Ada sebuah dialog menarik antara seorang laki-laki dengan Abu Hazm:
“Apa syukurnya kedua mata?”
“Apabila engkau melihat sesuatu yang baik, engkau menceritakannya. Tetapi apabila engkau melihat keburukan, engkau menutupinya.”
“Bagaimana syukurnya telinga?”
“Jika engkau mendengar sesuatu yang baik, peliharalah. Manakala mendnegar sesuatu yang buruk, cegahlah!
“Bagaimana syukurnya tangan?”
“Jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu, dan janganlah engkau menolak hak Allah yang ada pada kedua tanganmu.”
“Bagaimana syukurnya perut?”
“Bawahnya berisi makanan, sedang atasnya penuh dengan ilmu.”
“Syukurnya kemaluan?”
Abu Hazm menjawabnya dengan membaca Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 1-7.
“Bagaimana syukurnya kaki?”
“Jika engkau mengetahui seorang shalih yang mati dan engkau bercita-cita dan berharap seperti dia, dimana dia melangkahkan kakinya untuk taat dan beramal shalih semata, maka contohlah dia. Dan apabila engkau melihat seorang mati yang engkau membencinya, maka bencilah amalnya. Maka engkau menjadi orang yang bersyukur.”
Abu Hazm menutup jawabannya, “Orang yang bersyukur dengan lisannya saja tanpa dibuktikan dengan amal perbuatan dan sikap, maka ia ibarat seorang punya pakaian, lalu ia pegang ujungnya saja, tidak ia pakai. Maka sia-sialah pakaian tersebut.”
Keutamaan bersyukur:
1. Allah akan ingat kepada orang yang senantiasa bersyukur.
2. Akan terminimalisir dari sifat-sifat ingkar kepada Allah Swt.
No comments:
Post a Comment