Friday, May 30, 2008

PeRs ReLeaSe: AkSi UmMat ToLak KenAikaN BBM

بسم الله الرحمن الرحيم

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

KANTOR JURUBICARA
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Nomor : 134/PU/E/05/08 Jakarta, 30 Mei 2008 M

PERNYATAAN
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

“Aksi Ummat Tolak Kenaikan BBM”

Hari Jumat 22 Mei 2008 lalu akhirnya pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM. Pemerintah telah jelas-jelas mengabaikan keberatan rakyat dan sama sekali tidak memperhatikan sederet solusi alternatif yang diberikan oleh para ahli ekonomi untuk menghindari kenaikan BBM.

Bila disebut bahwa keputusan ini demi rakyat, faktanya justru dengan kenaikan BBM hidup rakyat semakin susah. Harga barang dan jasa pasti akan naik, membuat jumlah orang miskin bertambah dan kemungkinan, bila PHK terjadi, pengangguran juga akan berlipat-lipat. Bantuan Tunai Langsung (BLT) plus sembako yang akan dibagikan kepada 19,1 juta rakyat miskin tidaklah mencukupi karena selain jumlahnya kurang, juga sifatnya hanya sementara. Lagi pula itu hanya untuk 19 juta rakyat, sementara puluhan juta rakyat lainnya yang tidak masuk kategori miskin (menurut ukuran pemerintah), tidak mendapatkan apa-apa padahal mereka juga bukanlah kategori orang kaya. Mereka ini, juga terkena dampak kenaikan BBM.

Bila dikatakan bahwa kenaikan BBM diperlukan untuk mempertahankan APBN, mengapa sejumlah solusi alternatif yang diberikan oleh para ahli diabaikan begitu saja? Tidak terlihat satupun dari alternatif itu dilakukan oleh pemerintah. Dalam iklan sehalaman penuh di semua media cetak, disebutkan bahwa pemerintah sudah melakukan penghematan Rp 30 triliun dari anggaran departemen. Bila benar begitu, mengapa BBM masih dinaikkan? Bukankah dengan kenaikan rata-rata 28,7% pemerintah hanya menghemat Rp 25 triliun? Jadi, untuk siapa sebenarnya kenaikan BBM ini dilakukan oleh pemerintah?

Berkaitan dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BMM, HizbutTahrir Indonesia menyatakan:

  1. Menolak keputusan pemerintah itu karena kenaikan harga BBM akan menambah kesengsaraan rakyat, dan bukan cara yang sahih untuk mengatasi krisis keuangan negara. Pemerintah adalah pemimpin yang mengurus kepentingan rakyat, yang seharusnya mewujudkan kemaslahatan rakyat, bukan malah membuat mereka menderita! Rasulullah Muhammad yang mulia bersabda,

وَاْلإِِمَامُ الَّذِيْ عَلىَ النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Dan imam yang memimpin manusia adalah laksana seorang penggembala, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya” (HR.Muslim).

  1. Bahwa kenaikan harga BBM tidak lain adalah jalan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk keberhasilan liberalisasi sektor hilir migas sebagaimana ditegaskan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

‘Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas…. Namun, liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi pemerintah. Sebab kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk.” (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, Kompas, 14 Mei 2003).

Oleh karena itu, Hizbut Tahrir Indonesia menolak liberalisasi sektor migas ini karena pasti hanya akan menguntungkan perusahaan migas asing dan sebaliknya akan sangat merugikan rakyat Indonesia yang hakikatnya adalah pemilik dari migas tersebut. Maka, cara-cara seperti itu dalam pengelolaan SDA harus ditinggalkan.

  1. Akhirnya, Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, bahwa sesungguhnya negeri ini tidaklah akan bisa keluar dari krisis yang ada kecuali bila di negeri ini diterapkan syariat Islam secara kaffah. Dengan syariah itulah kita mengatur ekonomi dan aspek lain sedemikian sehingga keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian serta kemuliaan rakyat bisa dicapai. Oleh karena itu, harus ada gerakan bersama untuk kembali kepada syariah Islam.

Maka bersama ini kami mengajak untuk bergabung bersama dengan sejuta ummat dari berbagai elemen pada Aksi Ummat Tolak Kenaikan BBM. Ahad, 1 Juni Jam 13.00 di depan Istana Negara Jakarta. Mari kita tunjukkan penolakan, kekecewaan, dan ketidakpercayaan kita. Tunjukkan pula keinginan kita untuk perubahan bagi tegaknya syariah dan kepemimpinan yang amanah di negeri ini. Tentu demi Indonesia yang lebih baik.

Terakhir, ingatlah pada sabda nabi “Ya Allah, siapa saja yang menjadi pengatur urusan umatku kemudian ia memberatkan mereka, maka beratkanlah ia” (HR. Muslim)

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: Ismaily@telkom.net

Gedung Anakida Lantai 7
Jl. Prof. Soepomo Nomer 27, Jakarta Selatan 12790
Telp / Fax : (62-21) 8353253 Fax. (62-21) 8353254
Website : http: www.hizbut-tahrir.or.id

No comments: