Islam's polices on trade, ownership, companies, public finance, investment, currency and poverty elimination would need to all be applied. The derivation of such polices from the same foundations would ensure no contradictions occur as they are all coming from the same basis. All foreign policies from Socialism, the Capitalist free markets, Nasserism, Kemalism and any other ‘ism' should be removed as these have proven to be failures.

Hizbut Tahrir Amerika, Mungkin Siap Tampil di Negeri Paman Sam Tersebut

Baru-baru ini, selebaran resmi yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir Amerika, tampil di beberapa website resmi gerakan ini. Seruan yang berjudul, "Berpartisipasi dalam Pemilu Amerika: Kerjasama dalam Kebaikan atau Kemaksiyatan" itu dikeluarkan pada tanggal 29 Syawal 1429 H bertepatan dengan 28 Oktober 2008 namun baru pada pertengahan bulan ini dipublikasikan secara terbuka di beberapa website mereka. Mereka menyerukan kepada kaum Muslim di Amerika untuk berdakwah hanya dengan mengikuti metode Rasulullah Saw dengan cara intelektual dan perjuangan politik, bukan dengan cara demokrasi. Setelah bertahun-tahun, Hizbut Tahrir Amerika tidak terdengar, bahkan beberapa kalangan Barat pun bertanya-tanya, kemunculannya hari ini mendapat respon beberapa kalangan. Madeleine Gruen, salah seorang yang senantiasa mengamati gerakan ini, di dalam sebuah situs, menulis tanggapannya dengan judul, "Hizbut Tahrir Amerika, Mungkin Siap untuk Tampil Dimuka Publik".

Dia menulis, Hizbut Tahrir Amerika (HTA) mungkin merasa dirinya siap untuk keluar dari kepakeman. Ia menceritakan bahwa sebuah leaflet tertanda Hizbut Tahrir Amerika telah dipublikasikan di sebuah situs mereka. Ini merupakan pertama kalinya organisasi global tersebut telah secara resmi menyatakan keberadaan Hizbut Tahrir Amerika.

Leafleat, tertanggal 28 Oktober 2008 ini berjudul "Berpartisipasi dalam Pemilu Amerika: Kerjasama dalam Kebaikan atau Kemaksiyatan". Tulisan tersebut menurut Madeline Gruen menyerukan kaum Muslim Amerika untuk tidak berpartisipasi dalam pemilihan Presiden AS.

Menurutnya lagi, di berbagai negeri di mana HT telah beralih dari fase pembinaan sembunyi-sembunyi ke tahapan publik, ini dikarenakan keanggotaan cabangnya telah cukup setia untuk mempertahankan resistensi dari agen-agen pemerintah lokal. Keanggotaannya telah cukup besar untuk proyek kekuatan yang berpengaruh, dan telah memiliki para anggota berpengaruh yang dapat secara efektif meyakinkan orang lain akan tujuan dan metode untuk membangun negara Islam.

Meskupun demikian, menurut Gruen, dirinya mengetahui keberadaan HTA selama bertahun-tahun, dan telah melihat tanda-tanda tak resmi dari keberadaannya oleh para anggota mereka sendiri, kami belum melihat demonstrasi publik secara luas oleh HTA atau website resmi mereka.

Oleh karena itu, katanya, kami tidak memiliki cara terukur untuk menentukan ukuran keanggotaan mereka atau kedalaman pengaruhnya. Namun, sambutan resmi keberadaan HTA, seperti yang digambarkan oleh publikasi leaflet di website khilafah, mungkin menunjukkan bahawa kepemimpinan HT melihat HTA cukup kuat untuk menahan pengetahun publik atas keberadaannya dan menambah potensi keterbukaan yang datang dengan pengetahuan itu.

Madeleine Gruen menyebutkan dalam tulisan sebelumnya yang dipublikasi Agustus 2007 lalu, bahwa gerakan ini terus melakukan rekruitmen untuk pertumbuhannya di Amerika Serikat. Banyak para profesional, termasuk doktor, pengacara, para pengusaha, ilmuwan, insinyur, dan profesor universitas terpengaruh oleh gerakan ini. Menurutnya, keanggotaan HT telah berhasil melampaui New York, Orange County, Chicago dan Milwaukee.

Sementara itu dalam selebaran yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir Amerika tersebut, mereka menyatakan dengan tegas, "Kami akan terus terlibat dalam usaha dakwah ini untuk mengembalikan kehidupan Islam ini di dalam "perut binatang" demokrasi barat ini. Kami mengundang Anda semua kaum Muslim untuk bergabung dalam usaha ini hingga kami mendapatakan keberhasilan dalam kehidupan dan juga setelah kehidupan."

Hizbut Tahrir merupakan gerakan politik global yang jaringannya tersebar luas lebih dari 40 negara, baik di negeri Muslim seperti Pakistan, Malaysia, Bangladesh, ataupun negeri Timur Tengah seperti di Palestina, Libanon, Kuwait, Yaman dan juga sangat aktif di negeri-negeri Barat seperti di Inggris, Denmark, dan Australia. Bahkan, di negeri bekas Uni Soviet pun keberadaan gerakan ini cukup berpengaruh seperti di Ukraina.

Monday, November 17, 2008

What Muslims can expect from Obama??‏

Dear all, Assalamualikum,
When Barak (Hossain??) Obama came with the slogan "CHANGE", not only the non-Muslims in America, but also many Muslims inside and outside America were very hopeful about the future FOREIGN POLICY of America with Muslim world. I think, they are still hoping for a significant Change and hoping for the end of WAR ON TERROR, end of invasion of Iraq, Afghanistan, Pakistan etc, hoping for end of the tyranny of Mr.Bush. But, what is the real picture? What will his foreign policy with Muslim lands? In recent times in his several speeches Obama already declared that what is waiting for us in future? These are as follows:
Obama on Friendship with Israel:
"I know when I visited AIPAC( American Israel Public Affairs Committee), I am among friends, good friends. Friends which share my strong commitment to make sure the bond between United States and Israel is unbreakable today, unbreakable tomorrow, unbreakable forever."
Obama on Shared Values with Israel:
"The bond between US and Israel is rooted more than our shared national interest. It is rooted in the shared values and shared stories of our people and as President I'll work with you to ensure that this bond is the strength."
Obama on understanding Zionism & establishment of Israel:
"... and I understood the Zionist idea that there is always a homeland at the center of our story. We know that the establishment of Israel was JUST and NECESSARY, rooted in centuries of struggle and decades of patient work. Sixty years later we know that we can not relent, we can not yield and as President I'll never compromise when it comes to Israel's security."
Obama on Commitment to Israel:
"When I went to Israel flying in a IDF helicopter, I saw narrow beautiful strips of land nestled against the Mediterranean, On the ground, I met a family and saw their house destroyed by Katusha rockets, I spoke to Israeli troops who faced daily threats as they maintain security near the border, I talked to people who want nothing more simple or more illusive than the secure future for their children...(US will always) stood by Israel in the face of all threats. That is a commitment both John McCain and I share because, SUPPORT FOR ISRAEL IN THIS COUNTRY GOES BEYOND PARTY( Democrats or Republican)."
Obama on Middle East:
"Hamas now controls Gaza. Hizbullah is tightened its grip on Southern Lebanon, flexing its muscles in Beirut. Because of war in Iraq, Iran which always posed a greater threat to Israel than Iraq, is emboldened and imposes a greatest strategic challenge to the US and Israel."
Obama refuses to blame Israel:
"And there is one who would lay all the problems of the Middle East on the doorstep of Israel and then support as if Israeli-Palestinian conflict is the root of all trouble in the region. These voices blame Middle only Democracy for the region's extremism. They are for the false promise than abandoning a strong war ally is somehow the path to strength. (But) it is not, It was never been and it never will be."
Obama on ensuring $30billion for Israeli military expenses:
"Our alliance is based on shared interest and shared values.Those who threaten Israel, threaten us....I will bring to the White House an unshakable commitment to Israel's security. That starts with ensuing Israel's qualitative military advance. I will ensure that Israel can defend itself from any threat from Gaza to Tehran.Defense co-operation between Israel and US is a model of success and it must be deepened. As President I will implement memorandum of understanding, that provides 30billion in assistance to Israel over the next decade. Investments to Israel's security that will not be tied to any other nation."
But,What is the Truth?
  • Israel is an illegal state which is established with the help of US and UK.
  • The brutality and massacre of Israeli soldiers towards Palestinians knows no bound.
  • Palestinians are kicked out from their homeland, their houses have been destroyed, occupying Israeli forces are killing innocent civilians including women and children each and everyday.
  • The so called civilized world turned blind eyes to the Palestinians who only desired their HOMELAND, where they born.
  • They want NOTHING MORE SIMPLE, MORE ILLUSIVE THAN SECURE FUTURE for them and their children.
  • Innocent civilians are paying prices for the Israel's economic siege. Unhealthy living conditions, lack of medical supplies and other difficulties by economic embargo affect Palestinian children the most.
  • The Israeli blockade of Gaza has led to a steady rise in chronic malnutrition among the 1.5 million people living in the strip, according to a leaked report from the Red Cross.
  • America ideologically believes in brutality, occupation & invasion and supports the Israel who is nothing but a occupier.
  • All the problems of Middle-Eastern region will be solved when the soldiers of US and her allies will be kicked out and when America will stop interfering in Muslim world.
  • The so called Liberal Democracy, rhetoric of Freedom are the root cause of the problems of Muslim world.
  • The Muslim world now is in desperate need of KHILAFAH and only Khilafah will solve Israel-Palestine conflict, the problem of Kashmir, Iraq, Afghanistan, Pakistan, Bangladesh, Bosnia etc.

Dear Muslims, Allah said in Quran,

"O you who believe! Take not into your intimacy those outside your ranks. They will not fail to corrupt you. They only desire your ruin. Rank hatred has already appeared from their mouths. What their hearts conceal is far worse. We have made plain to you the signs, if you have wisdom." (sura A-li Imran: 118)

So, don't be fool, don't be deceived. Barak Obama is a new face which is more human than Bush or McCain. He will implement the same capitalist colonialist policy what Bush implemented in last 8 years. The Kafiroon will never be our friend and Allah warned us in Quran several times.

So,Believe in the words of Allah and Work for KHILAFAH!!!!

May Allah give us the Proper understanding of Islam. May Allah give us the opportunity to work for the Truth.

Jazakallah Khair.

Fahmida Farhana Khanam

Spokes Women

Hizb-ut-Tahrir, Bangladesh, women wing.

Sunday, November 9, 2008

EmAs DaN PeRaK

 Selama emas dan perak menjadi mata uang yang beredar di seluruh dunia, tidak akan dijumpai adanya masalah yang terkait dengan mata uang ini sama sekali. Permasalahan tentang mata uang tidak pernah muncul kecuali setelah hilangnya (praktek) sistem emas dan perak di dunia. Ini karena negara-negara penjajah telah menggunakannya sebagai uslub penjajahan ekonomi dan keuangan untuk menguasai dunia. Mata uang dijadikan sebagai salah satu sarana penjajahan, dan mereka berupaya menghilangkan pilar-pilar (sistem) emas dan perak. Mereka merubah mata uang menjadi sistem lain, yaitu dengan membiarkan berlakunya sistem barter dan mata uang (kertas) biasa yang tidak disandarkan kepada emas dan perak. Para penjajah juga memainkan mata uang dunia dalam upayanya untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan mereka, merekayasa krisis-krisis mata uang, memunculkan problematika ekonomi, dan membanjiri penerbitan mata uang dengan mata uang kertas biasa, yang mengakibatkan inflasi besar-besaran terhadap mata uang dan hancurnya daya beli (nilai) mata uang. Semuanya tidak mungkin terjadi melainkan disebabkan telah lenyapnya kaedah (sistem mata uang) emas dan perak.
Kaedah emas dan perak merupakan satu-satunya (sistem mata uang) yang mampu menyelesaikan problematika mata uang, menghilangkan inflasi besar-besaran yang menimpa seluruh dunia, dan mampu mewujudkan stabilitas mata uang dan stabilitas nilai tukar, serta bisa mendorong kemajuan perdagangan internasional. Hal itu karena sistem emas dan perak memiliki keistimewaan ekonomi yang sangat banyak, di antaranya:
1. Emas dan perak adalah barang yang proses (eksplorasi dan produksinya) mengharuskan adanya penelitian, memerlukan eksplorasinya, dan karena adanya permintaan sebagai pembayaran atas barang-barang dan jasa. Membekali dunia dengan mata uang (yang benar-benar intrinsiknya berharga-peny), bukan karena belas kasihan negara-negara penjajah seperti yang terjadi dalam sistem uang kertas biasa, dimana mereka mampu mengatasinya dengan menyalurkan uang ke pasar-pasar sekehendaknya, melalui cetakan (uang) tambahan setiap kali bermaksud memperbaiki neraca keuangan dan pembayaran dengan negara-negara lain.
2. Sistem emas dan perak tidak menyebabkan dunia mengalami kelebihan (mata uang) secara tiba-tiba dengan bertambahnya peredaran mata uang, seperti yang biasa terjadi pada mata uang kertas. Ini karena mata uang (emas dan perak) bersifat tetap dan stabil, serta makin bertambah kepercayaannya.
3. Sistem emas dan perak dapat menjaga neraca keuangan dengan memperbaiki defisit neraca pembayaran internasional, dan perkara lain yang terkait tanpa campur tangan bank sentral. Seperti yang terjadi dewasa ini dengan intervensi (bank sentral) setiap kali nilai tukar tidak stabil diantara mata uang asing. Apabila (neraca) pendapatan bertambah dari barang-barang ekspor, hal ini akan meningkatkan pendapatan dari negara-negara lain berupa mata uang negara. Dan ini berarti akan meningkatkan arus masuk emas dan perak dari luar negeri. Akibatnya harga-harga di dalam negeri menjadi turun. Barang-barang produk dalam negeri menjadi lebih murah dibandingkan barang-barang impor. Pada akhirnya akan menurunkan volume barang-barang impor. Benar, negara merasa khawatir mengalami kekurangan cadangan emas dan perak jika defisit neraca pembayaran terus berlangsung. Dalam sistem uang kertas permasalahan ini ditanggulangi dengan cara mencetak uang kertas baru, setiap kali terjadi defisit neraca pembayaran. Sebab, tidak ada syarat (yang mengikat) untuk menerbitkan (uang kertas baru). Dan hal ini mengakibatkan semakin bertambah besarnya inflasi, serta menurunnya kekuatan (nilai) daya beli mata uang. Sedangkan di dalam sistem emas dan perak, negara tidak mungkin memperbanyaknya dengan menerbitkan mata uang kertas (baru), selama uang kertas (yang ada) mampu menukarnya menjadi emas dan perak dengan harga tertentu. Karena negara khawatir bahwa memperbanyak (mata uang) dengan menerbitkan (mata uang baru) akan meningkatkan permintaan akan emas, sementara negara tidak mampu menghadapi permintaan ini. Dan jika tidak (mampu dipenuhi) akan terjadi pelarian emas ke luar negeri. Hal ini berujung pada berkurangnya cadangan emas dan perak.
4. Emas sebagai satu-satunya mata uang (negara Khilafah) mengakibatkan negara-negara lain tidak dapat mengontrol mata uangnya. Hal ini membawa keistimewaan yang luar biasa pada jumlah mata uangnya. Karena mata uang di negara (Khilafah) bisa mencukupi kebutuhan pasar akan mata uang yang beredar, tanpa melihat lagi apakah jumlahnya banyak atau sedikit. Barang-barang secara keseluruhan mengambil nilai tukar dengan mata uang. Dan bertambahnya produksi barang-barang berakibat turunnya harga barang-barang tersebut. Dalam sistem mata uang kertas, fenomena ini tidak bisa meningkatkan (nilai) mata uang, malahan akan menurunkan nilai beli dari mata uang. Dan ini menyebabkan inflasi. Berdasarkan hal ini jelas bahwa sistem emas dan perak tidak menyebabkan inflasi. Berbeda dengan sistem mata uang kertas yang makin bertambah keterbatasannya.
5. Sistem emas dan perak akan memperlancar nilai tukar di antara mata uang asing dengan stabil. Karena setiap mata uang asing diukur dengan satuan tertentu dari emas dan perak. Dengan demikian dunia secara keseluruhan akan memiliki mata uang tunggal yang hakiki dari emas atau perak, walaupun mata uangnya berbeda-beda. Dunia akan menjalani perdagangan bebas, kelancaran peredaran barang dan harta di berbagai negara di seluruh dunia, kesulitan-kesulitan dengan pecahan uang dan mata uang berkurang. Hal ini mampu memajukan perdagangan internasional. Para pedagang tidak lagi khawatir dengan meluasnya perdagangan luar negeri, karena nilai tukar (mata uang) stabil.
6. Sistem emas dan perak mampu memelihara kekayaan emas dan perak setiap negara. Tidak akan terjadi pelarian emas dan perak dari suatu negeri ke negeri lainnya. Negara tidak memerlukan alat kontrol untuk menjaga (cadangan) emas dan peraknya, karena kedua jenis uang itu (emas dan perak) tidak akan berpindah kecuali untuk pembayaran (harga) barang atau upah para pekerja.
Faedah-faedah ini hanya ada pada sistem mata uang logam tunggal, baik itu emas atau perak, maupun pada sistem mata uang dua logam, emas dan perak. Selain itu sistem mata uang dua logam akan meningkatkan volume kaedah (mata uang) dua logam, sehingga menyebabkan penampakkan total mata uang menjadi lebih besar. Hal ini memungkinkan negara untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap mata uang dengan mudah dan leluasa, karena fleksibilitasnya yang tinggi. Demikian juga menjadikan kekuatan daya beli hanya untuk satu sistem mata uang, sehingga dapat meningkatkan harga (nilai mata uang) hingga derajat yang paling tinggi, serta stabilitasnya terjamin.
Inilah keistimewaan dan berbagai faedah dari kaedah emas dan perak, meski bukan berarti luput dari berbagai permasalahan. Seperti, adanya penimbunan yang sangat besar, adanya hambatan-hambatan perbatasan (negara), terkonsentrasinya cadangan-cadangan (emas dan perak) yang sangat besar di negara-negara besar dan di negara-negara yang kemampuan produksinya sangat tinggi, mempunyai kemampuan bersaing di dalam perdagangan internasional, memiliki keunggulan di kalangan para pakar, teknisi dan insinyurnya, dan menerapkan sistem mata uang kertas biasa sebagai pengganti sistem mata uang emas dan perak.
Kegagalan negara yang menerapkan kaidah emas dan perak dalam menye-lesaikan rintangan dan permasalahan tersebut -terutama karena masih adanya negara-negara besar dan negara-negara yang memiliki pengaruh dalam perdagangan internasional yang berjalan tidak dengan kaedah emas dan perak-, hal ini mengharuskan negara untuk menjalankan politik swasembada, mengurangi impor, dan menjalankan pertukaran barang yang diimpornya dengan barang yang ada (di dalam negeri), bukan (membayarnya) dengan emas maupun perak. Melakukan penjualan barang (ekspor) yang ada (ditukar/dibayar) dengan barang yang negara perlukan, atau dengan emas dan perak, atau mata uang yang dibutuhkan negara untuk (membayar) impor barang yang diperlukannya, baik berupa barang maupun jasa.
Lebih dari itu, negara menjalankan kaedah (sistem mata Uang) dua logam –emas dan perak- akan menghindarkan penetapan nilai tukar yang fixed antara satuan (mata uang) emas dan satuan (mata uang) perak. Negara akan membiarkan nilai tukar mengikuti pergerakan harga. Sebab, penetapan nilai tukar secara fixed antara dua mata uang ini –yaitu emas dan perak- akan diikuti dengan munculnya mata uang gelap (pasar gelap) yang mengakibatkan naiknya nilai mata uang tersebut di pasar dibandingkan dengan nilai mata uang tersebut yang (ditetapkan oleh) undang-undang di dalam peredaran. Akibatnya satuan mata uang itu (nilainya) akan jatuh (murah). Mata uang yang (nilainya) murah akan tersingkir oleh mata uang yang kuat di dalam peredaran.
Sumber :kitab al amwal fiddaulatil khilafah (الأموال في دَوْلة الخلافة) ; Syekh Abdul Qadim Zallum (amir ke-2 Hizbut Tahrir)


Saturday, November 8, 2008

EkSeKuSi AmRoZi Cs

“Innalillahi wa Inna Ilahi Rajiun, adik kami telah pergi. Semoga arwah adik-adik kami dibawa oleh burung-burung hijau ke syurga,” ujar Chozin, kakak kandung kedua Amrozi dan Ali Gufron kepada wartawan, Minggu (9/11/2008).

Tiga terpidana mati kasus Bom Bali 12 Oktober 2002, Amrozi, Mukhlas alias Ali Ghufron, dan Imam Samudra alias Abdul Azis, menjalani eksekusi pada Sabtu malam (8/11) pukul 23.20 WIB. Menurut beberapa sumber, mereka dinaikkan ke sebuah mobil dan dibawa ke suatu tempat yang dikenal dengan nama “Nirbaya” yakni berupa perbukitan yang berada sekitar 6 kilometer sebelah selatan LP Batu.

Nirbaya merupakan sebuah lembaga pemasyarakatan peninggalan Belanda yang telah ditutup sejak 1986. Kini tempat tersebut telah dijadikan tempat eksekusi bagi sejumlah terpidana mati.

Mereka dinaikkan ke sebuah mobil dan dibawa ke suatu tempat yang dikenal dengan nama “Nirbaya” yakni berupa perbukitan yang berada sekitar 6 kilometer sebelah selatan LP Batu. Saat dibawa, ada suara takbir yang terputus. Amrozi cs dikeluarkan dari ruang isolasi dalam kegelapan malam. Mereka dikawal oleh sangat banyak anggota Brimob.

Saat dibawa ke mobil, terdengar teriakan takbir: Allahu Akbar dari tiga terpidana mati. Namun teriakan takbir itu terputus. Sepertinya mereka dibekap. Amrozi cs dibawa ke lokasi eksekusi di Bukit Nirbaya, sekitar 3 KM dari LP Batu. Saat dibawa, hujan mengguyur Nusakambangan

Di kawasan ini, Amrozi dan kawan-kawan menjalani eksekusi di hadapan tiga regu tembak dari Polda Jawa Tengah. Prosesi eksekusi yang dimulai sekitar pukul 23.10 WIB, diawali dengan siraman rohani oleh rohaniwan yang meminta supaya Amrozi dkk menerima dengan ikhlas apa yang dilakukan oleh negara dan dilanjutkan pembacaan ayat-ayat suci Alquran.

Selanjutnya jaksa eksekutor, Asisten Pidana Umum (Aspidum) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali, I.B. Wiswantanu membacakan surat perintah pelaksanaan eksekusi dengan didampingi jaksa eksekutor lainnya, Kasubsi Prapenuntutan Kejaksaan Negeri Denpasar Edy Arta Wijaya dan Aspidum Kejati Jateng Monang Pardede.

Tepat pukul 23.20 WIB, setelah surat perintah dibacakan, tiga regu tembak segera menembakkan peluru ke arah Amrozi dkk yang masing-masing terikat pada sebuah kayu dengan kepala tertutup kain hitam.

Sepuluh menit kemudian, Amrozi dan kawan-kawan dinyatakan meninggal, setelah menjalani autopsi oleh tim dokter forensik Polda Jawa Tengah.

Program War on Terrorism AS Kembali Bergulir

Sementara itu, Hizbut Tahrir Indonesa dalam pernyataan persnya menyatakan, meragukan bahwa Amrozi cs adalah pelaku utama bom Bali I. Menurut Hizbut Tahrir Indonesia, memaksakan mengeksekusi Amrozi cs hanya akan mengalihkan pandangan bahwa seolah merekalah pelaku utama dan sekaligus menutup terungkapnya sang master mind yang pasti terkait dengan program war on terrorism yang digerakkan oleh AS dan sekutunya tadi.

Pemerintah Indonesia tidak boleh terjebak pada apa yang disebut kampanye war on terrrorism yang didengungkan AS karena kampanye ini hanyalah kedok (mask) untuk menutupi maksud sesungguhnya, yakni war on Islam. Mengapa?

Bila benar AS dan negara-negara sekutunya sungguh-sungguh berperang melawan terorisme, dan terorisme itu diartikan sebagai setiap orang atau kelompok orang yang dalam mencapai tujuannya menggunakan kekerasan, maka mestinya orang-orang seperti presiden Bush, Ariel Sharon, Tony Blair dan tokoh lainya, dan negara seperti AS, Inggris dan Australia juga negara lain yang jelas-jelas telah menghancurkan Irak dan Afghanistan, juga harus dianggap teroris.

Tapi kenyataannya, yang disebut teroris hanyalah orang atau kelompok Islam yang sesungguhnya bertindak melakukan perlawanan terhadap kedzaliman terhadap dunia Islam, sementara negara dan orang-orang yang jelas-jelas memerintahkan melakukan kedzaliman itu justru tidak pernah dipersoalkan


Thursday, November 6, 2008

BerHaRap BanYak PaDa ObaMa??

“Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” (Barack Obama)

Dengan perhatian yang sangat besar dari seluruh dunia termasuk dunia Islam, Barack Obama akhirnya terpilih menjadi prisiden yang ke-44 Amerika Serikat. Kebencian terhadap Bush dan kebijakan politik luar negeri yang tidak popular delapan tahun terakhir ini telah memberikan citra negatif terhadap kebebasan dan demokrasi Negara Paman Sam itu. Banyak harapan bahwa Obama akan menyelamatkan Amerika Serikat dan membawa perubahan yang besar terhadap dunia.

Harapan yang sama juga muncul dari sebagian umat Islam. Hidayat Nurwahid, Ketua MPR berharap, terpilihnya Obama diharapkan bisa mengubah AS untuk tidak lagi arogan terhadap dunia. “Ini memang menantang dan menarik karena ada sesuatu yang baru. Tetapi, dunia cuma bisa berharap, Obama akan menghadirkan tata dunia baru yang tidak lagi berbasis pada hegemoni arogan negara yang bernama AS ini,” ujar Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Hidayat Nurwahid dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/11/2008).

Benar, kita memang bisa sekedar berharap. Namun sepertinya kita tidak bisa berharap terlampau banyak terhadap Obama. Menarik komentar Taji Mustafa, media representative Hizbut Tahrir Inggris tentang terpilihnya Obama. Menurutnya, Amerika bukanlah hanya seorang Obama. Amerika adalah institusi. Amerika Serikat adalah negara dengan ideologi Kapitalis yang telah terbukti lemah dan penuh kebohongan. “Seorang Obama tidak akan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang merupakan masalah sistemik di negara itu,” tegasnya.

Amerika adalah negara kapitalis dengan politik luar negeri kapitalis yang intinya adalah penjajahan negara lain. Karenanya AS akan tetap menjaga dominasi mereka di negeri Islam dan melanjutkan agenda kapitalis mereka untuk mengekploitasi negeri-negeri Islam. Presiden AS boleh berganti, tapi prinsip penjajahan mereka tidak akan berubah.

Sikap Obama terhadap dunia Islam dalam kampanye pemilu kemarin juga jelas. Obama mendeklarasikan akan menarik pasukan AS dari Irak, tapi mengirimnya ke Afghanistan. Artinya, Obama akan tetap melanjutkan pembantaian brutal tidak berprikemanusiaan terhadap negeri Islam itu.

Obama pun berjanji akan selalu berada di pihak Israel untuk memerangi dan membantai umat Islam di Palestina. Bagi Obama mendukung Israel adalah tradisi sakral yang harus dilanjutkan. Barack Obama mengatakan dia akan melakukan apapun semampunya untuk menjamin keamanan Israel dan melindungi hubungan yang ada antara Amerika Serikat dan Israel.

“Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60. Dia diperkenalkan oleh duta besar Israel kepada AS, Sallai Meridor

Sikapnya terhadap Hamas juga tidak berbeda dengan presiden Bush. “Saya sudah mengatakan bahwa mereka adalah organisasi teroris, yang tidak boleh kita ajak negosiasi kecuali jika mereka mengakui Israel, meninggalkan kekerasan, dan kecuali mereka mau diam oleh perjanjian sebelumnya antara Palestina dan Israel. Jadi apa perbedaan mendasar yang berubah antara Bush dan Obama?

Perubahan mendasar dunia Islam tidak akan muncul karena individu orang lain . Bukan pula muncul dari sekedar terjadi krisis akibat kegagalan system Kapitalis. Perubahan akan terjadi kalau keimanan individual seorang muslim tidak berhenti pada keimanan yang individual dan spiritual (al-aqidah ar ruhiyah). Tapi menjadi keimanan yang sifatnya politik (al-aqidah as siyasiyah). Keimanan yang mendorong seorang muslim untuk taat kepada Allah SWT secara totalitas , bukan hanya dalam persoalan individu tapi juga sosial dan politik.

Keimanan yang totalitas inilah yang kemudian mendorong umat Islam untuk menegakkan kembali Khilafah Islam: sistem yang bisa dipertanggungjawabkan, yang tidak memberikan jalan bagi manipulasi dan kebohongan, system yang menjadikan jaminan terhadap kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, dan papan) menjadi kebiajakan pokok ekonominya. Sistem yang akan membebaskan negeri Islam dari penjajahan dan mempertahankan negeri Islam dari kerakusan Kapitalisme yang merampok kekayaan negeri Islam.