Friday, September 24, 2010

Tips Lindungi Anak dari Dampak Negatif Internet


Internet saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok. Banyak keluarga berlangganan internet, sehingga anggota keluarga dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu, kehadiran telepon seluler juga memungkinkan seseorang dapat mengakses internet kapan saja dan dari mana saja. Tak terkecuali anak-anak.

Terlebih munculnya jejaring sosial seperti facebook dan twitter, membuat anak-anak ketagihan internet. Mengapa? Karena mereka mendapatkan pengalaman baru dan kenyamanan dengan berinternet. Mereka mendapat sesuatu dari dunia maya yang tidak bisa didapatkan di dunia nyata.

Di dunia maya, seseorang bisa menjadi orang lain yang diinginkannya. Misal, seorang anak yang pemalu atau bahkan minder, menjadi agresif ketika berkenalan melalui chatting, e-mail atau faceebook. Ia lebih percaya diri karena temannya di dunia maya tidak tahu dia dalam dunia nyata. Anak-anak itu juga dapat membuat diri mereka menjadi karakter ideal, seperti cantik, kaya, atau hal lain yang mungkin berbeda dengan kehidupan nyata mereka.

Pertemanan tanpa batas pun terjadi, termasuk yang menjurus pada masalah intim.Ya, internet telah menjadi media bagi maniak seks bebas untuk mencari mangsa. Bayangkan, menurut data, ada 750.000 predator seksual setiap hari yang memanfaatkan ruang rumpi (chatting room) untuk berkenalan, kemudian merayu untuk melakukan hubungan seks. Mereka umumnya membidik para ABG yang belum berpengalaman dalam interaksi sosial. Bukankah sudah banyak remaja yang hilang kegadisannya setelah kopi darat dengan teman chatting-nya di dunia maya?

Karena itu, wajib bagi orang tua melindungi anak dari bahaya penggunaan internet, seperti pornografi dan para predator seksual. Beberapa tips berikut bisa dicoba:

1. Pahamkan tentang hukum internet dan pemanfaatannya.

Memang, dari sisi teknologi internet tidak haram, tapi kalau dimanfaatkan untuk hal-hal yang diharamkan akan menjadi haram. Tanamkan rasa takut pada Allah SWT, sehingga walau orang tua tidak ada, dia tahu bahwa Allah SWT memperhatikan dan melihat apa yang dilakukannya. Misal saat muncul situs porno, mereka dapat mengambil tindakan yang tepat. Mereka juga dapat memilah teman-temannya di facebook.

2. Orang tua jangan gaptek

Jangan mengganggap diri terlalu tua atau terlalu bodoh untuk mempelajari internet. Jadi, jangan gaptek (gagap teknologi). Kalau perlu, berbagilah dengan anak untuk sama-sama memahami teknologi. Kalau anak punya akun facebook, hubungkan dengan akun Anda agar tahu apa isinya, walau mungkin pakai nama samaran.

3. Letakkan komputer di tempat yang mudah dilihat.

Kadang orang tua merasa bangga dapat memajang komputer yang terhubung internet di kamar anaknya. Hal ini sebenarnya akan membahayakan anak karena mereka dapat leluasa mengakses situs-situs yang tidak baik tanpa diketahui orang tua. Sebaliknya, dengan meletakkan di tempat terbuka, misalnya di ruang keluarga, Anda dapat memantau situs apa saja yang dibuka anak.

4. Batasi penggunaan internet

Jangan biarkan anak-anak terlalu asyik di dunia maya. Tetapkan berapa lama internet boleh digunakan dan situs apa saja yang boleh diakses. Jelaskan juga, mengapa Anda melakukan hal ini dan bantu anak untuk memahami keputusan ini. Tanamkan bahwa itu semua demi kebaikan anak, bukan mengekang.

5. Jaga komunikasi yang baik dengan anak

Luangkan waktu untuk bercanda dengan anak dan berkomunikasi dengan terbuka. Komunikasi yang baik dan keakraban akan memudahkan Anda untuk menanamkan nilai-nilai moral. Anda dapat menjelaskan kepada anak apa saja bahaya penggunaan internet agar mereka tidak mudah terkecoh.

6. Antisipasi agar anak tidak kecanduan.

Ciri anak yang kecanduan internet antara lain melupakan aktivitas sehari-hari, seperti belajar, mandi, dan salat. Umumnya anak akan marah bila dibatasi dalam menggunakan internet. Dia juga cenderung enggan berkomunikasi dengan orang lain dan bersifat tertutup, atau hanya mau berteman dengan orang tertentu saja. Bila kondisi ini sudah menggejala, perlu perlakuan khusus untuk menyadarkan anak agar memahami dampak buruk kecanduan internet. Ajak anak bicara dari hati ke hati, pahamkan bahwa ini semua demi kebaikan dan masa depannya

Wallaahu a'lam

Saturday, September 18, 2010

Rasul Menangis Karena Rabbnya





Hakikat menangis, Rasul SAW juga sebagai tauladan yang mutlak bagi semua umatnya dalam segala segi, termasuk dalam praktek menangis karena Rabbnya.

Beliau terbukti sering menangis baik sedang berada di tempat sepi ataupun di depan orang banyak, baik sewaktu membaca, atau mendengar ayat-ayat al-Qur’an bahkan disebabkan hal lain. Untuk lebih jelas mari kita perhatikan beberapa riwayat di bawah ini:


Menangis sewaktu shalat karena bacaan Al Qur’an



عن ابن عمر قال إخبرينا بأعجب ما رأيته من رسول الله صلى الله عليه وسلم
فبكت وقالت كل أمره كان عجبا أتاني في ليلتي حتى مس جلده جلدي ثم قال
ذريني أتعبد لربي عز وجل قالت فقلت والله إني لأحب قربك وإني أحب أن تعبد
ربك فقام إلى القربة فتوضأ ولم يكثر صب الماء ثم قام يصلى فبكى حتى بل
لحيته ثم سجد فبكى حتى بل الأرض ثم اضطجع على جنبه فبكى حتى إذا أتى بلال
الصبح قالت فقال يا رسول الله ما يبكيك وقد غفر الله لك ما تقدم من ذنبك
وما تأخر فقال ويحك يا بلال وما يمنعني أن أبكي وقد أنزل علي في هذه
الليلة إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي
الألباب ثم قال ويل لمن قرأها ولم يتفكر فيها.

Dari Ibnu Umar RA (hai Aisyah!) beritahu kami tentang apa yang paling mengagumkan dari yang kamu lihat pada Rasulullah SAW, maka ia menangis dan berkata: Semua tingkah lakunya selalu mengagumkan. Pada suatu malam beliau datang kepadaku hingga bersentuhan kulitnya dengan kulitku, kemudian beliau bersabda: Perkenankan aku menyembah Rabbku Azza wa Jalla, maka aku berkata: demi Allah sungguh aku sangat senang engkau berada di dekatku, dan aku juga segan engkau menyembah Rabbmu.

Maka beliau berdiri untuk mengambil air wudlu dalam gariba, dan beliau tidak banyak menggunakan air, kemudian beliau melakukan shalat maka menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya, kemudian sujud maka menangis hingga air matanya membasahi lantai, kemudian beliau berbariang dan terus menangis hingga tiba waktu shubuh terdengar suara Bilal.

Aisyah berkata: Bilal berkata: hai Rasulallah apa yang membuat engakau menangis, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang dahulu ataupun yang akhir. Aduhai Bilal! Bagaimana aku tidak menangis sedangkan pada malam ini telah turun kepadaku inna fii khalqissamawat … Kemudian belliau bersabda: sungguh rugi orang yang membacanya tanpa disertai dengan tafakkur. Dengan hadis di atas maka jelaslah bahwa menangis sewaktu shalat karena membaca al-Quran adalah sunah Rasul yang mesti diikuti ummatnya.



Menangis karena mendengar Al-Qur’an dibacakan



عن عمرو بن مرة قال قال لي النبي صلى الله عليه وسلم اقرأ علي قلت آقرأ
عليك وعليك انزل قال فإني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت عليه سورة النساء
حتى بلغت فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد قال أمسك فإذا عيناه تذرفان

Dari Amr bin Murrah, Rasulullah SAW bersabda: Bacakan kepadaku (Al Qur’an)! Apakah patut aku membacakan kepadamu, padahal kepadamu diturunkannya? Beliau bersabda: Aku ingin mendengar dari yang lain. Maka aku bacakan surat al-Nisa hingga sampai bacaan ku pada ayat كيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد beliau bersabda: "tahanlah (berhenti)!"
Ternyata kedua mata mencucurkan air mata.


Rasulullah saw tidak saja mudah menangis sewaktu membaca al-Quran, akan tetapi dikala beliau mendengar pun ternyata begitu mudah meneteskan air mata hingga tidak sanggup melanjutkannya.


Menangis karena kondisi lain


Jika ada yang berpandangan bahwa menangis hanya dinilai baik bila sedang sendirian pada waktu sunyi maka sesungguhnya Rasulullah saw suka menangis tidak hanya pada waktu sendirian dan ditempat sunyi. Beliau sebagai hamba yang paling dicintai Allah, ternyata tidak hanya menangis karena membaca al-Qur’an atau mendengarnya di tempat yang sepi pada malam hari akan tetapi beliau terkadang menangis juga di ruang terbuka dan didengar oleh para sahabat, hingga membuat mereka menangis karena terbawa tangisannya.



عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم لما أقبل من غزوة تبوك واعتمر
فلما هبط من ثنية عسفان أمر أصحابه أن يستندوا إلى العقبة حتى أرجع
إليكم فذهب فنزل على قبر أمه فناجى ربه طويلا ثم إنه بكى فاشتد بكاؤه
وبكى هؤلاء لبكائه وقالوا ما بكى نبي الله صلى الله عليه وسلم بهذا
المكان إلا وقد حدثت في أمته شئ لا يطيقه فلما بكى هؤلاء قام فرجع إليهم
فقال ما يبكيكم قالوا يا نبي الله بكينا لبكائك قلنا لعله حدث في أمتك
شئ لا تطيقه قال لا وقد كان بعضه ولكن نزلت على قبر فدعوت الله أن يأذن
لى في شفاعتها يوم القيامة فأبى الله أن يأذن لي فرحمتها وهي أمي فبكيت
الحديث

Dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW ketika kembali dari perang Tabuk dan melakukan umrah dan ketika sammpai di Asfan beliau menyuruh para sahabat untuk menunggu di Aqabah hingga aku (Rasul) datang kepadamu. Maka beliau pergi dan turun menuju kuburan ibunya, maka bermunajat (merintih) kepada Rabbnya demikian lama, kemudian beliau menangis dan semakin menjadi menangisnya, maka merekapun pada menangis karena tangisannya. Dan mereka berkata: Nabi SAW tidak akan menangis di tempat ini kecuali ada yang menimpa ummatnya yang beliau tidak mampu memikulnya.

Ketika mereka semua menangis beliau berdiri dan kembali menghadap kepada mereka seraya bersabda: mengapa kalian menangis? Meraka berkata: hai Nabiyullah kami menangis karena engkau menangis. Kami berkata: boleh jadi ada sesuatu yang menimpa ummatmu yang engkau sanggup menghadapinya. Beliau bersabda: ya itu diantara penyebabnya, tapi juga karena aku turun menuju kuburan maka aku berdo’a kepada Allah mohon diizinkan untuk membersyafaat kepadanya pada hari kiamat, maka Allah menolaknya maka aku mengasihaninya karena dia adalah ibuku maka aku menangis……(alhadits)




Hadits diatas menjelaskan tentang tangisan Rasul yang terdengar oleh para sahabat yang membuat mereka hanyut dalam kesedihan. Artinya para sahabat menangis karena terpangaruh oleh Rasulullah Saw. Dan pada kondisi lain terjadi sebaliknya, yaitu Rasulullah menangis karena mendengar para sahabat menagis, sebagaimana keterangan Abu Hurairah:



قال أبو هريرة لما نزلت أفمن هذا الحديث تعجبون قال أهل الصفة إنا لله
وإنا إليه راجعون ثم بكوا حتى جرت دموعهم على خدودهم فلما سمع النبي صلى
الله عليه وسلم بكاءهم بكى معهم فبكيت لبكائه فقال النبي صلى الله عليه
وسلم لا يلج النارمن بكى خشية الله ولا يدخل الجنة مصر على معصية الله
ولو لم تذنبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيغفر لهم ويرحمهم إنه هو
الغفور الرحيم

Abu Hurairah berkata: ketika turun ayat “afamin haadzal hadiitsi ta’jabuun” Ahi Shuffah berkata: “innaa lillah wainnaa ilaihi raji’un”. Kemudian mereka menangis hingga pipi mereka penuh dengan air mata. Ketika Rasulullah mendengar tangisan mereka, beliaupun menangis bersama mereka, maka akupun menangis. Maka Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah dan tidak akan masuk surga orang terus menerus ma’siat kepada Allah. Sekiranya kamu tidak berdosa pasti Allah akan mewafatkanmu dan Dia akan mendatangkan satu kaum yang berdosa kemudian mengampuni dan menyayangi mereka. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang"





Dua hadits ini menjelaskan bahwa suasana sangat mendukung untuk mencapai kekhusyuan. Dua peristiwa yang sangat mengagumkan. Pertama gambaran bahwa para sahabat mendengar Rasul menangis maka mereka pun menangis padahal mereka belum mengetahui apa yang membuat Rasul menangis. Pada hadis kedua dapat kita saksikan bahwa para sahabat sangat peka dan sensitif dikala mendengar ayat al-Quran.

Mereka merasa bahwa setiap kali ayat diturunkan maka merekalah yang menjadi sasaran utama. Seolah-olah ayat ini menegur mereka hingga mereka merasa sebagai yang terancam dengan siksa. Abu Hurairah menangis terpengaruh oleh tangisan Rasul, dan Rasul menangis ketika mendengar para sahabat menangis sementara sahabat menangis karena menengar ayat dibacakan kepada mereka.

Karena itu muhasabah bersama sangat diperlukan untuk mendidik dan melatih diri kita agar hati kita menjadi lembut. Mudah-mudahan dengan kedua hadits ini, hamba-hamba Allah yang merasa ragu akan keshahihan muhasabah bersama kiranya dapat menjalin hubungan dan meningkatkan ukhuwwah Islamiyah dengan yang biasa melakukan muhasabah bersama.

Karena hal tersebut sudah jelas bermanfaat untuk silaturrahim antar sesama muslimin muslimat, meski latar belakang mereka berbeda namun dapat berkumpul pada waktu yang sama ditempat yang sama untuk membina diri meraih hakikat takwa kepada Allah SWT.


Wallahu 'alam.

Monday, September 6, 2010

Manusia yang Rugi dan Beruntung


Siapa manusia yang merugi?'

Berdasarkan hadist dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :


" Sungguh rugi seseorang ketika : (1). Namaku disebut disampingnya tetapi dia tidak bershalawat atasku.

Sungguh rugi seseorang yang :
(2). Bertemu dengan Ramadhan, lalu Ramadhan itu berlalu darinya sebelum dosa-dosa dirinya diampuni.

Dan sungguh rugi seseorang yang :
(3). Mendapati kedua orang tuanya dalam keadaan renta, tetapi keduanya tidak menjadi sebab yang memasukkannya ke dalam surga..Rib'i berkata, 'Aku tidak tahu kecuali ia berkata : atau salah satu dari kedua orang tuanya'..." (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim)



'Lalu, siapa manusia yang beruntung?'


Berdasarkan Qs al Ashr : 1-3, bahwa Allah SWT berfirman :

" Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali :

(1). Orang-orang yang beriman (beriman = meyakini, percaya pada Allah dan apa-apa yang Dia perintahkan untuk kita imani / yakini / percaya100% tanpa keraguan sedikitpun, yakni beriman pada kitabullah, para malaikat, nabi dan rasul, hari akhir, serta Qadha' dan QadarNya~> mengimani semuanya dari hasil proses 'tafkir' / berfikir mendalam manusia yang dibimbing wahyu Allah~> hingga ia merasa wajib untuk membuktikan dan merealisasikan keimanannya pada rukun iman 6 dalam kehidupan sehari-hari dengan mentaati syari'ahNya secara kaffah, disertai sikap 'tasliman' / menerima dengan sepenuh hati~> Qs an Nisaa' : 65)

(2). Orang-orang yang mengerjakan amal sholih (amal sholih~> amal yang mendapatkan 'reward' / pahala dengan menjalankan apa-apa yang di'wajibkan' / diperintahkan oleh Allah dan apa-apa yang di'sunnahkan' oleh Allah. Sedangkan amal yang di'mubahkan' oleh Allah akan dia seleksi sebatas apa yang ia butuhkan bukan sekedar ia inginkan).

(3). Orang-orang yang saling menasihati supaya mentaati kebenaran (kebenaran = Islam~> menyeru kepada Islam (da'wah Islam) / amar ma'ruf nahi munkar).

(4). Orang-orang yang saling menasihati supaya menetapi kesabaran~> dalam ber'amar ma'ruf nahi munkar, kita sering menghadapi resiko untuk ditolak, dimarahi, dicaci, dikucilkan, diintimidasi, di anggap aneh / asing, bahkan ditangkap atau dibunuh~> semua ini tak kuasa kita jalani kecuali dengan menetapkan diri kita untuk bersabar karena Allah, seraya terus berusaha istiqamah dalam aktivitas saling menasihati supaya mentaati kebenaranNya, yakni mentaati hukum Islam.





Post Script :
1. Ternyata, kunci sukses manusia di dunia dan akhirat itu mahal, karena surga Allah di akhirat itu mahal tak ternilai oleh dunia dan alam semesta.

2. Moto kehidupan seorang muslim sejati (mu'min) : berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian~> dunia adalah tempat singgah dan berteduh kita untuk mengumpulkan bekal yang cukup untuk kita bawa ke akhirat, tujuan akhir hidup kita. Dunia ini menggoda namun hina dan fana dalam pandanganNya. Maka, jangan mudah tergoda dengan kefanaan perhiasan dunia. Bagi seorang mu'min, kehidupan dunia--dalam suka dan dukanya-- penuh dengan ujian, perjuangan dan pengorbanan.


" Ya Allah,
Tetapkanlah hamba di jalanMu, walau jalan itu amat berliku-liku dan terjal. Sering kuhadapi godaan dan hambatan serta kualami kekhilafan, kesalahan, dan dosa-dosaku padaMu dan sesamaku dalam menapaki jalanMu yang lurus. Luruskanlah hamba ketika hidupku bengkok. Meski terasa sakit....
Jadikanlah hamba manusia yang beruntung di yaumil hisab "