Monday, September 14, 2009

LePaS RaMaDaN, JeLaNg FiTraH


Masihkah terbesit dalam benak kita bagaimana luapan euforia seorang muslim dalam menyambut kedatangan bulan Ramadan?
RAMADAN,
Bulan dimana Allah menjamu kita sebagai tamu yang dimuliakanNya dengan berbagai keistimewaan dalam setiap waktu, amal bahkan nafas.
Nafas kita ikut bertasbih dengan berpuasa, tidur kita bernilai ibadah, amal shalih kita--selama diniatkan ikhlas karena Allah dan dilakukan sesuai ajaran rasulullah SAW--diterima disisi Allah, dan doa-doa kita di ijabah.
Pintu surga terbuka lebar, pintu neraka tertutup rapat, dan iblis terbelenggu. Ramadan adalah mimpi buruk bagi iblis (sehingga tak ada alasan bagi kita untuk bermaksiyat karena kita tak punya alasan mengkambing hitamkan iblis atas dosa-dosa kita. Iblis bisa saja terbelenggu tapi tidak dengan hawa nafsu manusia. Hanya manusialah yang bisa mengendalikannya dengan akal yang dibimbing oleh keimanannya kepada Allah SWT).
RAMADAN,
Bulan yang memiliki 30 hari ;
10 hari pertama sebagai rahmat Allah
10 hari kedua sebagai maghfirah Allah
10 hari ketiga sebagai hari pembebasan manusia dari dosa-dosanya
Di bulan ini, ada satu malam (lailatul Qadar) yang lebih baik dari pada 1000 bulan
Di bulan ini, Allah tak sia-siakan amal manusia sekecil apapun. Amal wajib diganjar pahala 70X lipat, amal sunnah diganjar pahala seperti amal wajib.
RAMADAN,yang didahului bulan rajab dan sya'ban,
bulan dimana terjadi beberapa peristiwa bersejarah Islam;
Isra' Mi'raj, pemindahan kiblat umat Islam, nuzulul Qur'an, perang Badar (17 Ramadan) yang memenangkan kaum muslimin, dan pembebasan kota Mekkah (20 Ramadan).

Setiap waktu yang kita gunakan untuk amal kebaikan bernilai pahala.
Merugilah orang-orang yang :
--- Menyia-nyiakan peluang Ramadan yang diberikan Allah setahun sekali
--- Berpuasa tetapi hanya mendapatkan pahala menahan lapar dan haus tetapi tidak dapat menahan hawa nafsu dari perbuatan dosa
--- Hanya mencukupkan dirinya dengan aktivitas minimalis bukan maksimalis.
--- Tak mendapatkan berkah rahma dan mahfirah Allah di bulan suci ini.


LEPAS RAMADAN, JELANG FITRAH

Di bulan Ramadan,
Allah melatih kita untuk menjadi muslim yang tetap istiqamah dengan ketakwaan utuh sepeninggal Ramadan (Qs al Baqarah : 183)
Seandainya kita ditunjukkan Allah 'dzat' keistimewaan yang terkandung dalam bulan Ramadan, niscaya kita berharap agar seumur hidup kita adalah Ramadan.

Muslim yang berpuasa Ramadan dengan benar akan terlahir suci kembali seperti bayi yang terlahir suci tanpa dosa dari rahim ibu. Karena Allah telah mengampuni dosa-dosanya terdahulu.
Allah ta'alaa berfirman :
" Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama Allah ; tetaplah lurus atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya " (Qs ar Ruum : 30)

Fitrah manusia adalah fitrah yang diciptakan Allah agar manusia tetap dalam karakteristik penciptaannya sebagai manusia yang siap menerima kebenaran Allah, Islam.
Ketika Allah menyempurnakan, meridhai dan mencukupkan Islam sebagai agama kita, Allah menjadikan akal, kebutuhan jasmani dan naluri kita siap untuk tunduk dan patuh pada Islam.
Puasa debfab serangkaian aktivitas Ramadan sejatinya telah mengkondisikan diri kita untuk menyadari dan memahami fitrah kita sebagai hamba Allah yang taat dan berserah diri padaNya.
Ramadan melatih kita untuk menerima Islam apa adanya, yakni Islam sebagai way of life (jalan hidup) yang mengatur aspek spiritual dan politis manusia.
Islam sesuai dengan fitrah manusia. Ketika Islam menolak sekulerisme dan demokrasi dalam bentuk komunisme dan kapitalisme, sejatinya muslim menolak sistem hidup selain Islam.
Sebaliknya, jika manusia menolak fitrah tersebut (Islam), penolakan tersebut akan berdampak pada :
1 DEHUMANISME
penanggalan sebagian / seluruh fitrah manusia sama halnya dengan menanggalkan sifat humanis (manusiawi) dari diri manusia.
Ketika manusia memiliki mata, telinga, dan hati/akal, tetapi tidak digunakannya untuk menerima kebenaran Allah, Allah menilai manusia semacam ini seperti bahkan lebih sesat dari pada binatang,
" Mereka mempunyai kalbu tetapi kalbu itu tidak ia gunakan untuk memahami ayat-ayat Allah. Mereka mempunyai mata, tetapi mata itu tidak ia gunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. Mereka mempunyai telinga, tetapi telinga itu tidak ia gunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi " (Qs al A'raaf : 179)

Manusia juga sering melampaui batas.
Fitrah manusia tidak membenarkan manusia untuk berposisi kecuali sebagai makhluk Allah yang lemah dan terbatas yang menyembah pada Nya. Fitrah tersebut juga tidak membenarkan manusia untuk menempati posisi Tuhannya sebagai pembuat hukum (al Hakim).
Fitrah tersebut juga tak membenarkannya untuk membatasi otoritas Allah dalam aspek spiritual saja sementara ia mengabaikan otoritas Nya dalam mengatur aspek politis manusia. Sekulerisme adalah bentuk penolakan manusia atas fitrahnya. Sekulerisme menjadikan manusia sebagai hamba yang diperbudak oleh hawa nafsunya.
" Terangkan padaKu tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.Apakah kamu menjadi pemelihara atasnya? ataukah kamu mengira bahwa mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah binatang ternak bahkan lebih sesat jalannya " (Qs al Furqan : 43-44)

Ketika manusia melanggar pantangan Allah untuk tidak mendekati zinah apalagi melakukannya, yang terjadi adalah merebaknya virus mematikan HIV AIDS dan marak aborsi yang membunuh jutaan manusia.
Pola hidup sekuler semacam ini akan menggerus dan menanggalkan sifat humanis manusia.


2. KEHANCURAN KEHIDUPAN

Penolakan terhadap fitrah manusia juga akan berdampak pada hancurnya stabillitas kehidupan manusia dengan sesamanya.
Free sex dan narkoba serta akibat buruk yang ditimbulkannya telah merusak kelestarian jenis manusia. Sistem ekonomi liberal ribawi juga telah menjerumuskan negara dunia ketiga dan rakyatnya dalam jerat hutang tak terbayar dan kemiskinan dan kebodohan.
Maha benar Allah dengan firmanNya :
" Barang siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit " (Qs Thaha : 124)

3. KEHANCURAN ALAM

Sistem hidup yang mengabaikan kepedulian pada lingkungan alam akan merusak eksistensi ekosistem yang hidup dalam alam semesta.
Penggundulan,illegal logging, dan pembakaran hutan berakibat pada tanah longsor, dan banjir bandang,
Paceklik di musim kemarau dan banjir di musim hujan serasa belum mendatangkan 100% berkah dr langit dan bumi namun musibah dan bencana. Perbuatan manusia yang merusak telah menhancurkan alam beserta ekosistem yang hidup didalamnya. Dalam kondisi semacam ini, kita hanya bisa bermimpi tentang manusia yang hidup akur dengan alam.

Demikianlah sebagian dampak buruk akibat penolakan manusia terhadap fitrahnya (Islam).
Islam adalah agama sempurna yang menyempurnakan kehidupan manusia dan menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik dan teladan bagi umat lainnya (Qs ali Imran : 110).
Ramadan adalah moment tepat untuk mengawali perubahan yang lebih baik bahkan terbaik.
Dengan segala keterbatasan kita, masih ada peluang untuk mengoptimalkan ibadah di sisa 10 hari terakhir bulan Ramadan sebelum Ramadan meninggalkan kita dan hari yang fitri menjelang...Hari raya sejatinya untuk merayakan kemenangan umat Islam yang berpuasa ramadan dengan benar, dengan semangat hidup baru, dan jalan hidup baru yang lebih baik dari hari kemarin...


" Allahumma laa taj'alhu aakhiral ahdi min shiyaaminaa iyyahu. Fa inji'altahu faaj'alnii marhuuman wa laa taj'alnii mahruuman "
( Yaa Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai ramadan terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati bukan puasa yang hampa semata)