Kurt Westergaard, menggambar kepala Wilders yang bermahkota bom dalam sebuah kartun. Ini nyaris seperti yang pernah ia gambarkan pada Nabi Muhammad. Dalam kartun dibubuhi tulisan, "Berbahaya! Kebebasan Berekspresi".
Kartunis kontroversial berkewarganegaraan Denmark, beralasan hal itu dilakukannya sebagai pelampiasan ketidaksukaannya pada pembuat film Fitna Geert Wiilders. Karena Wilders menyuplik karyanya di filmnya, kartun Nabi Muhammad bersorban bom, tanpa seijinnya. Karena itu merupakan pelanggaran hak cipta.
Sementara itu, koran paling berpengaruh di Belanda, NRC Handelsblaad, memuat secara beruntun mengenai Wilders dalam beberapa laporan mendalam.
Perbincangan isu Wilders di media tentu saja memancing perbincangan dari kalangan warga Belanda. Komentar pendek atau obrolan sering kali muncul di dalam kereta api, trem, ruang tunggu stasiun, halte, kafe-kafe, bahkan dalam percakapan ringan di rumah.
Jangan bayangkan, perbincangan berat tentang sikap Wilders dan Fitna, sebagian di antara mereka bahkan menganggap yang dilakukan sebagai lelucon.
Apa reaksi masyarakat terhadap Fitna dan Wilders? Tidak semua menyukai gaya sarjana hukum yang menikahi perempuan Hongaria itu serta film yang disebut-sebut menyamakan Islam dengan fasisme tersebut. Meski sisanya lebih suka tak ambil pusing dengan sikap politiknya.
Jan Pieter, pegawai bank di Amersfoort misalnya, merasa geli dengan ulah Wilders. Namun, sikapnya hanya dinilai sebagai bagian dari kebebasan berekspresi di Belanda. "Dia cukup berani mengatakan begitu. Namun tentu saja, masyarakat Belanda tidak seperti itu, tidak ada masalah dengan Islam," ujarnya. "Wilders hanya mencari sensasi," umpat Anneke, salah satu aktivis perempuan asal Wageningen.
No comments:
Post a Comment