Tuesday, January 1, 2008

Bencana Alam di Berbagai Tempat di Indonesia

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [ar rum:41]

htilogo.jpg

بسم الله الرحمن الرحيم

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

LAJNAH I’LAMIYAH
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Jakarta, 1 Januari 2008

PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA
Nomor: 02/PU/E/01/2008
TENTANG BENCANA ALAM DI BERBAGAI TEMPAT DI INDONESIA

Akhir tahun 2007, ditandai dengan bencana alam di berbagai daerah di Indonesia. Tanah longsor terjadi di Tawang mangu Karanganyar Jawa Tengah, korban diperkirakan mencapai 65 orang. Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo terjadi di Solo hingga Bojonegoro. Setelah sebelumnya surut, banjir kembali melanda sejumlah tempat di Solo. Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo di kota Bojonegoro Jatim meluas. Setelah tiga hari merendam sebagian besar wilayah Bojonegoro, banjir juga meluas ke Lamongan, Jatim. Sementara di Kabupaten Ngawi Jawa Timur dari jumlah pengungsi banjir yang diperkirakan mencapai 120.000 orang tersebut, sedikitnya ada 6.350 warga hingga kini masih bertahan di sejumlah tempat-tempat pengungsian.

Bencana juga terjadi di Sumatera. Para pengungsi korban banjir di Kota Jambi, terutama di tenda-tenda yang disiapkan pemerintah dilaporkan kekurangan selimut. jumlah warga yang mengungsi ke tenda yang disiapkan pemerintah bertambah menjadi 51 kepala keluarga atau menjadi 175 jiwa yang sebelumnya hanya 36 KK (159 jiwa). Jumlah warga yang mengungsi di rumah tetangga dan keluarganya yang tidak terkena banjir jumlahnya mencapai ratusan kk atau ribuan jiwa. Ribuan rumah penduduk, sebagian besar milik para nelayan tradisional dan petani tambak yang tinggal secara turun temurun di sepanjuang pesisir pantai Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaporkan kini terancam abrasi laut.

Akibat bencana ini puluhan ribu rumah rusak akibat terendam banjir dan longsor. Puluhan ribu orang mengungsi, dan tidak sedikit yang meninggal dunia. Kota-kota dan desa lumpuh. Luapan air juga menggenangi ratusan hektar persawahan serta sarana transportasi. Wabah penyakit diare dan leptospirosis yang biasa muncul pascabanjir mengancam warga. Disamping itu, akibat masih belum lancarnya bantuan kepada pengungsi, ancaman kelaparan pun sangat mungkin terjadi. Yang jelas, bencana alam ini akan menambah penderitaan rakyat miskin yang sudah menderita selama ini.

Korban banjirpun banyak mengeluhkan lambannya pemerintah untuk menolong mereka. Di beberapa tempat tidak sedikit korban banjir harus menahan lapar, haus dan kedinginan akibat lambannya evakuasi. Pengungsipun tidak dengan cepat mendapat bantuan makanan dan selimut. Ironisnya, disaat banyak berbagai daerah ditempa bencana, pesta tahun baru pun tetap digelar dengan gegap gempita dengan dana yang besar. Pusat-pusat perbelanjaan penuh, puluhan ribu orang berduyun-duyun datang ke pusat-pusat kota untuk merayakan pesta ini semalam suntuk. Makanan mewahpun dihidangkan di restoran-restoran untuk menyambut Tahun Baru.

Berkenaan dengan itu Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan :

  1. Keprihatinan yang amat mendalam atas terjadinya musibah ini. Bagi yang meninggal dunia kami mendoakan agar diampuni dosanya oleh Allah SWT dan diberikan tempat yang layak. Bagi yang masih hidup agar menghadapi segala musibah ini dengan kesabaran dan tawakal.
  2. Dari musibah ini seharusnya kita mengambil pelajaran, disamping merupakan gejala alam biasa, bencana alam ini tidak bisa dilepaskan dari keserakahan manusia yang merusak alam hanya untuk kepentingan materi tanpa memikirkan dampaknya bagi alam dan manusia. Seperti yang dinyatakan oleh Otto Soemarwoto, pakar lingkungan dari Universitas Padjadjaran, banjir dan longsor seperti terjadi saat ini sebagai risiko dari musim hujan yang diperparah dengan kerusakan lingkungan.
  3. Musibah ini juga memberi pelajaran tentang betapa lemahnya kita sebagai manusia dihadapan Allah SWT. Karena itu, kita harus bertanya pada diri kita apakah pantas kita mempertahankan sikap durhaka kepada Allah SWT dengan tidak taat kepada hukum-hukumNya. Bencana demi bencana ini seharusnya membuat kita lebih taat lagi kepada Allah SWT dengan mencampakkan sistem sekuler-kapitalisme selama ini yang telah membuat kita jauh dari Syariah Islam.
  4. Menyesalkan lambannya tindakan pemerintah untuk menangani korban bencana, pemerintah juga sepertinya tidak mengambil pelajaran dari berbagai bencana yang terjadi sebelumnya. Seharusnya, pemerintah jauh hari sebelumnya melakukan upaya pencegahan (preventif) untuk menghindari terjadinya bencana ini, paling tidak bisa meminimalisasi dampak kerusakannya. Karena itu, pemerintah harus melakukan penanganan secepatnya, menolong korban dan memberikan bantuan logistik yang diperlukan.
  5. Menyesalkan sikap yang tidak mencerminkan rasa keprihatinan terhadap bencana ini, yang ditunjukkan dengan perayaan pesta tahun baru yang penuh dengan kemewahan dan hura-hura di tengah jerit tangis para korban banjir. Seharusnya, dana yang besar untuk pesta tahun baru bisa diberikan kepada korban bencana yang jelas akan meringankan beban hidup mereka.
  6. Menyerukan kepada umat Islam untuk mengulurkan bantuan apa saja yang bisa diberikan, sebagai manifestasi dari pelaksanaan fardhu kifayah guna membantu penderitaan korban bencana. Untuk itu, Hizbut Tahrir Indonesia juga telah membuka Posko HTI Peduli Banjir sejak 26 Desember 2007, melakukan evakuasi, membuka dapur umum, pelayanan kesehatan dan lain-lain. Uluran dana dapat disalurkan melalui Posko HTI Peduli Banjir cabang Jawa Tengah: rekening BCA atas nama Ahmad Fadholi: 015-222-7947, dan Jawa Timur: rekening BCA atas nama Rizka Miladiah: 258-051-9949.

Semoga Allah memberikan kesabaran dan kekuatan kepada kita dalam menghadapi musibah ini serta kelapangan dada dan pikiran untuk memetik hikmahnya. Amien.

Ketua Lajnah I’lamiyah
Hizbut Tahrir Indonesia

M. Farid Wajdi
Hp: 08179002283

No comments: