Thursday, February 21, 2008

DemOkraSi SeBaGai ALaT MeMaKmurKan RaKyaT DiperTanYakan

Demokrasi sebagai alat memakmurkan rakyat, memperkokoh persatuan dan kesatuan demi tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dipertanyakan.

"Kalau memang demikian, apa demokrasi yang ada sekarang sudah final bagi bangsa ini. Harap diketahui bahwa demokrasi adalah alat untuk memakmurkan rakyat. Tapi, demokrasi yang berkembang sekarang justru membawa rakyat ke suatu konflik sosial dari tingkat pusat sampai daerah-daerah berkaitan dengan Pilkada," kata mantan Ketua DPP Golkar Pinantun Hutasoit, di Jakarta, Kamis (21/2).
Hal itu disampaikan berkaitan dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa demokrasi di Indonesia kini telah mencapai tahapan "tak bisa kembali ke masa lalu". Dalam kaitan itu, Pinantun menunjuk contoh konflik akibat Pilkada di Maluku, Kendari, Sulawesi Selatan dan daerah-daerah lainnya.

"Konflik yang sangat deras akibat pilkada jelas merugikan bagi upaya memupuk persatuan dan kesatuan karena justru membuat masyarakat menjadi semakin rentan terhadap disintegrasi," katanya.

Padahal, menurut tokoh senior Ormas MKGR ini, masyarakat Indonesia berpotensi untuk dipecah-pecah, mengingat bangsa ini terdiri multi-suku, budaya dan agama.

Dia juga menilai, sampai saat ini, tak satupun Pilkada menghasilkan upaya yang bermanfaat untuk meningkatkan kemakmuran dan mengurangi jumlah kemiskinan. Karena itu, semua pihak hendaknya mawas diri dalam melihat, menilai dan menyikapi keadaan Indonesia sekarang.
Mantan anggota MPR/DPR ini berpendapat, bila demokrasi dengan praktek seperti sekarang terus dipertahankan, "saya khawatir Indonesia akan jadi kepanjangan tangan dari negara besar, yang memang tidak senang terhadap utuh dan makmurnya negara ini". [rol]

No comments: