Wednesday, October 28, 2009

Nasionalisme dan Persatuan Bangsa, Koreksi Total Atas Sumpah Pemuda 1928


Oleh: Andi Perdana G (Bendum BKIM IPB 2006-2007, Ketum Al-Marjan FPIK 2007-2008)

Syabab.Com - Sebagaimana kita ketahui bersama setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda, sumpah pemuda diyakini oleh bangsa Indonesia sebagai momen pemersatu bangsa dan juga momen mengkokohkan nasionalisme. Masih mampukah nasionalisme itu menjadi ikatan untuk menyatukan bangsa?

Hakikat Nasionalisme

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, dengan jernih menjelaskan nasionalisme ini dalam bukunya, Nizham al-Islam, beliau membedakan nasionalisme/kebangsaan dengan patriotisme. Meskipun sama-sama lahir dari naluri mempertahankan diri. Dalam patriotisme, perasaan yang dominan adalah upaya untuk mempertahankan diri dari ancaman luar, sementara dalam nasionalisme yang dominan adalah keinginan yang muncul dari kecintaan akan kekuasaan, terutama atas bangsa-bangsa lain.

Pada awalnya keinginan mempertahankan diri atau mencintai kekuasaan adalah sah-sah saja. Namun kemudian, ia menjadi berbahaya tatkala dijadikan sebagai ikatan untuk mempersatukan manusia atas dasar ras/etnik sebagai sesuatu yang paling suci dan paling tinggi. Nasionalismelah yang menyebabkan konflik terus-menerus, karena satu nation (bangsa/suku) sering bersaing untuk saling menguasai dan menaklukkan bangsa/suku yang lain. Semangat nasionalisme ini pula yang turut mendompleng ambisi bangsa-bangsa kapitalis untuk melakukan kolonialisasi yang penuh darah atas bangsa-bangsa lain.

Sama halnya nasionalisme yang merusak, patriotisme merupakan ikatan yang lemah, rapuh dan tidak kekal. Pasalnya, patriotisme akan muncul kalau ada ancaman/musuh dari luar. Setelah ancaman/musuh ini hilang, pudarlah ikatan ini; Di beberapa negara patriotisme menjadi senjata ampuh untuk melawan kolonialisme, namun menjadi lumpuh setelah penjajah lenyap. Ironisnya, kaum patriotis dan kaum nasionalis ini kemudian menerima dan mengadopsi sistem politik, ekonomi, dan pemerintahan warisan bangsa penjajah. Walhasil penjajahan sesungguhnya masih langgeng hingga kini.

Lagipula, nasionalisme maupun patriotisme tidak memiliki konsepsi untuk menyelesaikan persoalan kehidupan. Rasa kesatuan kebangsaan hanya dimanfaatkan untuk memadukan kekuatan demi mengusir penjajah dan tidak dijabarkan dalam strategi penataan struktur sosial, politik, dan ekonomi yang merealisasikan kesatuan dan kedaulatan bangsa-bangsa pasca penjajahan.

Pandangan Islam tentang Nasionalisme

Dalam konteks inilah Syaikh Taqiyuddin menyebutkan bahwa ikatan yang terkuat bagi suatu masyarakat/bangsa adalah ikatan ideologis yang memiliki solusi komprehensif atas seluruh persoalan manusia. Untuk itu, dalam konteks dunia Islam, ideologi Kapitalisme hanya akan bisa dilawan dengan ideologi islam, bukan dengan nasionalisme.

Lebih dari itu, dalam pandangan Islam, nasionalisme maupun patriotisme jelas diharamkan. Bahwa umat islam harus mempertahankan dirinya, itu benar. Namun, dorongannya bukanlah nasionalisme/patriotisme, tetapi perintah Allah SWT untuk berjihad. Islam tidak melarang kaum muslim untuk meraih kekuasaan dan memperluas kekuasaan. Namun, kekuasaan dalam islam bukanlah kekuasaan itu sendiri. Tetapi untuk menerapkan syariah di tengah-tengah umat Islam sekaligus menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh dunia.

Ikatan nasionalisme ini semakin jelas keharamannya ketika menjadi tujuan tertinggi dan mengalahkan ikatan akidah islam. Dalam islam, ikatan tertinggi yang menyatukan manusia adalah akidah islam. Dengan tegas Allah SWT berfirman yang artinya: "sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara" (QS al-Hujurat [49] : 10). Artinya, bangsa atau etnis manapun, selama ia mukmin, adalah saling bersaudara.

Ikatan nasionalisme sesungguhnya telah memecah belah umat islam dalam negara bangsa (nation state) yang berbeda- beda. Padahal, sebelum itu mereka dipersatukan selama berabad-abad dalam wadah Daulah Islamiyah. Sepertinya sikap mementingkan keselamatan bangsa sendiri ini akan menyelamatkan. Nyatanya tidak. Tindakan seperti itu justru akan memperkuat penjajah kapitalis seperti AS untuk memperluas penjajahannya. Diamnya umat islam karena lebih mendahulukan kepentingan bangsanya membuat AS secara leluasa menyerang negeri-negeri islam dulu hingga sekarang seperti Afganistan dan Irak sekaligus mendukung Israel menyerang palestina. Iran pun berada dalam ancaman AS. Bukan mustahil, Indonesia adalah giliran selanjutnya.

Namun, perlu juga kita tegaskan, menolak nasionalisme sebagai paham bukan berarti kita tidak mencintai bangsa. Perjuangan kaum muslimin seharusnya untuk menolak kapitalisme sekaligus berupaya menerapkan syariah Islam dalam wadah Khilafah justru didorong oleh rasa cinta kepada bangsa ini. Bukankah akibat penerapan ideologi kapitalisme bangsa ini termasuk bangsa-bangsa lain di dunia islam menderita? Bukankah pula hanya syariah Islam yang akan menjadi solusinya?

Menolak nasionalisme bukan pula berarti kita menginginkan negara dan bangsa ini terpecah-belah. Justru syariah Islam akan memperkuat sekaligus memperluas persatuan dan kesatuan bangsa dan negara ini. Sebab, syariah Islam telah mengharamkan setiap upaya pemisahan dan disintegrasi umat. Khilafah Islam akan menjadi negara global yang lintas bangsa, suku, warna kulit, bahkan agama. Ikatan yang mengikat mereka adalah ikatan ideologi bukan ikatan nasionalisme. Oleh karena itu maka sudah saatnya kaum muslim pada umumnya dan para pemuda atau mahasiswa pada khususnya berjuang menegakkan syariah dan khilafah sebagai konsekuensi keimanan kita kepada Allah SWT.

Terselengaranya Kongres Mahasiswa Islam Indonesia yang dihadiri lebih dari 5000 mahasiswa Islam dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia yang bersumpah untuk perjuangkan syariah dan khilafah yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) pada 18 Oktober 2009 yang lalu harus direspon positif karena sebagai wujud koreksi atas pergerakan mahasiswa atau pemuda yang selama ini ada dan momentum tonggak perubahan sejarah mahasiswa atau pemuda menuju kehidupan yang lebih baik.

Sumpah generasi muda negeri ini, telah menyatakan secara intelektual solusi mendasar atas segala persoalan yang menimpa negeri ini. Mereka menyatakan, bahwa syariah Islam dalam naungan Khilafah Islamiyyah sebagai solusi tuntas persoalan yang menimpa masyarakat Indonesia dan juga negeri-negeri Muslim lainnya. Semoga, Allah SWT mendengarkan sumpah yang telah mereka nyatakan. Semoga, sumpah ini menjadi titik awal kebangkitan para intelektual muda Muslim untuk menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Insya Allah, Khilafah Rasyidah yang telah dijanjikan tidak akan lama lagi segera berdiri, amin. Allahu Akbar! Wallah a’lam bi ash-shawab. [opini/pemuda/syabab.com]

Wednesday, October 21, 2009

aKu BaNgGa jaDi MusLiM..


بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu’alaikum wr.wb,…

Allah meninggikan Islam dan umatnya :

" Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedi hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang beriman " (Qs ali Imran : 139)

" Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman pada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka ; diantara mereka ada yang beriman. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik " (Qs ali Imran : 110)

Jika Allah berfirman demikian tentang Islam dan umatnya, dunia pun tidak kuasa berkata tidak! termasuk musuh-musuhNya semisal :

~ Snouck Hurgronje (Orientalis)
" Islam di masa depan akan meluas ke penjuru dunia, tidak melalui penyiaran, melainkan melalui perjuangan "

~ Robert D. Caplan ( pakar AS tentang dunia ke-3) :
" Di asia tengah, di bagian bumi ini, Islam akan menjadi daya tarik terbesar karena dukungan mutlak dari orang-orang yang terindas dan terzhalimi. Agama yang banyak tersebar luas di level dunia ini adalah satu-satunya yang siap bertempur dan berjuang "

Cukuplah dua musuh Allah ini mengakui 'kejujuran' mereka tentang islam.
Kebenaran firman Allah diatas tak bisa ditolak oleh dunia termasuk musuhNya apalagi oleh seorang muslim yang mengaku dirinya beriman pada Allah,nabi,agama,dan kitabNya. Sebagaimana yang dikatakan oleh shahabat Umar Bin Khaththab Ra :
" Jika ada 1000 orang yang membela kebenaran (Islam), aku salah seorang diantaranya. Jika ada 100 orang membela kebenaran, aku tetap berada diantaranya. Jika ada 10 orang pembela kebenaran, aku tetap ada di barisan itu. Dan jika ada 1 orang yang tetap membela kebenaran, akulah orangnya "

Lalu, mengapa kita, umat Muhammad SAW di era millenium ini, harus berfikir 1000 kali untuk mencintai dan membela Islam dengan sepenuh hati?
Sejarah mencatat, Islam lahir, tumbuh besar hingga bangkit dan berjaya karena diperjuangkan oleh umatnya bahkan oleh negara Islam (daulah Islam) selama 13 abad melalui dawah dan perjuangan (jihad).
Umat Islam mencerminkan gambaran figur muslim yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Qs ali Imran : 110 dan 139 diatas.
Mereka adalah pejuang Islam yang hanya memiliki dua pilihan : hidup mulia dibawah naungan Islam atau mati syahid karena membela Islam.
Mereka mencintai kehidupan dan menjalaninya sesuai Al Qur'an dan as sunnah. Mereka pun tak segan untuk mati jika Allah hendak meminta nyawa mereka sewaktu-waktu.
Lebih dari itu, sejarah juga membuktikan, pertolongan pertama berupa kemenangan yang Allah anugerahkan pada baginda Muhammad SAW dan para pengikutnya terjadi ketika negara Islam pertama berdiri di Madinah. Sejak saat itu, Islam tumbuh besar dan bangkit hingga mampu menaklukan sebagian dunia termasuk Makkah. Sepeninggal rasulullah, eksistensi daulah Islam dilanjutkan secara estafet oleh khulafa'ur rasyidin,khulafa' bani Umayyah,Abbasiyah,dan Utsmaniyah selama 13 abad.
Bagaimana mungkin Islam berjaya selama 13 abad tanpa adanya daulah, sementara musuh-musuh Allah pada akhirnya juga bisa bangkit hanya dengan adanya daulah? (e.g Uni Sovyet dengan komunismenya-namun hancur pada 1991 ; AS dan uni eropa dengan kapitalismenya namun kini sedang di ujung tanduk )
Perbedaannya yang tajam terletak pada kebenaran/kebathilan fondasi bernama akidah yang melandasi tegaknya daulah dengan karakteristik ideologinya masing-masing.
Islam ditakdirkan Allah sebagai al haq (kebenaran). Selain Islam ditakdirkan Allah sebagai al bathil (kebathilan). Maka Allah tidak akan ridha melihat diin Nya terkalahkan oleh selain diinul Islam (meskipun perjalanan kehidupan Islam dan umatnya berputar seperti perputaran bumi).
Perbedaan tajam lainnya juga terletak pada keadilan/kezhaliman negara adidaya terhadap warga negara dunianya, baik di dalam dan luar negeri.
Daulah Islam menjamin segala aspek kehidupan umat manusia-lintas agama,negara,budaya(suku/ras),bahasa.Di satu sisi, negara Islam menjaga akidah umat Islam agar mereka masuk Islam secara kaffah dan tetap konsisten dalam kebenarannya. Di sisi lain, Islam tidak memaksa non muslim untuk masuk Islam. Bahkan menjamin kebebasannya untuk menjalankan syariahnya sendiri dalam urusan makan/minum, pakaian, ibadah, pernikahan/perceraian, hingga kematian (selama hak-hak tersebut mereka gunakan sebatas dalam komunitas mereka dan tidak mengganggu stabilitas keamanan iman dan Islam umat Islam)

Di bawah naungan daulah (khilafah) Islam :
~ Musuh Allah segan dan takut untuk memerangi dan menindas umat Islam bahkan manusia. Karena negara akan melindunginya dan takkan membiarkan hal itu terjadi,sebagaimana seorang ibu yang melindungi anaknya dari ancaman para penjahat.
~ Setiap warga negara,apapun agama dan bangsanya,berhak mendapatkan haknya untuk menikmati kehidupan yang layak dalam segala aspek selama mereka bersedia untuk melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang dinaungi oleh daulah Islam.
~ Bahkan ketika terjadi perseteruan diantara 2 musuh Allah hingga memaksa salah seorang diantara mereka meminta suaka, negara akan melindunginya dan membuat perjanjian diantara mereka.
~ Ada saatnya bagi daulah untuk menyerukan perdamaian ketika mereka terikat perjanjian damai dengan musuh-musuh Allah. Ada saatnya bagi daulah untuk menyerukan jihad/perang ketika perjanjian damai itu dilanggar oleh musuh-musuhNya.

Itulah kondisi kehidupan manusia dibawah naungan daulah Islam. Tatkala daulah Islam terakhir dihancurkan oleh agen Inggris, Mustafa Kemal Attaturk, kondisi kehidupan manusia khususnya kaum muslimin berubah menjadi buruk. Kesatuan negeri-negeri mereka tercabik-cabik oleh sekat nasionalisme dibawah kepemimpinan para penguasa zhalim. Bahasa Arab digantikan oleh bahasa Inggris sebagai bahasa pemersatu dunia. Identitas muslimah dengan jilbab dan khimarnya ditanggalkan dan diganti dengan identitas barat oleh institusi pemerintahan yang kufur.
Segala upaya umat Islam untuk mengembalikan khilafah diperangi oleh rejim Attaturk dan rejim-rejim Inggris lainnya. Hingga tak satupun tersisa. Lambat laun, kenangan tentang khilafah terhapus dari benak umat Islam. Seiring perjalanan waktu, umat Islam telah melupakan kejayaan dan keterpurukan mereka di masa lalu. Bahkan dengan atau tanpa mereka sadari, mereka menikmati keterpurukannya hingga saat ini.
Islam tergantikan oleh sistem kufur bernama Demokrasi. Dalam sistem ini, Allah disekutukan oleh dua hal yang kontradiktif dilakukan oleh hambaNya. Di satu sisi, mereka taat pada sebagian syariahNya dan disisi lain, mereka mencampakkan sebagian syariahNya sekehendak hawa nafsu mereka. Allah 'tersakiti' oleh kekafiran,kefasikan,kemunafikan dan kezhaliman manusia ; meskipun Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Dia telah menciptakan manusia dan 'bekerja keras' sepanjang masa memenuhi kebutuhan hidup dan nalurinya. Tetapi manusia tak pandai bersyukur bahkan mengkufuri nikmat Nya yang tak terhingga.

Ketika daulah Islam lenyap, otomatis tak ada naungan bagi manusia untuk berlindung dari ancaman imperialisme,zionisme,liberalisme,pluralisme,dan demokrasi dalam segala bentuknya.
Hak-hak mereka terabaikan dengan berbagai kasus kriminalitas,pornografi-aksi,pengangguran,tuna wisma,drop out sekolah,kemiskinan sistemik,dan persoalan lainnya.
Lebih parahnya, para pengemban dan pembela Islam dicurigai dan di beri lebel 'terrorist,fundamentalis,ekstrimis,radikal-dan julukan ekstrim lainnya--istilah yang sudah tak asing dalam kondisi Islam yang terasingkan dan kemaksiyatan merajalela. Islam, bagi sebagian penganutnya, bukan menjadi kebanggaan, bahkan dianggap sebagai monster yang menakutkan. Jika tak menakutkan-dengan segala keterbatasan pemahaman yang mereka miliki yang didasari niat ikhlas membela Islam-pembelaan mereka terkesan malu-malu kucing dan kurang berani.Ketika musuh Allah mengklaim bahwa Islam tak demokratis, mereka terburu-buru mengatakan,'siapa bilang Islam tak sejalan dengan demokrasi? Islam demokratis!'

Inilah puncak dari segala kesedihan kita sebagai hamba Allah dan umat Muhammad yang seharusnya menjadi pembela dan pejuang agamaNya.
Kita tak merasa begitu tersakiti ketika melihat rasulullah SAW dinistakan dan dihina melalui publikasi karikatur/kartun tak sepatutnya disandangkan pada seorang nabi yang agung.
Kita tak merasa begitu tersakiti ketika mendengar al Qur'anul kariim yang suci dilemparkan oleh tentara iblis AS ke dalam toilet yang najis, ketika melihat saudara-saudara kita teraniaya hingga syahid di Guantanamo,Abu Gharib,penjara-penjara penguasa zhalim dan belahan bumi manapun.
Kita tak merasa begitu murka melihat semua ini.
Namun, tiba-tiba kita merasa begitu murka ketika melihat semua ini menimpa musuh-musuh Allah---atas nama perang melawan terorisme dan terorist yang pertama kali dicanangkan oleh G.W Bush---padahal semua itu penuh dengan rekayasa dan konspirasi kotor musuh Allah untuk membunuh karakter seorang muslim yang shalih--dengan cara memfitnahnya atau menjebaknya dalam permainan dan tipu daya musuh-musuh Allah hingga mereka ikut bermain untuk memperjuangkan Islam sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh musuh-musuhNya.
Allah maha besar. Semoga Allah membalas konspirasi kotor mereka. Minimal,itulah do'a yang kita panjatkan. Namun, kita tak cukup berpuas diri dengan berdoa tanpa berusaha menghentikan kezhaliman yang menimpa agama dan saudara-saudara kita.
Allah menghendaki yang terbaik dari apa yang kita miliki. Allah hendak membeli harta,tenaga,waktu hingga nyawa yang kita cintai dengan ganjaran pahala dan syurgaNya. Lantas,mengapa kita menolaknya?

Sudah saatnya kita umat Islam,untuk menyadari bahwa :
~ Allah dan Islam sajalah yang besar
~ Allah hanya mengandalkan diri kita untuk menolong agamaNya dan mendapatkan pertolonganNya dengan kemenangan Islam
~ Allah memuliakan dan meninggikan kita dengan Islam dan menghilangkan ketakutan dan ketidak percayaan diri kita pada potensi luar biasa yang kita miliki.

Allah menciptakan potensi luar biasa di dunia Islam
Jumlah sumber daya manusia yang beragama Islam di dunia paling banyak
berdasarkan laporan CNN, hampir di dunia ini,setiap 1 dari 4 orang beragama Islam. Dan kemungkinan bisa bertambah http://www.cnn.com/2009/WORLD/asiapcf/10/07/muslim.world.population/index.html .
Allah juga menciptakan sumber daya alam yang tak pernah habis meskipun diperas dan dirampas oleh keserakahan imperialis kafir. Bahkan kekayaan itu juga diberikan Allah pada sebuah negeri muslim yang memiliki provonsi berpenduduk mayoritas non muslim, yakni Papua.Keserakahan manusia tak kan sanggup menghabiskan nikmat Allah.

Sudah saatnya kita menjadi umat Muhammad yang tersanjung dan percaya diri karena pujian Allah. Serta merasa bangga menjadi seorang muslim karena dipercaya Allah untuk membela dan memperjuangkan Islam, meski untuk itu, kita butuh mengembalikan sebuah institusi yang telah lama hilang dalam hidup kita. Institusi itu bernama daulah khilafah Islamiyah.

" Allahumma innaa nas'aluuka ridhaaka wal jannah bi 'iqaamati daulah khilafah rasyida tu'izzu bihaal islaama wa ahlahu wa tudzillu bihaal kufra wa ahlahu. Innaka alaa kulli syai'in qadiir.Innaka ni'mal maulaa wa ni'man nasyiir. Allahumma laa tahrimnaa ajrahaa wa laa tahrimnaal aisya fii dhillihaa, wa akrimnaa birof'i liwaa'ihaa yaa rabbal alamiin "

Jadikan setiap dari diri kita salah seorang dari ribuan bahkan jutaan manusia semisal Umar Bin Khaththab Ra...

I'm proud to be a muslim
for I love Allah and Islam


CinTa,BencI,TakuTku KareNa AllaH & aSaku


بســــــــــــــــــــــــــــــم الله الرحمـــــــــن الرحيــــــــم


" Sesungguhnya kelak di hari kiamat Allah akan berfirman,' di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naunganKu disaat tidak ada naungan kecuali naunganKu " (HR Muslim)

" Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang kafir " (Qs ali imran : 32)

" Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut pada Allah hingga air susu kembali lagi ke payudara. Dan tidak akan berkumpul debu perang fii sabilillah dengan asap neraka jahannam " (HR At Tirmidzi)

Yaa Allah..
Tak ada cinta dalam diriku kecuali cinta karenaMu
Tak ada benci dalam diriku kecuali benci karenaMu
Tak ada takut dalam diriku kecuali takut karenaMu,takut pada murka dan azhabMu


" Maka apakah penduduk negeri-negeri tersebut merasa aman dari kedatangan siksa Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri tersebut merasa aman dari kedatangan siksa Kami kepada mereka disaat matahari sepenggalan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azhab Allah yang tidak terduga? Tiadalah yang merasa aman dari azhab Allah kecuali orang-orang yang merugi " (Qs al A'raaf : 97-99)

" Dan peliharalah dirimu dari siksa yang tak khusus menimpa orang-orang yang zhalim diantara kalian. Dan ketahuilah, bahwa Allah amat dahsyat siksaNya " (Qs al Anfaal : 25)

Yaa Allah...
Ku merasa aman dalam naunganMu dan perlindunganMu
amankanlah hamba dalam naunganMu
Ku tak merasa aman dari azhab dan murkaMu
lindungilah hamba dari azhab dan murkaMu

Selama hamba bernafas,hamba masih ber-asa :

Allahumma innaa nas'aluka ridhaaKa wal jannah
bi iqaamati daulah khilafah rasyidah
alaa minhaaji nubuwwah
tu'idzdzu bihaal islaama wa ahlahu
wa tudzdzilu bihaal kufra wa ahlahu
innaka alaa kullii syai'in Qadiir
innaka ni'mal maulaa wa ni'ma nasyiir

Allahumma laa tahrimnaa ajrahaa
wa laa tahrimnaal aisya fii dhillihaa
wa akrimnaa bi rof'in liwaa'ihaa
yaa Rabbal Alamiin

yaa Allah
Hamba memohon keridhoan-dan syurgaMu
dengan berdirinya daulah khilafah rasyidah
atas manhaj kenabian
yang dengannya
Engkau muliakan Islam dan umatnya
yang dengannya
Engkau hinakan kekufuran dan pengikutnya
Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pemimpin dan pelindung

(Perkenankanlah asa dan do'a hamba)
Janganlah Engkau haramkan atas diri kami
untuk mendapatkan pahala
dengan perjuangan mendirikan/menegakkan khilafah
dan Janganlah Engkau haramkan atas kami
untuk hidup dibawah naungannya
serta muliakanlah kami
dengan ikut mengibarkan al liwaa
yaa Rabbal alamiin...

Monday, October 5, 2009

a TesT or WraTh?





Difficult times are at every hand
I've clearly seen them nearest by

* in December 26,2004 tsunami shook and came down on acheh.
Afterwards,line of (natural)disasters never stopped dropping by some lands of the country as yet e.g.earthquake,massive flood,...on and on. The lastest one is the earthquake in west sumatra
All above disasters led to large number of material (infrastructure) and immaterial (casualties) loss.
* instead of natural disasters,we have also been through hard times in the life of :
~ Politics---Corruption,trick/fast-talk
~ Social intercourse---Free sex and drugs causing the increasing number of HIV AIDS and abortion
~ Health---Sick people are more and more.Only the rich can afford to pay for their cure.Health is not free but expensive
~ Laws---Man-made laws are so weak to punish the criminals.Notwithstanding the punishment,the criminals remain at large.When money talks,the case is close.
~ Education---Many students dropped out of their study for their parents' poor economy. Capitalistic education does not bring about the ideal pious muslim scholars but liberal ones far away from their values of deen
~ Economy---In islam,riba is haraam and trading is halaal (Qs al baqarah : 275). But in capitalism,riba is allowed in people's every way of life.Riba is the heart of capitalistic economy.The gap between the haves and the have-nots are widely open.Whilst trading and the fair distribution of wealth are the heart of islamic economy.
~ Many more...

Islam seems to be looked upon as a mere spiritual but not political belief.Yet,in capitalistic life,I've seen the more and more muslims seem to 'look down' on their spiritual side of belief such as praying,fasting,zakat,hajj i.e.when they do not pray,get fasting in ramadan,or pay zakat,they do not feel ashamed of the Lord and they do not fear Him.They also have no fear of sins.
What makes this happen?
This happens since capitalism brings forth democracy,liberalism,freedom in all ways of life.
Capitalism through its derivation allows one's nafs to take over the Lord (Allah)'s role as God.
Whilst Allah has admonished us :
" Seest thou such a one as taketh for his god His own passion (or impulse)?Couldst thou be a disposer of affairs for him?or thinkst thou that most of them listen or understand?They are only like cattle - nay,they are farther astray from the way " (Qs al Furqaan : 43-44)


IS IT A TEST OR WRATH?

Looking at these frequent hard times through natural and unnatural disasters, I wonder if it's just a test or wrath of Allah or even both of which.
Whatsoever it is, it always reminds me of Allah's admonition :

~ Qs al A'raaf (7): 96-99 :
" If the people of the towns had but believed and feared Allah, We should indeed have opened out to them all kinds of blessings from heaven and earth; But they rejected the truth,and We brought them to book for their misdeeds . Did the people of the towns feel secure against the coming of our wrath by night while they were asleep? Or else did they feel secure against its coming in bright daylight while they played about care-free? Did they then feel secure against Allah's devising but noone can feel secure from the plan of Allah except those (doomed) to win ! "

~ Qs al Israa' (17) : 16 :
" When We decide to destroy a town, We command those among them who are given the good things of the life to be obedient but they continued to transgress ; so that the word is proved true against them; then We destroy them utterly "


IF IT'S A WRATH,ONLY ISLAM CAN STOP ALLAH'S WRATH

If it's a test, may Allah give strenght of faith and patience with His reward jannah for those muslims who're patient of this test.
If it's a wrath, It's no doubt that only islam can stop Allah's wrath upon the people of the world.
Only Islam with its shari'a implemented whole-heartedly by its state,ad daulah al khilafah ar rashida,can please Allah; then we'll gain His pleasure of the world and hereafter.
Allahu Akbar!